Gadis cantik dari Trenggalek ini dikenalnya sekitar 4 bulan yang lalu. Walaupun jauh , perjalanan dengan mobil sekitar 3 jam, yang namanya jodoh tetap dekat saja, hampir setiap minggu ke Trenggalek.
Cuaca hari ini sangat cerah, tidak panas, tidak juga mendung. Rumah saya menghadap ke selatan sehingga mendapatkan tiupan angin yang segar. Lebih-lebih pada saat jam 8 sd. Jam 10 adalah suasana yang paling asri di rumahku.
Tepat tgl 12 Oktober 2020 kami pilih sebagai hari baik untuk pernikahannya, alhamdulillah bersamaan dengan HUT SMPN1 Takeran yang ke 34, hari jadi Kabupaten Magetan yang ke 345 dan Hari jadi provinsi Jawa Timur yang ke 75.
Penting saya tulis disini juga teman-teman crew DSP Audio, tampak ikut sibuk mempersiapkan acara agar pantas dalam menerima tamu besan dari Trenggalek.
Termasuk yang mengisi acara adalah teman teman seniman yang sering bekerja bersama DSP Audio.
Sayang sekali saya tidak bisa mengundang semua saudara, semua sahabat, rekan kerja, hanya tetangga dekat dan keluarga. Karena masa pandemi dengan keadaan yang serba terbatas.
Pukul sepuluh rombongan dari Trenggalek datang di Pojoksari. Setelah duduk sebentar acara dimulai, MC nya adik saya sendiri, yang sambutan Bapak Subairi, yang Doa pak Qowwiyun Anshori. Seorang tokoh masyarakat dikampung ini.
Anggap saja ini glagi resik mantu, jika suatu saat nanti mantu sudah tidak grogi lagi. Ternyata orang mantu itu banyak yang dipikirkan, perlu koordinasi yang baik, perlu dukungan semua saudara sanpai tetangga, betul betul perlu gotong royong.
Tetangga saya kesehariannya pekerja keras, hari ini rela mengorbankan waktu, untuk acara kami, rasa haru tak bisa kusembunyikan ketika berjabat tangan dengan beliau semua. Ada juga yang tidak datang. Hal itu saya menyadari semua itu adalah dari hasil saya menanam kebaikan. Saya iklas apa yang terjadi, dan kami akan membalas kebaikan mereka semuanya, semaksimal kemampuan kami selebihnya kami serahkan kepada Allah , semoga Allah memberikan balasan yang jauh lebih baik.
Acara selesai pukul 11.30, rombongan dari Trenggalek yang berjumlah 30 orang pamit undur diri. Semoga perjalanan beliau selamat sampai rumah masing masing.
Oo iya di depan mengatakan tidak menulis, hanya bercerita dengan kata-kata sekedar meninggalkan jejak bermakna untuk melukiskan saat saat bahagia bersama orang-orang tercinta yang dikemas dalam sepincuk budaya.
Magetan, 14 Oktober 2020
siap dikomen
BalasHapus