Jumat, 09 Oktober 2020

Berbagi pengalaman menulis

Sahabat penulis yang berbahagia, malam ini saya berburu ilmu pada Dedi Suhendi, seorang penulis hebat dari Pontianak yang beruntung  mendapatkan diklat di negeri Panda. Beliau  juga seorang pengurus PGRI di Pontianak.  

Menurut Dedi Suhendi Kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat, motivasi, kemauan, usaha, konsistensi, jangan lupa untuk berdoa memohon kemudahan, bimbingan, kesehatan, kecerdasan, dan seterusnya. Trik selanjutnya mencari teman yang bisa menginspirasi, mendorong, dan memberi semangat. Contohnya, Omjay.

Moto: Carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Semakin banyak ilmu, kita tak akan menyalahkan orang lain.

Berbeda jika dari awal tidak terbangun semangat dan terbelengu dengan aturan. Sudah dapat dipastikan, sebelum menuliskan lembar kedua, sudah berhenti ditengah jalan.

Latihan menulis buku dapat diawali dengan cara menuliskan tulisan pendek, kegelisahan, sesuatu yang disukai/hobi/minat, pengalaman, keahlian, impian, kebutuhan orang lain. Bisa berupa opini satu paragraf, dua paragraf atau tiga paragraf. Hari berikutnya, bisa ditambah satu paragraf lagi. Hingga menemukan identitas menulis dan menemukan apa yang ingin disampaikan ke dalam lembaran-lembaran.

Jika latihan menulis secara kursus tidak nyaman, bisa dilakukan sendiri. Keuntungan menulis secara pribadi memberikan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut. Baik itu takut terhadap persaingan, ataupun rasa takut karena aturan baku dan ketat. Karena salah satu kunci sukses menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat yang justru melemahkan 

Kita tanamkan dalam diri ini bahwa menulis mudah, semudah update status. Misalnya, dari sebuah pengalaman. Apa pun pengalaman Bapak/Ibu pada hari ini tulis saja. Gunakan teknologi untuk menyimpannya. Bisa di laptop, hp, blog, facebook, dan sebagainya.

Menulis itu semudah update status

Menulis itu semudah kita mendeskripsikan apa yang kita lihat, apa yang dirasakan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk dan tidak selalu rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan hanya satu, namun sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis satu dengan penulis lain.

Masih menganggap menulis buku itu sulit? Barangkali kita gemar update status di media sosial. Saat kita menulis status, apa yang kita tuliskan berdasarkan apa yang kita rasakan. Entah itu perasaan tentang diri kita sendiri, tentang penilaian terhadap orang lain atau karena bacaan/tontonan yang baru saja dilihat.

Menentukan Topik Tulisan Menulis Buku
Seperti yang dibahas di atas. Saat memulai menulis, hal umum yang dirasa sulit adalah menentukan topik tulisan. Pemilihan topik bisa kita pilih berdasarkan “minat”. Anggap saja, penentuan topik kita ambil sesuai dengan minat kita.

Bahkan, ketika kita membaca surat kabar, ada satu paragraf yang menarik hati. Hal yang menarik tersebut bisa dicatat, kemudian tambahi gagasan, ide, sanggahan, menambahi data lain yang diperoleh.

Jika cara itu sulit, menentukan topik bisa dimulai dari menulis kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Siapa tahu, hasil dari corat-coret curhat, bisa menjadi novel. Bukankah di dunia ini banyak 

Dari data-data tersebut, cukup tuliskan per kalimat di bawahnya. Setelah semua gagasan, ide, dan yang ingin disampaikan sudah berbaris-baris, tidak ada salahnya untuk keluar sejenak. Minum kopi atau minum teh. Setelah merasa lebih rileks, bisa melanjutkan dengan menambahkan kalimat penjelas di belakang poin-poin yang tadi tertulis.


Jika cara tersebut terasa memalukan dan ingin menulis buku yang lebih serius. Maka, bisa dikemas agar tidak terlihat drama. Kunci dari semua itu, tergantung kreativitas kita mengarahkan tema dan topik bahasan.
Misalnya, mencari paragraf yang menarik dari buku yang kita sukai. Kemudian tulis satu paragraf saja, kemudian lakukan pengembangan. Jika trik-trik di atas sudah dilalui, biasanya akan lahir dengan sendiri ulasan yang ingin kita sampaikan.


Termasuk ketidakpastian nasib hasil tulisan kita. Karena banyak buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.


Contoh yang menghayati:


Teman-teman, jika ingin tulisannya ada roh, perlu penghayatan. Ide yang biasa-biasa saja jika dikemas dengan penghayatan dan penjiwaan pembaca akan muncul emosinya. Emosi, dalam menulis buku menjadi penarik rasa ketertarikan. 
Tulisan yang ditulis dengan pengahayatan, mampu menghidupkan sebuah tulisan.


 Gadis berambut panjang yang selalu mengintai dalam keraguan. Ia ingin selalu memergoki setiap derap langkah pejalan kaki di hadapannya. Keinginannya itu seakan terpancar di raut wajah yang kusam dan lugu. Ia hanya akan mengharap belas kasihan dari sang Gadis itu mengharap belas kasihan orang-orang yang berjalan kaki di dekatnya.


