Senin, 19 Oktober 2020

Menebar benih kebaikan



Tadi malam  Saya memposting short movie  karya Hindun, anak saya, film ini diangkat  dari novel Hallo, juga  karya dia. Tadinya yang like 118 kemudian pagi tadi sudah mencapai 218. Viuwernya mencapai 1250. 

Ditengah  saya memberikan ucapan terima kasih pada teman teman yang like  dan subscribe,  ada suara "thing", messenger  masuk.
"Pak saya Septeria alumni penjenengan  waktu SMP2 Kawedanan", sapa Dia.
"Hei senang sekali mau menyapa, Septeria ", jawab saya sambil  mengingat ingat  ini Septeria yang mana, namanya seperti tidak asing  tapi anaknya  lupa.
"Mohon maaf pak saya sangat terinspirasi dengan post post pak Parno tentang kegiatan kegiatan selama menjadi Kepala Sekolah di SMP 1 Takeran", lanjut  dia 

"Iya terimakasih,  berikan komentar ya, itu ada short  movie  hasil karya Hindun,  anakku". Terang saya. Tadi malam saya memposting  short  movie karya anak  anak SMASA,  yang salah satu diantaranya  adalah Hindun, di Face book. 

"Saya mencari kontak njenengan ndak ketemu ketemu pak, kebetulan saya ini sedang menempuh  S2. Dan rencana akan mengadakan penelitian tentang kepala sekolah", lanjutnya.  Hebat  juga ini anak  alumni  SMP2 Kawedanan,  2011 , lulus SMA  2014 , kemudian  S1 selama 4 tahun, jadi lulus tahun  2018. Langsung melanjutkan  S2 sekarang  sudah maju thesis. 

Rencana hari Kamis dia mau  datang ke kantor  untuk  ijin  melakukan  penelitian  di sekolahku.  Rupanya  dia  selalu  membaca  postingan  saya di FB,  tapi  tidak pernah komentar. Saya  suka anak muda yang suka membaca, lebih lebih  yang suka menulis. 
Mereka anak anak hebat terarah yang  mengejar  mimpinya  disinggasana  cita cita. 

Menurut  septeria, dia termatotivasi  sejak  di SMP,  mengikuti  pembelajaran saya. "Apa bedanya  kalau  pak Parno mengajar?"

"Dari wktu masih menjadi guru bk sdah menginspirasi.... Dan cara mengajarnya  jenengan juga msih sangat teringat..." jawabnya mengenang masa lalu 10 tahun yang lalau. Sebelum jadi KS saya selama 25 tahun mengajar  di SMP2 Kawedanan.  Ketika mau meninggalkan  sekolah  yang gurunya  kompak  ini saya merasa  berat.  Tapi bagaimana  saya bekerja  disini karena SK, dan disekolah baru  juga karena SK. 

"Kalau jenengn mengajar itu pembawaannya tenang pak... Jadi di kelas enak... Cara penyampaiannya juga beda... Lebih enak..." Lanjut  septi  menceritakan  pengalaman  mengikuti  pembelajaran  saya. 

Yah namanya  guru  kalau  mengajar  ada muridnya  yang sangat  memperhatikan  ada yang ngantuk,  ada yang sakit, ada yang perlu semangat  dan sebagainya.  Ibarat kita menebar benih  tergantung sawah ladang nya.  Kalau  benih itu jatuh  ditanah yang subur maka  akan tumbuh  subur  berbunga berbuah.  Lebih lebih kalau dirawat  dengan baik,  diberi  pupuk,  kalau ada hama  dianulir,  maka  akan berkembang  dan bertumbuh subur.

Semoga tanaman  kita akan selalu bertumbuh dan berkembang agar  memberikan  manfaat  pada kehidupan dimanapun  mereka berada.

Magetan,  20 Oktober  2020







1 komentar: