Jumat, 23 Oktober 2020

Menulis artikel di koran bersama Enchon Rahman


Enchon Rahman  banyak menulis artikel di koran dan majalah  , sampai saat ini mencapai  500 judul lebih, yang  menjadi wasilah  menjadi juara 1 guru berprestasi tingkat  Nasioanal dan peraih penghargaan,  dan guru penerima penghargaan internasional  dari Thailan tahun 2017 yang lalu  mewakili  bangsa Indonesia  waktu itu.

Alumni SPG terakhir  tahun 91 dari Majalengka ini bakat menulisnya  mulai berkembang sejak SPG,  mulai menulis artikel,  cerpen,  puisi  dan lain,  di majalah dinding.  Mulai ada kebanggaan  ketika teman teman megapresiasi mengenai yang ditulisnya. 

Selain rutin menulis  di Mading  SPG Majalengka,  gurunya mengarahkan mengirimkan ke koran atau majalah,  ada tabloid mitra desa, grupnya harian umum pikiran rakyat Bandung.  Di tabloit ini mengirimkan  humor, sajak, kartun, 150 kartun  pernah dimuat  di majalah nasional dan lokal.  Tapi ini  tidak dikembangkan  karena mulai  mencari spesialis  dibidang menulis.

Akhirnya  muncul  kesenangan, semangat  menulis, dan satu kebanggaan  ketika tulisannya  dimuat  di koran  atau majalah.
Seiring  dengan perkembangan interaksi dengan penulis, bertambah  ilmu , menulisnya  beragam,  cerpen, artikel, sajak dan  lain lain.

Ketika kita mulai belajar menulis,  
Mulailah menulis yang ringan  ringan dulu,  jangan menulis dikirimkan  ke koran koran  terkenal , kalau tidak dimuat  akan patah arang  akhirnya  tidak semangat. 

Menulislah di majalah  atau korang yang pesaingnya  sedikit misalnya majalah lokal  sehingga bisa dimuat,  walaupun  honornya sedikit. Akhirnya  termatotivasi  untuk  menulis lagi. 

Dari honor yang diperoleh  dikumpulkan  bisa digunakan   berangkat  ke Bandung tanpa minta  orang  tua,  untuk  biaya tes sipenmaru tapi tahun itu  belum beruntung  bisa lolos sipenmaru.

Meskipun  demikian menulisnya  tetap dilanjutkan,  pada tahun berikutnya kemudian mulai  mengirimkan ke  koran nasional dan dimuat,  kemudian  melanjutkan  kuliah di swasta,  Universitas Pasundan Bandung  FKIP Bahasa dan Sastra  Indonesia.  Ternyata jurusan ini   lebih fokus pada dasar dasar  pengembangan kebahasaan,  etimologi,  dan perkembangan ketrampilan  berbahasa  Indonesia  pada umumnya. 

Di Bandung Enchon  termasuk  penulis yang rajin menulis artikel  waktu itu , mulai  dari berbagai  genre  dicoba,sajak, film, cerpen dan lain lain , dari honor  tulisan ini  bisa  digunakan untuk  membiayai kuliah di Bandung  Unpas termasuk  perguruan  tinggi  no 2 di Bandung yang mahal, 900 ribu waktu itu. Dari  honor  tulisan  bisa digunakan untuk  biaya hingga  selesai  kuliah. Honor  dikoran luar biasa  waktu itu.

Perkembangan  menulis dibandung cukup signifikan, bergaul komunitas  para penulis bergabung ICMI Bandung,  Belajar  menulis  artikel  dan lain lain  sehingga menambah ilmu pengetahuan  dan motivasi  tulis menulis.

Kesimpulan, ternyata ketika memiliki passion menulis harus mencari  komunitas  yang bisa mendukung apa yang kita sukai,  sehingga  motivasi  menulis tinggi.  

Hal yang masih ingat  sampai  saat  ini, saat  butuh uang banyak,  ketika  teman tidur,  dia menulis,  apa nih yang bisa menghasilkan uang banyak.  Kemudian  membuat  cerita  anak dan dimuat  dan honornya  cukup besar, setara dengan emas 4 gram waktu itu,  akhirnya  apa yang ditargetkan  tercapai.

Bisa menyelesaikan Unpas  dari honor menulis di Bandung Pos  dan lain lain 
Kesimpulan lain ketika  kita bisa menulis  lanjutkan, menulislah.  
Honor  di koran  pikiran rakyat  dan Bandung Pos  tinggi  waktu  itu.  Sehingga  menulis  di koran  lebih cepat  mendapatkan  uang banyak  melebihi UMR waktu itu. 

Hal lain ketika kita mengirimkan  tulisan ke koran harus tahan banting, ketika menulis  di koran,  tiap hari  harus mengirimkan,  kalau  belum dimuat jangan patah arang,  tapi harus introspeksi,  harus sering membaca koran. Kemudian yang ngetrend tentang apa begitu   terus kita bisa membahas dari sisi lain. 

Selain  tersebut  secara mental  agar kuat dan kokoh  kita mengkliping artikel  artikel yang secara waktu  tertentu seperti  17 Agystus,  28 Oktober  5 Mei dan lain lain.  Kita harus baca semua  itu,  sebenarnya  kita itu  malas,    malas baca karya orang lain padahal  itu  perlu. Dari  kliping kliping itu  diamati  satu minggu,  oh begini  gaya penulisan di koran  dan sebagainya, sampai  akhirnya  bisa dimuat  di koran. 

Berdasarkan  pengalaman  dia  membuka  diklat  menulis  artikel  di koran  untuk  guru  Indonesia. 
Tingkatan  menulis  ada levelnya, rendah,  sedang, tinggi. 

Menulis  di blog, menulis  antologi,  menulis bukun karya bersama, menulis solo.
Menulis  dikoran  termasuk  level  menengah.

Agar bisa di muat  di koran,  harus menguasai  cara menulis judul, intro, memaparkan artikel, pembahasan dan teknik menutup  artikel. Aktual, idenya bagus dan lain lain. 

Sebaiknya  ada pembimbingnya  agar  lebih mudah ,  dicoret, dibenarkan  terus direkom dikirimkan ke koran  mana  dan sebagainya. 

Pesan terakhir,  ketika ingin terjun  menjadi penulis produktif niatkan menulis itu sebagai ladang amal ibadah   dan ladang  amal jariah , tulisan kita lebih panjang,   lebih lama dari usia kita. Seperti Hamka, orangnya sudah meninggal tapi buku bukunya, kitab kitabnya, tulisannya  masih dibaca orang.

Usahakan ketika kita akan menulis apapun kita memiliki  wudhu  sepeti  ulama, sehingga  tulisan  kita akan semakin bagus dan lebih kuat. 

Magetan, 23 Oktober  2020 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar