Kamis, 18 Juni 2020

PENERAPAN TEKNIK SUPERVISI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN NILAI SUPERVISI AKADEMIK GURU SMP NEGERI 3 KAWEDANAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENERAPAN TEKNIK SUPERVISI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN NILAI SUPERVISI AKADEMIK  GURU SMP NEGERI 3 KAWEDANAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

SUPARNO

SMP Negeri 1 Takeran Magetan

 

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bagaimana teknik supervisi kelompok mampu meningkatkan nilai supervisi akademik  guru SMPN 3 Kaw, quesioner guru, hasil interview guru. Teknik  analisis edanan semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019, dengan teknik  supervisi kelompok.  Subyek penelitian  ini adalah guru SMPN 3 Kawedanan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis diskriftif kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata  supervisi akademik guru dari pra PTS 74,75 meningkat 82,7 di penerapan teknik supervisi kelompok siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 83,4 pada siklus 2. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari kritieria sukses 78. Serta menunjukkan peningkatan guru yang berhasil mencapai kriteria sukses dari pra PTS hanya 24 guru atau 60% meningkat menjadi 38 guru atau  95% yang berhasil mencapai kriteria sukses, ini berarti lebih dari 75% guru yang mencapai kriteria sukses dari jumlah guru keseluruhan. Dan ini sudah melampaui dari target yang ditentukan/dari kriteria sukses.

 

Kata Kunci : Teknik Supervisi Kelompok, Supervisi akademik

 

 


Dengan majunya Ilmu Pengetahuan Tehnologi (Iptek) sangat mempengaruhi terhadap perubahan berbagai segi dalam kehidupan manusia. Peningkatan kualitas proses merupakan tuntutan dan hasil pendidikan juga tidak terlepas dari pengaruh kemajuan iptek tersebut. Tuntutan peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan memerlukan peningkatan kinerja tenaga-tenaga kependidikan, karena merekalah yang seharusnya memiliki tanggung jawab.

Berdasarkan kenyataan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dibutuhkan kepala sekolah SMP yang professional yang mampu membimbing, menjadi teladan, dan mampu menggerakkan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah SMP. Khususnya di sekolah penulis memimpin yaitu di SMP Negeri 3 Kawedanan.  Untuk menggerakan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di SMPN 3 Kawedanan peneliti melaksanankan Supervisi pembelajaran dua kali dalam setahun, yaitu semester ganjil dan semester genap. Dalam penelitian ini penulis menetapkan semester ganjil sebagai bahan penelitian.

Penelitian ini peneliti awali dengan pra PTS/ pra siklus sebagai dasar penelitian. Dari hasil Pra Siklus Supervisi akademik pada hari Rabu, 12 Agustus 2018 menunjukkan bahwa dari jumlah  40 guru ada 40% atau 16  guru yang belum mendapatkan nilai baik. Nilai rata-rata Supervisi pembelajaran pra siklus 74,75. Walaupun sudah ada 60%  atau 24 guru yang sudah mendapatkan nilai baik, namun belum memenuhi target yang peneliti tetapkan yaitu minimal 91% guru harus mendapatkan nilai baik dalam Supervisi akademik serta nilai rata-rata Supervisi pembelajaran minimal harus 78.

Strategi supervisi  pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum diterima dan dipahami oleh guru. Kinerja Guru di SMPN 3 Kawedanan masih perlu ditingkatkan agar proses belajar mengajar menjadi efektif yang berimbas pada meningkatnya kualitas lulusan SMPN 3 Kawedanan. Walaupun dalam kenyataan supervisi  pembelajaran sangat diperlukan oleh seorang kepala sekolah karena salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi   terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Maka untuk mengatasi hal tersebut peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah menetapkan suatu teknik supervisi akademik yaitu teknik supervisi kelompok.

Teknik supervisi kelompok memiliki beberapa kelebihan yaitu efisien waktu, guru tidak merasa direndahkan, guru memiliki peluang sama untuk mendapatkan supervisi. Teknik supervisi kelompok ini peneliti yakini  mampu meningkatkan nilai Supervisi akademik karena sesuai dengan situasi dan kondisi guru di SMPN 3 Kawedanan. Yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas lulusan siswa SMPN 3 Kawedanan pula.

Untuk itu Pada penelitian tindakan sekolah ini peneliti menetapkan  Supervisi Pembelajaran dengan judul “Penerapan Teknik Supervisi Kelompok untuk meningkatkan nilai Supervisi Akademik Guru SMPN 3 Kawedanan semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019”

                Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahpenelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Teknik Supervisi Kelompok dapat meningkatkan nilai Supervisi Akademik Guru SMPN 3 Kawedanan semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019?

  Tujuan Penelitian ini adalah adalah mendiskripsikan bagaimana teknik supervisi kelompok mampu meningkatkan nilai supervisi akademik guru SMPN 3 Kawedanan semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Supervisi Akademik

                Menurut Daresh, 1989, Glickman,et al; 2007 dalam buku Supervisi akademik Lembaga Pengembangan Dan Pemberdayaan kepala Sekolah ( LPPKS 2013), Supervisi berasal dari kata ‘super dan vision’. Super berarti tinggi, atas dan vision artinya melihat. Sehingga Supervisi adalah melihat dari atas, artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari yang dilihat. Jadi Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuanya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sujana (2008) dalam buku Supervisi akademik LPPKS 2013 menyatakan bahwa Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai optimal.

Menurut Glickman (1981) dalam https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/ menyatakan bahwa Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian,  esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya       

Jadi supervisi pembelajaran merupakan upaya sekolah dalam pembinaan guru agar dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dengan kinerja yang baik dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Supervisi akademik bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru, mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan kelompok kerja/musyawarah guru mata pelajaran dan membimbing PTK. Menurut Sergiovanni (1987) dalam https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/ ada tiga tujuan supervisi akademik, yaitu: (1). Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. (2). Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dila-kukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya. (3) Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville dalam https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/. ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik. (1). Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987) (2). Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru. (3). Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain: a) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah didalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. b) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar. c) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. d) Membeina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya. e) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran - penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing. f) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

Teknik Supervisi kelompok

Teknik Supervisi kelompok adalah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : 1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings). Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. 2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions). Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk  itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses  belajar-mengajar. 3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training). Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu. Penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan.  Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

Menurut Glickman, at al; (2007) dalam Supervisi akademik LPPKS 2013 mengemukakan teknik Supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan melaksanakan program Supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan Supervisi sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.

Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas maka peneliti dapat menyimpulkan pelaksanaan teknik Supervisi kelompok di kelas sebagai berikut: a). Peneliti  menganalisis hasil pra siklus Supervisi akademik b). Peneliti mengelompokkan guru sesuai dengan kebutuhan para  guru, yaitu berdasarkan bidang studi yang diampu c). Peneliti  memberikan layanan atau penjelasan sesuai permasalahan yang dihadapi d). Peneliti memberikan lembar Supervisi akademik untuk dikerjakan oleh guru-guru tersebut e). Peneliti  mengamati guru mengajar dikelas

Metode Penelitian

                      Penelitian ini tergolongBab ini diterapkan untuk membahas rancangan penelitian, prosedur  penelitian, lokasi dan subyek penelitian, pengumpulan data dan analisis penelitian tindakan sekolah , dengan 4 langkah pokok , yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi.

Rancangan Penelitian

                    Rancangan penelitian ini menetapkan rancangan penelitian tindakan sekolah, karena penelitian dilakukan untuk mengatasi atau memecahkan  masalah  yang terjadi  di sekolah. Menurut Suharsimi (2010) penelitian tindakan didefinisikan sebagai proses pembelajaran diruang sekolah untuk memahami dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Maksudnya penelitian tindakan sekolah adalah aktifitas untuk mengamati kondisi disekolah  untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran. Suharsimi  mengelompokkan  penelitian tindakan  menjadi  empat macam yaitu  (a ) guru   bertindak  sebagai  peneliti,  (b)  penelitian  tindakan  kolaboratif, (c) simultan  terintegrasi,  dan  (d)  administrasi  social  experimental.

                      Penelitian tindakan sekolah ini suatu usaha untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar melalui supervisi pembelajaran. Rancangan dari penelitian tindakan sekolah ini menetapkan penelitian tindakan sekolah menurut Supardi’s, Suharjono’s Suharsimi arikunto’s (2010) yang diterapkan pada suatu siklus di mana dalam setiap  siklus terdiri dari  4 tahapan utama yaitu: (1) planning/ perencanaan, (2) implementing/ pelaksanaan, (3) observing/ pengamatan, (4) reflecting/ refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan sesuai dengan kebutuhan dan apabila dirasa sudah cukup.

      Prosedur Penelitian

                 Penelitian Tindakan ini dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:  menganalisa dan mengidentifikasi masalah yang muncul pada pra PTS/pra siklus,  yang kemudian dilanjutkan dengan planning/ perencanaan, implementing/ pelaksanaan/ tindakan, observing/ pengamatan dan reflecting/ refleksi.

             Pra PTS/pra siklus dilakukan untuk mengetahui masalah nyata yang dihadapi oleh guru-guru dalam mengajar di dalam kelas. Masalah ini kemudian di analisis untuk menemukan teknik yang tepat untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut.


 

Gb. 3.1 Gambar prosedur penelitian

         Berikut  gambaran  penerapan siklus menurut Supardi’s  Suharjono’s & Suharsimi Arikunto’s (2010) di gambar 3.1

                                                 Pra PTS Memberikan tes

                                                      Supervisi akademik                    

                                                      Nilai rata-rata supervisi

                                                     Adalah 74,7

      Dan yang mencapai kriteria

Sukses hanya  25 guru

 

                                                        Planning/perencanaan:

1. Menetapkan teknik yang digunakan

dalam penelitian: Teknik supervisi Kelompok

2. Persiapan:

- Satu RPS untuk satu pertemuan/siklus

- Supervisi akademik

Menentukan kriteria sukses



 

 


                                      Implementing/Pelaksanaan:

                                     Melakukan Supervisi akademik

Dengan teknik supervisi kelompok

 



 

 

                                       Observing/Pengamatan:

Mengamati dan melaporkan kegiatan

 Supervisi akademik

Dengan penerapan teknik supervisi kelompok



 

                                     Reflecting/refleksi:

                                       Menganalisa hasil Supervisi akademin

 Dan melakukan revisi untuk pertemuan

                                       Berikutnya serta memutuskan kegiatan akan

                                        Dilanjutkan atau tidak

 

                Figure 3.1 Rancangan PTS

 


                    (Menurut:  Supardi’s, Suharjono’s & Suharsimi Arikunto, 2010)

1.       Perencanaan Tindakan

         Dalam perencanaan tindakan ini peneliti menerapkan teknik supervisi kelompok selama kegiatan proses Supervisi akademik dalam mengatasi masalah   bagaimana meningkatkan nilai Supervisi akademik guru dalam mengajar di kelas. Peneliti juga memberikan batas minimum skor untuk  nilai Supervisi akademik dan juga menentukan mereka sukses atau belum.

            Di tahap ini, peneliti melakukan beberapa persiapan untuk menerapkan teknik supervisi kelompok. Persiapan itu meliputi menyiapkan Rencana Pelaksanaan Supervisi, persiapan instrument Supervisi akademik, lembar observasi dari peneliti. Waktu dan jadwal penelitian sesuai dengan jam mengajar guru dikelas. Penelitian Tindakan Sekolah ini diawali dengan Pra PTS / Pra penelitian Tindakan kelas/pra siklus. Pra Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan  pada hari Rabu, 12 Agustus 2018. Skor dari Pra PTS ini sebagai dasar dalam menentukan  teknik yang tepat  yang digunakan dalam penelitian ini. Jadwal dari penerapan teknik supervisi kelompok dari PTS ini dalam table berikut:  


Tabel 3.1   Jadwal penerapan teknik supervisi kelompok

Sklus

Jumlah Pertemuan

Hari/Tanggal

Pra PTS/pra Siklus

1

Rabu, 12 Agustus 2018

Siklus    1

1

Senin, 17 September 2018

Siklus    2

1

Selasa, 20 Nopember 2018

 


1.1  Persiapan Rencana  Pelaksanaan Supervisi    

              Peneliti merancang rencana pelaksanaan supervisi dengan tujuan  agar pelaksanaan Supervisi terarah. Sebelum melakukan penelitian tindakan sekolah, dilakukan pendekatan sosialisasi dalam rapat, bahwa akan dilaksanakan suatu penelitian tindakan sekolah melalui supervisi dengan teknik supervisi kelompok yaitu dengan cara melakukan pertemuan (metting ) dengan tujuan meningkatkan nilai supervisi akademik sehingga kerja guru pembelajaran semakin baik yang berdampak pada kinerja guru.

1.2 Persiapan Instrumen Supervisi  Akademik

            Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah  instrument lembar supervisi akademik, lembar observasi.  Lembar Supervisi akademik  yang  digunakan untuk  mengukur  peningkatan nilai supervisi akademik setelah diterapkanya teknik supervisi kelompok. Berikut adalah instrument lembar Supervisi akademik.

Tabel 3.2 Tabel lembar observasi Supervisi akademik


SUPERVISI AKADEMIK

 

Nama Sekolah        : SMP Negeri 3 Kawedanan              

Kelas                       :

Nama Guru :                                                                     

Jam Ke                   :

Mata Pelajaran        :                                                                      

Hari / Tanggal         :

SK/ KD / Tema       :

Petunjuk

Berilah skor pada butir-butir Supervisi pengajaran dengan cara mencentang pada kolom skor ( 1,2,3,4 ) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.

 

KETERANGAN

86 -100 = 4

71 - 85  = 3

56 - 70  = 2

<56       = 1

 

    NILAI = (perolehan nilai) x 100 =           

                 (nilai maksimal )

 

            PERANGKAT PENGAJARAN

NO

Perangkat Mengajar

Kriteria Nilai

1

2

3

4

1

Rencana Pekan Efektif

 

 

 

 

2

Program Tahunan

 

 

 

 

3

Program Semester

 

 

 

 

4

Program Mingguan

 

 

 

 

5

Silabus Pembelajaran / Penilaian

 

 

 

 

6

Desain Pembelajaran / RPP

 

 

 

 

7

Jurnal Pembelajaran

 

 

 

 

8

Buku Nilai

 

 

 

 

9

Program Perbaikan Pengayaan

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

                        NILAI =                                  x 100 =           

 

I.                    KETRAMPILAN MERENCANAKAN

NO

Perangkat Mengajar

Kriteria Nilai

1

2

3

4

1

Merumuskan indikator hasil belajar dengan cepat

 

 

 

 

2

Menggunakan topic tema dalam kurikulum

 

 

 

 

3

Menentukan cara untuk mencapai tujuan kegiatan

 

 

 

 

4

Menentukan langkah kegiatan dalam mencapai tujuan

 

 

 

 

5

Menentukan alokasi waktu pada kegiatan yang dilaksanakan

 

 

 

 

6

Menentukan pengelompokan anak dalam pelaksanaan kegiatan

 

 

 

 

7

Menentukan media pembelajaran

 

 

 

 

8

Menentukan alat permainan sesuai dengan tujuan

 

 

 

 

9

Menentukan alat penilaian sesuai dengan tujuan

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

                        NILAI =                                  x 100 =           

 

II.                 KETRAMPILAN MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO

Perangkat Mengajar

Kriteria Nilai

1

2

3

4

1

Membuka kegiatan pembelajaran dengan cepat

 

 

 

 

2

Membantu anak dalam mengenal topic

 

 

 

 

3

Menjelaskan isi kegiatan kepada anak

 

 

 

 

4

Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan anak

 

 

 

 

5

Menggunakan respon anak dalam menyelenggarakan kegiatan

 

 

 

 

6

Menggunakan media dan alat yang sesuai dengan tujuan

 

 

 

 

7

Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis sesuai usia anak

 

 

 

 

8

Menggunakan berbagai cara dalam menjelaskan isi kegiatan

 

 

 

 

9

Membimbing anak dalam mengikuti secara individu maupun kelompok

 

 

 

 

10

Memberikan banyak kesempatan anak berpartisipasi dalam kegiatan

 

 

 

 

11

Memberikan penguatan oada anak

 

 

 

 

12

Menunjukkan penguasaan kawasan perkembangan anak

 

 

 

 

13

Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung

 

 

 

 

14

Menutup kegiatan dengan tepat

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

           

NILAI =                                  x 100 =           

 


III.              HUBUNGAN ANTARA PRIBADI GURU DAN SISWA

NO

Perangkat Mengajar

Kriteria Nilai

1

2

3

4

1

Membantu anak menyadari kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya

 

 

 

 

2

Membantu anak menumbuhkan kepercayaan diri

 

 

 

 

3

Membantu anak mengutarakan perasaan dan pendapat

 

 

 

 

4

Menunjukkan sikap terbuka dan luwes pada anak

 

 

 

 

5

Menerima anak sebagaimana mestinya

 

 

 

 

6

Menunjukkan sikap simpati dan sensitive tewrhadap anak

 

 

 

 

7

Menunjukkan sikap ramah dan penuh pengertian

 

 

 

 

8

Menunjukkan sikap antusias dalam melaksanakan kegiatan

 

 

 

 

9

Memotifasi anak untuk aktif dalam mengikuti kegiatan

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

                        NILAI =                           x 100 =           

                                    

Saran :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

       Kawedanan,

Supervisor :                                                                                                                                                                        Pengajar

 

SUPARNO, S. Pd, M. Pd                              …………………………                                   NIP. 19660725 199203 1 008                        NIP.

 

 

1.3  Persiapan Lembar Observasi Penelitian

Lembar observasi adalah suatu kelengkapan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan guru dalam melaksanakan kegiatan proses Supervisi akademik. Berikut adalah lembar observai.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru

NO

NAMA GURU

L/P

PARTISIPASI

GURU

AKTIF

PASIF

1

YR

P

 

 

2

BR

L

 

 

3

AB

L

 

 

4

SS

P

 

 

5

S

L

 

 

6

RB

L

 

 

7

KM

P

 

 

8

BD

P

 

 

9

SK

L

 

 

10

SD

L

 

 

11

ES

P

 

 

12

AR

P

 

 

13

ES

P

 

 

14

SM

P

 

 

15

SW

P

 

 

16

TS

P

 

 

17

SA

P

 

 

18

TM

L

 

 

19

TP

P

 

 

20

NS

P

 

 

21

PP

P

 

 

22

HKS

L

 

 

23

SH

L

 

 

24

DS

P

 

 

25

SJ

L

 

 

26

SY

L

 

 

27

SAA

P

 

 

28

MS

L

 

 

29

FA

L

 

 

30

ES

P

 

 

31

RS

P

 

 

32

DA

P

 

 

33

AS

L

 

 

34

KM

P

 

 

35

BR

P

 

 

36

KSD

P

 

 

37

EB

P

 

 

38

SH

P

 

 

39

SM

P

 

 

40

SS

P

 

 

3.2.2  Pelaksanaan/implementing


Siklus 1

1. Perencanaan terdiri dari ; a).Menyiapkan perlengakapan administrasi penelitian(Form Observasi dll) b).Menetapkan waktu pelaksanaan pertemuan (metting ) c).Menyiapkan tempat dan perlengkapan pertemuan (metting )

2. Pelaksanaan

Pada awal pertemuan siklus 1 (pertama) ini peneliti menyampaikan tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan sekolah ini. Menyampaikan kepada guru-guru administrasi yang mesti disiapkan yang sebelumnya sudah di informasikan. Peneliti melakukan diskusi dan menyampaikan kepada guru-guru apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tugas di dalam kelas dalam rangkaian persiapan pembelajaran yang berhubungan dengan kinerja guru. Peneliti/supervisor menyiapkan instruman yang digunakan dalam supervisi dan bukti fisik dikumpulkan untuk di nilai. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya: a). Peneliti  menganalisis hasil pra siklus Supervisi akademik b). Peneliti mengelompokkan guru sesuai dengan kebutuhan para  guru, yaitu berdasarkan bidang studi yang diampu c). Peneliti  memberikan layanan atau penjelasan sesuai permasalahan yang dihadapi d). Peneliti memberikan lembar Supervisi akademik untuk dikerjakan oleh guru-guru tersebut e). Peneliti  mengamati guru mengajar dikelas

Siklus 2.

Peneliti menetapkan untuk penerapan siklus 2 tidak jauh berbeda dengan siklus 1.

Pengamatan/observing ,Observasi atau pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep guru serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkanya teknik Supervisi kelompok dengan pemberian balikan.  Selama proses pengamatan peneliti hanya  mengamati jalanya penelitian tidak ikut menilai. Refleksi, Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari  tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar observasi atau pengamatan yang telah diisi oleh pengamat. Hasil pengamatan berupa data yang dianalisis untuk mendapatkan hasil yang bisa menggambarkan kesimpulan tentang keberhasilan penerapan teknik Supervisi kelompok setelah proses kegiatan Supervisi akademik  di lakukan.

Analisa Data

Untuk mengetahui keefektifan  suatu metode/teknik dalam  kegiatan  Supervisi akademik perlu diadakan analisis  data.  Pada  penelitian  ini  menggunakan teknis analisis deskriptif  kualitatif, yaitu  suatu  metode  penelitian  yang  bersifat  menggambarkan  kenyataan  atau fakta  dan  kajian pustaka  yang sesuai  dengan  data  yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil Supervisi akademik  yang dicapai  oleh  guru,  untuk  memperoleh respon  guru  terhadap  kegiatan  Supervisi akademik  serta  aktifitas  guru  selama  proses  teknik supervisi kelompok.

3.6  Menentukan kriteria sukses

Kriteria sukses penting untuk mengetahui apakah penerapan teknik Supervisi kelompok dilakukan dengan sukses. Kriteria sukses ditentukan dari masalah yang ditemukan dalam penilaian Supervisi akademik pada pra PTS/pra siklus.  Kriteria sukses ditentukan sebagai berikut: a) 91% dari guru keseluruhan  harus mendapatkan nilai baik.  Nilai batas minimum Supervisi akademik guru adalah 78. Maksudnya adalah apabila guru tersebut mendapatkan nilai Supervisi akademik 78, berarti dia dikategorikan berhasil, b) Apabila target nilai yang ditentukan belum tercapai atau guru yang mendapat nilai 78 belum ada 91% dari guru keseluruhan maka penting dilanjutkan ke siklus berikutnya, c) Nilai rata-rata Supervisi akademik harus mencapai 78.

Hasil Penelitian

Ada dua siklus dalam pertemuan ini, setiap siklus terdiri dari 1 pertemuan. Pada setiap siklus,   peneliti menerapkan teknik supervisi kelompok. Pada penelitian ini  peneliti memberikan deskripsi dari aktifitas selama penerapan teknik Supervisi kelompok. Penelitian ini dilatar belakangi oleh nilai rata – rata Supervisi akademik yang rendah yang dilakukan saat pra PTS/siklus yaitu 74,75  serta hanya ada 40% atau 16 guru yang berhasil mencapai KKM dari sejumlah 40 guru. (lihat lampiran 3).

 Hasil Temuan Siklus 1

            Siklus 1 diadakan mulai hari Senin, 17 September 2018  mulai jam ke 1  sesuai dengan jam mengajar guru yang peneliti supervisi. Pada  siklus 1  ini peneliti melakukan penelitian di kelas secara bergantian sampai semua guru selesei disupervisi. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah ; a). Peneliti menganalisis hasil pra siklus Supervisi akademik b). Peneliti mengelompokkan guru sesuai dengan kebutuhan para  guru, yaitu berdasarkan bidang studi yang diampu c. Peneliti memberikan layanan atau penjelasan sesuai permasalahan yang dihadapi d). Peneliti memberikan lembar Supervisi akademik untuk dikerjakan oleh guru-guru tersebut e). Peneliti mengamati guru mengajar dikelas

            Pada kegiatan siklus 1, peneliti melakukan pengamatan terhadap jalanya pelaksanaan supervisi akademik melalui lembar observasi guru. Lembar observasi guru berisi pengamatan tentang keaktifan guru selama pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik superivisi kelompok. Lembar observasi ini mencakup dua kreteria yaitu aktif, dan pasif. Berikut adalah hasil pengamatan peneliti dari lembar observasi guru selama penerapan teknik supervisi kelompok dengan checklist.


Tabel 4.1 Lembar observasi guru siklus 1

NO

NAMA GURU

L/P

PARTISIPASI

GURU

AKTIF

PASIF

1

YR

P

 

2

BR

L

 

3

AB

L

 

4

SS

P

 

5

S

L

 

6

RB

L

 

7

KM

P

 

8

BD

P

 

9

SK

L

 

10

SD

L

 

11

ES

P

 

12

AR

P

 

13

ES

P

 

14

SM

P

 

15

SW

P

 

16

TS

P

 

17

SA

P

 

18

TM

L

 

19

TP

P

 

20

NS

P

 

21

PP

P

 

22

HKS

L

 

23

SH

L

 

24

DS

P

 

25

SJ

L

 

26

SY

L

 

27

SAA

P

 

28

MS

L

 

29

FA

L

 

30

ES

P

 

31

RS

P

 

32

DA

P

 

33

AS

L

 

34

KM

P

 

35

BR

P

 

36

KSD

P

 

37

EB

P

 

38

SH

P

 

39

SM

P

 

40

SS

P

 

 


Penjelasan:

Dari lembar observasi diatas terdapat 8 guru atau 20% guru pasif mengikuti

Supervisi dan terdapat  32 guru atau 80% guru aktif mengikuti supervisi pada

siklus 1.

Analisis hasil Supervisi Akademik guru siklus 1   

            Pada tahapan ini peneliti menganalisis hasil temuan dalam pelaksanaan Supervisi akademik dengan teknik Supervisi kelompok. Sedangkan dari hasil supervisi akademik guru di siklus 1  ini  ada 32  guru  atau  80% guru dari jumlah 40 guru yang mendapatkan nilai mencapai criteria sukses, sedangkan 8 guru  atau 20% belum berhasil mencapai criteria sukses. Mereka mendapatkan score dibawah criteria sukses 78. Namun ada peningkatan pada nilai rata-rata dari nilai supervisi akademik dari pra PTS 74,75  meningkat menjadi 82,7. Ini bearti ada peningkatan sebesar 7,95 (lihat lampiran 5).


Tabel 4.2 Hasil score guru dari siklus 1

Kategori Nilai

Interpretasi

Frequensi

Catatan

78-100

Sangat Baik

 

32

Berhasil

70-77

Baik

8

Gagal

60-69

Cukup baik

-

-

40-59

Kurang

-

-

0-39

Gagal

-

-

 

             


Dari tabel diatas  menunjukkan bahwa  masih ada beberapa  guru yang belum berhasil, walaupun sudah ada 75% dari jumlah keseluruhan guru yang telah berhasil mencapai kriteria sukses namun peneliti terus melanjutkan ke siklus 2 seperti yang sudah dirancang pada bab III. Sudah nampak peningkatan yang signifikan guru yang  mencapai nilai criteria sukses bila dibandingkan dari hasil Pra siklus/PTS.  Pada pra siklus/PTS  ada 16 guru yang mencapai nilai kriteria sukses, sedangkan pada siklus 1 sudah meningkat menjadi 32 guru yang berhasil mencapai kriteria sukses. Nilai rata-rata hasil Supervisi akademik  juga sudah meningkat  dari pra siklus/PTS 74,75 menjadi 82, 7, ini berarti ada peningkatan sebesar 7,95

Refleksi siklus 1   

          Berdasarkan pada analisis hasil supervisi akademik  siklus 1, peneliti menyimpulkan bahwa kriteria sukses  sudah berhasil di capai  yang ditunjukkan dari hasil rata-rata Supervisi akademik dan dari jumlah guru yang berhasil mencapai kriteria sukses namun masih ada beberapa guru yang belum berhasil mencapai criteria sukses. Peneliti merasa perlu untuk melanjutkan ke siklus 2 agar semua guru berhasil mencapai kriteria sukses.

           Ada beberapa alasan yang menyebabkan beberapa guru belum berhasil. Penerapan teknik Supervisi kelompok di siklus 1 ini masih ditemukan beberapa kendala yaitu:  Pertama, guru masih belum begitu faham atau mengerti tentang  teknik Supervisi kelompok.  Kedua, pada Supervisi kelompok peneliti belum memberikan instruksi yang jelas. Ketiga, guru-guru masih pasif dalam mengerjakan supervisi kelompok. Maka untuk membuat teknik Supervisi kelompok ini lebih efektif diterapkan pada siklus 2, maka peneliti melakukan revisi yaitu menjelaskan tentang teknik Supervisi kelompok, memberi instruksi yang lebih jelas.

Hasil temuan siklus 2.

             Siklus 2 diadakan mulai hari Selasa, 20 Nopember 2018 mulai jam ke 1  sesuai dengan jam mengajar guru yang peneliti supervisi. Pada  siklus 2  ini peneliti melakukan penelitian di kelas secara bergantian sampai semua guru selesei disupervisi. Penerapan Supervisi akademik siklus 2 ini tidak jauh berbeda pada siklus 1.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah; a) Peneliti menganalisis hasil  Supervisi akademik dari siklus 1. b). Peneliti mengelompokkan guru sesuai dengan kebutuhan para  guru, yaitu berdasarkan bidang studi yang diampu c). Peneliti memberikan layanan atau penjelasan sesuai  permasalahan yang dihadapi d). Peneliti memberikan lembar Supervisi akademik untuk dikerjakan oleh guru-guru tersebut e). Peneliti mengamati guru mengajar dikelas

              Pada kegiatan siklus 2, peneliti melakukan pengamatan terhadap jalanya pelaksanaan supervisi akademik melalui lembar observasi guru. Lembar observasi guru berisi pengamatan tentang keaktifan guru selama pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik superivisi kelompok. Lembar observasi ini mencakup dua kreteria yaitu aktif, dan pasif. Berikut adalah hasil pengamatan peneliti dari lembar observasi guru selama penerapan teknik supervisi kelompok dengan checklist di siklus 2.


Tabel 4.3 Lembar observasi guru siklus 2

NO

NAMA GURU

L/P

PARTISIPASI

GURU

AKTIF

PASIF

1

YR

P

 

2

BR

L

 

3

AB

L

 

4

SS

P

 

5

S

L

 

6

RB

L

 

7

KM

P

 

8

BD

P

 

9

SK

L

 

10

SD

L

 

11

ES

P

 

12

AR

P

 

13

ES

P

 

14

SM

P

 

15

SW

P

 

16

TS

P

 

17

SA

P

 

18

TM

L

 

19

TP

P

 

20

NS

P

 

21

PP

P

 

22

HKS

L

 

23

SH

L

 

24

DS

P

 

25

SJ

L

 

26

SY

L

 

27

SAA

P

 

28

MS

L

 

29

FA

L

 

30

ES

P

 

31

RS

P

 

32

DA

P

 

33

AS

L

 

34

KM

P

 

35

BR

P

 

36

KSD

P

 

37

EB

P

 

38

SH

P

 

39

SM

P

 

40

SS

P

 

 


Penjelasan:

Dari lembar observasi diatas terdapat 2 guru atau 5% guru pasif mengikuti

Supervisi akademik dan terdapat  38 guru atau 95% guru aktif mengikuti supervisi pada siklus 2

Analisis hasil Supervisi Akademik guru siklus 2   

            Pada tahapan ini peneliti menganalisis hasil temuan dalam pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik supervisi kelompok. Sedangkan dari hasil supervisi akademik guru di siklus 2  ini  ada 38  guru  atau  95% guru dari jumlah 40 guru yang mendapatkan nilai mencapai kriteria sukses, sedangkan 2 guru  atau 5% belum berhasil mencapai kriteria sukses. Mereka mendapatkan score dibawah kriteria sukses 78. Namun ada peningkatan pada nilai rata-rata dari nilai Supervisi akademik dari siklus 1 82,7  meningkat menjadi 83,4. Ini berarti ada peningkatan sebesar 0,7 (lihat lampiran 7).


Tabel 4.4 Hasil score guru dari siklus 2

Kategori Nilai

Interpretasi

Frequensi

Catatan

78-100

Sangat Baik

38

Berhasil

70-77

Baik

2

Gagal

60-69

Cukup baik

-

-

40-59

Kurang

-

-

0-39

Gagal

-

-

             


              Dari tabel diatas  menunjukkan bahwa  masih ada  2 guru yang belum berhasil, atau kata lain masih ada 5% dari jumlah keseluruhan guru yang telah berhasil mencapai kriteria sukses. Dari data ini sudah menunjukkan  peningkatan yang signifikan guru yang  mencapai nilai criteria sukses bila dibandingkan dari hasil Pra siklus/PTS dan dari siklus 1.  Pada pra PTS hanya ada 24 guru atau 60% yang berhasil mencapai  kriteria sukses, sedangkan pada siklus 1 sudah meningkat menjadi 32 guru atau 80% yang berhasil mencapai kriteria sukses dan menjadi 38 guru atau 95% di siklus 2. Nilai rata-rata Supervisi akademik  juga sudah meningkat dari pra siklus/PTS 74,75 menjadi 82,7 di siklus 1 dan meningkat menjadi 83,4 di siklus 2, ini berarti ada peningkatan yang sangat baik.

Refleksi siklus 2  

           Berdasarkan pada analisis hasil supervisi akademik  siklus 2, peneliti menyimpulkan bahwa kriteria sukses  sudah berhasil di capai  yang ditunjukkan dari hasil rata-rata supervisi akademik dan dari jumlah guru yang berhasil mencapai kriteria sukses sudah mencapai 95% ini berarti sudah melebihi kriteria yang di tetapkan bahwa minimal 75% harus mencapai criteria sukses.

            Ada satu alasan yang menyebabkan 2 guru belum  berhasil mencapai kriteria sukses. Ketika penerapan  teknik Supervisi kelompok di siklus 2 ini dua guru ini datang terlambat, sehingga tidak mengikuti kegiatan secara maksimal.

Diskusi Hasil Kajian

             Bagian ini peneliti memfokuskan pada peningkatan nilai rata-rata  hasil Supervisi akademik melalui teknik supervisi kelompok dan prosentase jumlah guru yang berhasil mencapai kriteria sukses dan diskusi hasil kajian dari penemuan dalam setiap siklus dalam penerapan supervisi kelompok.

Peningkatan nilai rata-rata dan prosentase Supervisi akademik

             Dengan mengamati hasil Supervisi akademik melalui teknik supervisi kelompok guru  dari pra PTS sampai siklus 2 ada peningkatan yang cukup signifikan dalam nilai hasil supervisi akademik guru. Berdasarkan nilai pra PTS hanya ada 24 guru yang berhasil mencapai kriteria sukses atau diatas criteria sukses serta nilai rata-rata 74,75.  Setelah penerapan teknik supervisi kelompok dalam 2 siklus, guru  yang berhasil mencapai kriteria sukses atau diatas kriteria sukses ada 38 guru dari jumlah guru 40 berarti  sudah mencapai 95% guru yang berhasil ini berarti sudah melampaui target yang peneliti tetapkan yaitu minimal 75% guru harus berhasil mencapai criteria sukses, sedangkan nilai rata-rata guru juga naik bahkan melampaui kriteria sukses yaitu 83,4.  Ini berarti sudah diatas kriteria sukses yang ditargetkan bahwa minimal 75%  siswa harus mendapatkan nilai criteria sukses dari keseluruhan jumlah guru.

