Sabtu, 03 Oktober 2020

Jalan pagi

Lama sekali  saya tidak jalan di minggu pagi,  kira  kira sekitar  6 bulan lalu,  sejak ada pandemi corona, bulan Maret  lalu.

Hari ini kuusahakan bisa jalan pagi. Cuaca  tidak secerah biasanya, tidak juga kudapati burung  burung yang berkicau  diatas rumahku, tapi masih ada satu burung ketilang di jauh sana berkicau memanggil temanya.

 Agak mendung, kayak ada tanda tanda akan hujan,  musim penghujan segera tiba. Tanaman sudah banyak yang kering berharap  hujan segera turun  membasahi  pucuk  daun yang disangga ranting dan batang. 

Jalan yang saya lewati naik turun  tidak rata,  tapi sudah  halus di aspal warga. Sudah bisa mengikuti  perkembangan  desa desa lainya.
Sambil jalan  bertemu dengan tetangga saling tegur  sapa adalah budaya  yang berlaku  sejak  nenek moyangku  di desa ini.

"Kok mboten teng peken lik", sapaku pada lik Inem yang berjalan di depanku sambil membawa jarit gendong dan sabit. 
"Woalah mas kulo niku pun boten teng peken juk loro niko" Jawab  lik Inem  memulai cerita,  kemudian bercerita  panjang x lebar  mengenai  sakitnya. Saya mendengarkan  saja dengan baik  sambil  sama sama jalan. Dia mau ke sawah cari rumput. Selesai cerita sakitnya  , cerita lagi tentang musibah yang menimpa  dirinya. Kambing  piaraanya mati tanpa sakit,  begitu  dialamai  samapai 3 kali. Padahal itu  tabungan satu  satunya. Musibah kematian 3 ekor kambingnya "disalahi" orang wallohu a'lam.

"Pun mas kulo sabar mawon,  butuhe  taksih diparingi umur  panjang, sing penting ben dinten sholat  gangsal wekdàl kalih dongo  sak saget  kulo", Lanjut  lik Inem menceritakan kisahnya.
"Anak kulo tebih sedoyo teng Kalimantan  mriko, kulo ben sasi dicadong putu kulo Doi niko, alhamdulillah  njowo neram niko." 

Allah  itu memberikan rezeki lewat pintu  mana saja,  walaupun orang sudah tidak kerja, dikirim lewat cucunya,  mungkin saudaranya,  mungkin lewat  tetangganya.  Atau  lewat  siapa  saja yang  Allah kehendaki.

Kemudian kami berbisah  dan bertemu lagi dengan mbah Mun, katanya usianya  sudah seratus tahun lebih. Tahun 26 sudah SD kelas 3 katanya . Taruhlah masuk SD umur 7 tahun , ditambah tiga tahun berarti 10 tahun . Berati dia lahir tahun 1916.  Sehingga usianya  sekarang 104.
sumber ilustrasi:dokumen pribadi 

"Bapakmu ke biyen wong jujur  le, koncoku dolan  dek jik cilik", Bapak saya  sudah meninggal  7 tahun yang lalu, 9 April  2013.

Saya  ingat  kerjaannya  petani dan tukang graji kayu, terkenal  sampai  tetangga desa sekitar.  Tidak banyak bicara, yang penting kerja, banyak orang yang menyukainya.  Tetapi juga ada orang yang tidak suka. Ternyata  di dunia ini  sebaik apapun  orang,  ada juga yang tidak suka. 

Ingat  yang di sampaikan Pak Yit, senior saya KS  dan juga guru  saya waktu  SMP , "Pak Parno, sebaik  apapun  Kepala Sekolah,  pasti ada yang tidak  suka,  sejelek apapun KS pasti ada yang suka". Nasehat   beliau  ketika  masih bersama dalam MKKS. 

Fenomena semacam itu berlaku juga di kampung.  Ada orang baik  dan ada orang yang tidak baik, sejak jaman  nabi Adam sampai jaman Adam Malik hingga  sekarang . Semua besuk akan mati terkubur  bersama amal perbuatan  masing  masing.  Akan menjadi cerita  orang-orang  setelahnya.  Dan akan menjadi topik  yang harus dipertanggung jawabkan masing-masing di alam akherat.

"Pun de ndang bidal,  mangke sarapane selak  telas", beliau melanjutkan  perjalanan  ke warung kopi, mau sarapan dan minum kopi. 

sumber ilustrasi: dokumen pribadi 

Saya melanjutkan  perjalanan  sambil  menyaksikan  pepohonan  yang  rata rata  daunya  sudah menguning  atau kering hingga sampai  rumah dalam sehat. 

Magetan,  4 Oktober  2020






7 komentar:

  1. Selamat pagi. Jalan pagi merupakan olah raga kegemaran saya juga Pak KS. Meskipun saya tidak jauh-jauh jalannya. Paling di sekitar gang rumah. Setengah jam sudah cukup lumayan. Salam sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Doktor Naim, alhamdulillah bila istikomah itu menyehatkan, tapi butuh disiplin dan rajin. Sudah bagus Bapak.

      Saya tgl 12 mau ke Trenggalek Pak Naim, hehehe

      Hapus
  2. Kehidupan didunia ini sungguh unik lengkap dan beragam cerita hidup. Memang betul dlm suatu wadah pergaulan yg senang dgn yg tdk senang banyak yg tidak suka. Itu yg dipegang tp dlm Agama sejelek-2 manusia msh ada hati nuraninya yg baik itulah yg kita ambil. Sebaliknya sebaik-2 manusia pasti ada jeleknya. Tidak usah butuh dinilai orang kita baik atau buruk. Yg penting selama kita menjlnkan tuntunan agama Insya Allah pasti kita dinilai Allah baik. Jd manusia bukan ukuran utk menilai seseorang.....aplg kita memberi sesuatu pada orang krn pamrih justru petaka yg kita dpt. Semoga yg kita kerjakan adalah amalan yg bernilai ibadah dgn mencari Ridho Illahi. Ok sahabat tetap berkarya semwngat sehat dan good luck

    BalasHapus
  3. wow keren komentarnya, aq suka bisa refleksi

    BalasHapus