Tidak menghayati


Cara kreatif ada banyak, tidak terbatas. Di mana, setiap orang memiliki kreatif sendiri. Mungkin cara saya menulis kreatif dengan cara saya. Tentu, cara saya tidak bisa diterapkan dengan cara Bapa/Ibu.
Misalnya, saya memulai tulisan dengan kata-kata kiasan atau puisi. Contohnya ada di blog saya.


Dari contoh tersebut, terlihat perbedaannya. Aturan penghayatan penting sekali selama pengarapan sebuah buku. Baik itu buku ajar, buku fiksi, buku motivasi, dan sebaginya. Butuh yang namanya impresi dan seni. Cara tersebut dapat diperoleh dengan banyak cara kreatif.

1 Bagaimana cara memilih diksi agar tulisan  saya menjadi hidup dan penuh penghayatan
2. Apakah boleh kita menulis novel dengan cara menyadurnya dari sebuah film ?
Terima kasih.

Berangkat dari kisah yang menarik yang pernah ibu alami. Dengan kisah tersebut tentunya Ibu akan menghayati karena kita alami sendiri. Gunakan kata-kata sederhana terlebih dahulu. Setelah tulisan selesai beberapa paragraf, Ibu lihat dan bisa diedit. Apakah sudah tepat diksi atau belum.


2. Cerita boleh sama, tapi cara pandang, dan stel Ibu tentunya berbeda. Mengangkat suatu kisah yang sudah difilmkan sebagai inspirasi Ibu tidak masalah asalkan beda dalam tulisannya.  Anggap saja itu pengalaman Ibu ketika menonton suatu kiash. Seperti yang sduah saya paparkan.

Bagaimana cara memperkaya  wawasan  tentang impresi dan seni agar tulisan kita penuh penghayatan?


Banyak membaca karya orang lain, berlatih untuk melakukan karya seni seperti puisi. Dengan latihan, kita akan terbiasa untuk membuat tulisan kita dengan seni dan penghayatan.


Saya suka memulai tulisan dengan kata-kata kias dan puisi.


Saya juga beranjak dari lingkungan dalam membuat karya seni. Gunakan kelas, lingkungan rumah, dan lingkungan masyrakat unruk memperkaya kosa kata dan jiwa 

Jangan lupa untuk bergaul dengan orang-orang yang berjiwa seni.

Saya juga suka membaca puisi-puisi dan karya buku yang menggunakan bahasa seni.

Allah menciptakan alam semesta ini dengan seni. Hambar rasanya kalau tidak ada seni. Bayangkan kalau Allah menciptakan kita tidaka ada hidung dan telingan, pasti tidak elok. Begitu juga dengan tulisan. Walaupun Bapak bergelut di bidang seni, tentunya ada jiwa seni dalam diri Bapak. Belajar dari keluarga dulu. Gunakan bahasa-bahasa syahdu. Insya Allah bapak akan terbiasa. Guru Kimia menurut saya wajib memiliki gaya seni supaya siswanya tidak bosan dan stress. Ketika Bapak menjadi idola siswa, itu berarti dalam diri Bapak sudah muncul seni dalam mengajar. Seni itu luas tidak berkutat dalam bidang bahasa saja.


Ass. Wr. Wb. Salam hormat saya pak dedy bagi saya yg berlatar belakang bidang studi kimia agak sulit merangkai kata dengan penghayatan bagi dong pak triknya agar menjadi org sains yang bernuansa seni dalam tulisannya. Sitti Hasnidar dr Aceh


Gunakan kata-kata yang pendek saja dulu. Misalanya, rembulan sudah menampakkan wajahnya. 

bagaimana cara memunculkan ide dan gagasan dalam menulis buku berbahasa arab ?

Ide sama saja. Cara memuncul ide sesuai dg kebutuhannya. Kira2, Bapak ingin menulis buku tentang apa? Misalanya ingin menulis buku ajar bahasa arab. Tentunya Bapak harus mempelajari kurikulumnya dulu. Melihat buku2 yang telah ada. Dari refleksi buku orang lain, Bapak akan bisa membuat karya yang lebih karena sudah mempelajari buku sebelumnya. Tentunya Bapak sudah menganalisis kelebihan dan kekurangannya.

1. Bagaimana caranya memilih topik yg menarik untuk sebuah tulisan, supaya kita termotivasi untuk mengerjakan tulisan kita tersebut.
2. Bagaimana caranya untuk menimbulkan ide roh pada tulisan kita sedangkan kita baru pemula yg belum mempunyai banyak kosa kata,  mohon penjelasannya,  terimakasih banyak pak ya Dedi....🙏🏻


1. Topik yang Ibu pilih tentunya yang sering ibu lakonkan supaya mudah untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Misalnya, Ibu ingin menulis novel tentang pengalaman Ibu selama menjadi guru di sekolah. Nah, ini kan mudah utk Ibu bercerita. Mengapa? Karena sudah Ibu alami. Jika Ibu lupa, biisa ditanyakan dengan teman sejawat. Mulai dari hal yang terdekat dan sering kita alami. Sperti pada paparan di atas. Ibu unya, hobi. Itu bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Misalnya Ibu hobi memasak. Bisa Ibu tuangkan bagaimana membuat resep masakan, dan seterusnya.


2. Mudah Ibu. Ibu lakukan dengan kalimat-kalimat yang pendek saja. Misalnya: Bapak itu pergi ke sawah. Kita beri roh. Pak tua yang penuh dengan kelesuan dan kerapuhan sedang berjalan menyusuri sawahnya. Nah sederhana saja. Tulisan Ibu sudah ada rohnya.


Apakah jenis tulisan yang berseni tersebut bisa juga untuk tulisan non-fiksi seperti artikel, opini atau tulisan non-fiksi lainnya?

Sebenarnya tulisan saya itu nonfiksi, Ibu. Karena aotubiografi. Maksud Ibu untuk artikel atau karya tulis ilmiah. Kalau publikasi ilmiah bisa saja disisipkan pada kata-kata bijak yang berseni. Ini sudah saya lakukan pada tulisan buku saya. Tapi, kalau untuk kontennya memang sedikit agak kaku dalam penulisan ilmiah. Tapi, bisa kita sisipkan dalam tulisan itu. Namun, tidak lah tampak seperti di tulisan novel atau pengalaman hidup karena tulisan lepas. Untuk pemula lebih baik menulis autobiografi dahulu IBu. Sebagai latihan. 


Sepemahaman saya setelah selesai menulis kita disarankan untuk mengendapkan tulisan sebelum melakukan swasunting. Mohon pencegahan apa yang harus kita lakukan terhadap tulisan selama diendapkan? Lalu, untuk proses swasunting, hal-hal apa saja yang harus kita perhatikan/lakukan? Terima kasih.


Sepengetahuan saya, kalau sudah selesai menulis boleh saja langsung diterbitkan
 Yang penting sudah kita baca ulang dan perbaikan. Kalau pun itu menurut sepengetahuan Bapak, ya, lakukan review lagi supaya tidak terjadi kesalahan. Maksud pengendapan di sini barang kali dikaji ulang lagi agar lebih mantap isinya. Mungkin akan ada tambahan atau perbaikan.


Bu mau tanya gimana memulai menulis buku ajar Agama Islam karena saya guru Agama, ada hal2 yg saya sayangkan membuat buku ajar Agama seperti dikejar date line.. yg jadinya sekedar ada tidak melihat dampak apa yg akan terjadi dr segi psychology anaknya.. mohon bimbingannya..


Afwan saya Siti Khodijah MI DAARUL AITAM PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN


Ibu pelajari buku yang sudah ada sebagai perbandingan. Silakan beberapa buku karya orang lain. Ibu cari sisi kurangnya. Nah, di sisi kurang tersebut Ibu masukkan hal yang berbeda. Yang pasti harus berpedoman pada kurikulum. Jangan lupa pelajari juga PUEBI. Karena masih banyak buku Agama yang menggunakan ejaan asing (Bahasa arab) misalnya shalat, seharusnya salat. Do'a, seharusnya doa. Jum'at seharusnya Jumat.


Setelah tulisan Ibu selesai, ya, direview kembali. Apakah sudah mantap atau perlu perbaikan.

dewasa ini bermunculan puisi yang ditulis mirip seperti cerita/narasi.
Tema biasa tentang sepatu, tali jemuran, kolam di belakang rumah, sendok dan piring, dsb.
Tidak menggunakan bahasa yang puitis, tidak menggunakan diksi pilihan, tidak ada gaya bahasa personifikasi, metafora dsb. Semua ditulis seperti kalimat biasa, tema biasa. 
Saya yg masih awam lalu bertanya. Puisi macam apakah itu? 
Mohon pencerahannya. Terimakasih 🙏


Memang hal seperti sering saya temukan. Puisi2 sederhana tersebut dibuat biasa untuk latihan di sekolah. Menggunakan bahasa sederhana yang akan memunculkan ide dari peserta didik kita. Karya puisi memang seharusnya menggunakan diksi yang tepat dan bahasa yang penuh penghayatan. Tapi, yang namanya karya harus kita hargai. Karya seni itu juga dilihat kemampuan dari si penulisnya. Kalau menurut saya, tak jadi masalah. Kita yang akan menilainya. Mana yang menurut kita penuh penghayatan atau sekadar mengungkapkan isi hati.


seperti apakah kreatifitas yang harus ada dalam sebuah tulisan?

Kalau tulisannya berbentuk autobiografi, seperti yang saya lakukan, yaitu dengan menambahkan puisi atau pantun, bisa juga pepatah untuk memotivasi. Bisa juga memunculkan gambar buatan si penulis. Itu merupakan kreatifitas yang mungkin tak dimiliki oleh buku yang lain.

 Mari  membuat karya yang banyak, mengapa? Guru Mulia karena Karya. Kata-kata penutup: Menulis harus punya motivasi, tujuan, tekad, niat, kemauan, usaha, silaturahmi, dan doa.


Eh ... satu lagi, harus punyai impian. Apa impiannya? Menjadi penulis hebat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar