Rabu, 19 Oktober 2022

Jamiadi sahabatku dari desa Pojoksari

Ketika awal bertemu kami sama sama pake sepeda jelek. Mengayuh sepeda setiap hari ke Maospati.

Kendaraan masih jarang, orang yang  punya sepeda motor  masih jarang, bahkan anak desa yang melanjutkan  sekolah ke SMP masih jarang. Itulah gambaran keadaan di desa Pojoksari  saat itu. 

Kami masih beruntung  busa sekolah  ke kota  walaupun  dengan segenap perjuangan, lapar, letih, hujan, sepeda rusak di jalan, bahkan kecelakaan di jalan itu sudah  biasa.

Hari ini saya mendengar kabar mas Jamiadi meninggal, Info  dari tetangganya  jenazah dimakamkan  di Sumatera  karena keluarga besarnya  sudah di sana

Mas Jamiadi  pernah mengatakan, beliau mau mengajukan pensiun dini. Bukan karena sakit  tapi beliau  mau dicalonkan sebagai  wakil Bupati.

Di sana beliau  memang sukses, kebun sawitnya  10 tahun yang lalu  35 Ha.
Pekerjaannya  dari Pojoksari  ler orang sehari dapat bayaran 350.000
Itu 10 tahun yang lalu, Kalau sekarang  mungkin ya 500 ribu

Beliau  seorang pekerja  keras, membiayai  sekolahnya  sendiri  sejak  dibangku  SMP
Beliau di SMP 2 Maospati, saya di SMP 1 Maospati, kami selalu  berangkat  bersama dan pulang  bersama.

Ketika  di SPG beliau sudah mampu beli sepeda balap  dengan uangnya  sendiri. Sepeda ini yang mengantarkan  ke SPG  setiap hari, bajunya basah  kuyub  dengan keringat, begitu juga Saya.  Saya pake sepeda jengki Phonix warna merah. Hadiah Ketika sunat.

Kami bersama  tidak pernah  bertengkar , Dia baik.  Kami berada di kelas yang sama  2 D dan 3D
Dia duduk dibelakang  dengan Sutopo.  Ini teman akrabnya.  Ketika  lulus  SPG , dia bertekad  merantau  ke negeri sebrang, Sumatra.  Ketika  mau berangkat  bertemu Sutopo  di terminal Maospati.  Dia mengatakan, "Po aku arep nang Sumatra  , gak pisan pisan mulih nang Jawa  nek durung diangkat dadi guru".

Beberapa bulan yang lalu  pulang  menghadiri  reuni  di rumah  Mas Tikno, aku duduk disampingnya  sambil bercerita  panjang x lebar sama dengan luas.
Mas Tikno mengatakan  "beliau orangnya sangat baik, dermawan, beliau donatur GAS yang luar biasa"

Ada cerita yang terakhir  beliau pulang menghadiri  hajatan mantu adiknya. Yang hampir  bersamaan  dengan mas Jumai mantu.  Beliau juga datang bersama  teman-teman  yang lain. 

Dia sudah Haji sekeluarga, menunaikan  panggilan Tuhan, bersujud didekat Ka'bah, berdoa  untuk  keberkahan hidupnya.

Ternyata  kepulangannya  menghadiri  reuni  , berpamit kepada kita semua  untuk  berpisah selamanya.  Selamat  Jalan Mas Haji  semoga  Kau ditempatkan  terbaik  di sisiNya .😭😭🙏

2 komentar:

  1. Semoga Allah berikan nikmat kubur dan dijauhkan dari siksa kubur.Belum bertemu utk kedua kalinya tapi SDH pergi meninggalkan kita...semoga Allah terima segenap amal baiknya...selamat jln kawanku

    BalasHapus