Tadi pagi pukul 04.30 saya mendapat telepon dari adiknya mas Karjan bahwa beliau meninggal karena sakit.
"Assalamualaikum, pak Parno saya adiknya pak Karjan, memberitahukan bahwa beliau tadi malam meninggal dunia. Telpon dari adik mas Karjan",
"Lha sakit apa mas"
Kurang jelas wong tadi malam masih sholat tahajud"
Saya mendengar namanya sejak tahun 90 an, karena istrinya adalah mbak Padmi guru SMP 2 Sukomoro, baru di tahun 2000 an kami kenal secara pribadi.
Beliau seorang KS SD Buluharjo 3 , memiliki passion menulis sejak usia muda, lebih akrab lagi tahun 2018 ketika bergabung dalam kepengurusan majalah Pena Mageti.
Nama lengkapnya Drs. H. Sukarjan, M.Pd. Kepala SDN Buluharjo 3 Plaosan. Memiliki kegemaran pada ilmu pengetahuan, terbukti beliau juga lulus S2, yang jarang jarang guru SD melanjutkan kuliah S2.
Namun pribadinya tetap rendah hati dan santun, dia memanggil kepada yunior-yunior nya dengan sebutan "dik".
Beliau temannya mas Ndarto juga, pada mas Ndarto bilang mau menyerahkan buku sejarah pendidikan di Magetan ke Priyoko guru SMP 1 Parang yang tergabung dengan penulis sejarah Magetan, dia bilang " Dik buku olehku gawe iki arep tak serahne Yoko wae terserah diterbitkan apa ora aku dimasukkan team penulis oleh ora ya oleh " begitu seperti yang ditirukan mas Ndarto pada saya.
Mas Ndarto adalah KS SD Plaosan, yang juga pengurus PGRI. Beliau LBH nya PGRI Propinsi Jawab Timur.
Status di FB terakhir adalah tgl 2 Agustus 2020, dia menuliskan
"Orang bisa menikmati pahitnya kopi karena sudah terlanjur di telan".
Untuk bisa mengatakan kopi itu pahit harus menelannya, untuk bisa mendapatkan ilmu harus mengalaminya kira kira begitu maksudnya.
Selamat jalan mas Karjan, semoga Allah mengampuni dosa nya menerima semua amalnya dan menempatkan di surgaNya. Aamiin.
Magetan, 15 Oktober 2020
siap dikomen
BalasHapus