Senin, 11 Oktober 2021

Sayang keluarga

Sepulang  kantor  saya seperti biasa menyusuri jalan  dengan kecepatan  rata rata  70 km/jam.

Sampai  desa Mantren  hatiku menjerit, nafasku terhenti,  mataku membelalak  karena menyaksikan sebuah pemandangan yang membuat  miris. 

Seorang Ibu Guru menyebrang jalan  dengan sepeda motornya.  Ketika dapat 3/4 jalan tiba-tiba  motornya berhenti,  saya lihat dari  jauh  ternya  belanjaan sayurnya  jatuh.  Ya Allah.

Sementara  dari arah selatan  ada Bus Sumber Kencono dengan kecepatan  tinggi.
Untung  Ibu itu  segera terkontrol  kesadarannya  dan kembali  memutar gas,  dan motornya  segera lari ke pinggir.  Selamatlah  , alhamdulillah.  

Setelah aman kembali Ibu itu  mengambil  sayurnya  yang jatuh itu. Jadi ingat istriku kalau nggak bisa masak , beli sayur  kemudian  dicantolkan di sepeda motornya. 

Ya Itulah emak-emak  pahlawan  keluarga,  demi cintanya  pada keluarga,  demi sayur  yang jatuh  hampir  saja nyawa terenggut.  

Saya tidak tahu bagaimana  tangisan anaknya  kalau si Ibu tadi terlanggar Bus.  

Saya menuliskan  ini karena ingat terus peristiwa  ini, 2 minggu  yang lalu  saya bersama  Guru SMP 2 Karangrejo  menolong kecelakaan yang terjadi  di depan sekolahku. 

Bukan murid  atau teman guru,  tetapi pengendara lain,  pegawai kantor kecamatan  yang tertabrak sepeda  motor.  Keduanya  kami pinggirkan  sebelum  keduanya  dilarikan ke puskesmas  terdekat.  

Pesan dari tulisan  ini , berhati-hatilah  berkendaraan di jalan  , kadang kita mengejar  yang sedikit tetapi kehilangan banyak ,  resikonya maut. 

Kita cari wah, pujian orang lain,  bahkan kadang umpatan yang didapatkan  karena tidak sopan di jalan.

Mari sopan di jalan  karena  itu menjadi parameter akhlak dan   peradaban  suatu bangsa. 

Semoga  kita berumur  panjang,  tidak  mati sia-sia karena ulah yang tidak  genah di jalan raya. 

Magetan,  11 Oktober  2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar