Nglurug tanpa bala, sugih ora nyimpen, sekti tanpa meguru, menang tanpa ngasorake. Ini kata kata mutiara yang tertera di foto Presiden ke 2, Jenderal Suharto.
Pak Harto memang memiliki kultur budaya Jawa yang kuat karena bu Tin Suharto juga berdarah biru, sehingga "wejangan dan wewarah" beliau banyak mengambil dari budaya Jawa.
Di tahun 1990 an saya pernah bermimpi didatangi pak Harto ke rumah Bapakku. Padahal aku hanyalah anak desa yang tidak terkenal, tidak punya prestasi apa-apa. Bahwa punya mimpi pingin bertemu memang iya. Tapi sekali lagi hanya punya mimpi. Ternyata keduanya berbeda antara "bermimpi dan punya mimpi".Kalau tadi benar-benar nyata, saya ziarah ke makam beliau, membaca tahlil dan doa. Rasanya hening sepi suwung. Ternyata cocok dengan candra sengkala yang tertulis di prasasti di sebelah kiri pintu masuk.
"Ngesti suwung wenganing budi", ini artinya menunjukkan tahun 1908.
Kemudian di pintu masuk sebelah kanan juga ada sengkalan "rasa suwung wenganing budi" atau berarti tahun 1906.
Tahun itu menunjukkan dimulainya pembuatan pemakaman yang diberi nama Astana Giri Bangun, di mana Bapak Presiden ke 2, H. SOEHARTO dan Ibu TIN SOEHARTO dimakamkan di situ.
Hawanya sejuk, berada di lereng gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah sekitar 35 km di sebelah timur kota Surakarta.
Mengapa memilih tempat itu? Karena di sini dekat dengan makam Pangeran Samber Nyowo. Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunagara Pertama. Yang makamnya ada di atas. Kalau jalan kaki, agak menanjak memakan waktu 20 menit.
Pangeran Samber Nyowo adalah leluhur Bu Tin.
Di ruang utama dimakamkan Bapak dan Ibunya Bu Tin, juga kakaknya, kemudian Bu Tin dan Pak Harto. Jadi hanya ada 5 makam. Kemudian di luar ruang utama dimakamkan para kerabat dan keluarga yang tergabung dalam yayasan Mangadeg. Ada juga tokoh Nasional yang awal tahun ini dimakamkan di situ yaitu Jenderal Wismoyo Aris Munandar yang ternyata juga kerabat yayasan Mangadeg.
Hari sudah agak sore, kami mempersiapkan pulang ke Magetan karena malamnya saya ada janji dengan Hindun, anakku yang kecil.
Demikian catatan saya hari ini, semoga anda semuanya sehat beserta keluarga.
Magetan, 5 Nopember 2021
Alhamdulillah
BalasHapusAlhamdulillah.mas.semoga.serattan jenengan dapat menggugah minat menulis
HapusTerima kasih Mas
HapusGreat. Like it.
BalasHapusThank you Mas Doktor
HapusMengingat sejarah
BalasHapusTerima kasih mi
Hapus