          Berdasarkan pernyataan diatas sehingga dengan penerapan teknik Supervisi kelompok yang inti pelaksanaannya adalah memberikan pembinaan secara berkelompok mampu meningkatkan nilai supervisi akademik.  Ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata dari masing-masing siklus.

         Berikut grafik 4.5 tentang peningkatan nilai hasil Supervisi akademik dari pra PTS dan hasil dalam 2 siklus dari penerapan teknik supervisi kelompok guru. Berikut grafik peningkatan nilai supervisi akademik dalam teknik supervisi kelompok.


Gambar 4.5 Gambar tabel grafik peningkatan nilai rata-rata supervisi akademik melalui teknik  supervisi kelompok

              


Dari tabel grafik 4.5 diatas guru yang sukses dalam  nilai Supervisi akademik  menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari pra PTS 74,75 setelah penerapan teknik Supervisi kelompok nilai rata-rata meningkat menjadi 82,7 pada siklus 1 dan meningkat menjadi 83,4 pada siklus 2. Selain peningkatan  nilai rata-rata Supervisi akademik juga menunjukkan peningkatan jumlah guru yang berhasil mencapai nilai kriteria sukses. Dari pra PTS hanya ada 24 guru yang berhasil mencapai nilai criteria sukses, pada penerapan teknik supervisi kelompok siklus 1 meningkat menjadi 32 guru yang terhasil mencapai nilai criteria sukses, sedangkan pada siklus 2 sudah meningkat menjadi 38 guru yang berhasil mendapatkan nilai kriteria sukses  ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan.

4.2.2  Diskusi Hasil Kajian dari temuan penelitian.

              Berdasarkan hasil dari supervisi akademik  dalam setiap siklus dari penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa nilai rata-rata supervisi akademik meningkat dari siklus 1 sampai siklus 2. Berdasarkan pada peningkatan nilai rata-rata yang cukup significant ini, maka dapat disimpulkan bahwa 95% guru dapat menerima teknik Supervisi kelompok

Kesimpulan   

   Supervisi akademik bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru, mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan kelompok kerja/musyawarah guru mata pelajaran dan membimbing PTS. Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.   

   Teknik supervisi kelompok ini mampu mengatasi masalah supervisi akademik guru. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata  supervisi akademik guru dari pra PTS 74,75 meningkat 82,7 di penerapan teknik supervisi kelompok siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 83,4 pada siklus 2. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari kritieria sukses 78. Serta menunjukkan peningkatan guru yang berhasil mencapai kriteria sukses dari pra PTS hanya 24 guru atau 60% meningkat menjadi 38 guru atau  95% yang berhasil mencapai kriteria sukses, ini berarti lebih dari 75% guru yang mencapai kriteria sukses dari jumlah guru keseluruhan. Dan ini sudah melampaui dari target yang ditentukan/dari kriteria sukses.

        Tahapan teknik supervisi kelompok dalam pembelajaran adalah sebagai

 

berikut: a). Peneliti  menganalisis hasil pra siklus/siklus 1 Supervisi akademik. b). Peneliti mengelompokkan guru sesuai dengan kebutuhan para guru, yaitu berdasarkan bidang studi yang diampu .c). Peneliti  memberikan layanan atau penjelasan sesuai permasalahan yang dihadapi d). Peneliti memberikan lembar Supervisi akademik untuk dikerjakan oleh guru-guru tersebut e). Peneliti  mengamati guru mengajar dikelas      

     

Saran

             Semoga penulisan  Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) tentang penerapan teknik supervisi kelompok  dalam pembelajaran ini bisa menambah wawasan bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya, terlebih untuk sesama kepala sekolah. Sehingga ada variasi teknik dalam kegiatan supervisi yang pada akhirnya guru merasa nyaman dan enjoy dalam mengikuti supervisi yang akhirnya bisa meningkatkan nilai Supervisi akademik para guru.


 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsini Prof.Dr: 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Penerbit :Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara

LPPKS. 2013. Supervisi Akademik. LPPKS karang Anyar

Departemen Pendidikan Nasional 2003 , Standar Kompetensi Guru Sekolah MenengahUmum, Direktur Tenaga Kependidikan

Glickman,1981.https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/.

Majid,Yusuf A.2000, Pengaruh Prilaku Pemimpin Terhadap Kinerja dan Kepuasan KerjaKaryawan Pada Industri Kecil Kembang Gula di Kodya Malang,Malang PascaSarjana UNIBRA 

Nurhadi,Drs.,M.Pd., (2004), Pembelajaran Contekstual dan Penerapannya dalam KBK.

PPPPTK, Surya Dharma MPA.Ph.D, (2010) PTS (Penelitian Tindakan Sekolah)

Suharsini A, Prof., Dr., (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Pelatihan PTK untuk guru,Kepala Sekolah dan Pengawas.

Sergiovanni, 1987. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005, Undang-Undang Gurudan Dosen ,Penerbit Cemerlang Jaka

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar