Kemudian tanyakan kabarnya,
"Bagaimana kabarnya Mas?"
"Alhamdulillah kami sekeluarga sehat, bagaimana keluargamu?"
"Alhamdulillah berkat doamu kami juga sehat."
Kemudian penuhi hak saudara kita, mulyakan mereka, kalau dia salah maafkan. Kalau dia kesulitan dibantu.
Di sisi Allah yang berpahala adalah yang memaafkan, yang memberi, yang membantu, yang memulyakan, yang menghormati.
Bukan yang dihormati, bukan yang dimulyakan, bukan yang dibantu, bukan yang dimaafkan.
Kemudian, hindari marah marah. Dalam bahasa jawa senen senen ( "nyeneni"), baik di sekolah, di kantor maupun di rumah.
Kalau kita setiap hari marah marah, rasanya nama hari dalam seminggu itu senin terus.
Kalau ungkapan marah yang mengedepan maka rumah itu tidak baity Jannati , tetapi baity naari ( rumahku adalah nerakaku).
Di SMPN1 Takeran, sesuai dengan branding yang kedua adalah sekolah berbasis Agamis, maka nanti kalau anak anak sudah masuk sekolah dan masa pandemi sudah berlalu, sebagai standar karakternya adalah;
1. Ketika akan berangkat sekolah, cari Bapak/ Ibunya sampai ketemu, mengatakan pamit ke sekolah mohon didoakan, kemudian cium tanganya, baru salam kemudian berangkat ke sekolah.
Ketika berjumpa teman, guru atau warga sekolah harus tersenyum.
2. Jika bertemu sesama warga sekolah dengan wajah berseri seri dan senyum mengucapkan salam, kemudian berjabat tangan.
3. Menanyakan kabar temanya.
4. Kalau ada tamu dengan sikap hormat mengatakan salam dan berjabat tangan.
5. Saling menghormati, saling memulyakan, saling membantu dan menolong selama KBM di sekolah.
6. Berjabat tangan dengan guru saat pulang sekolah dengan mencium tangan
7 pulang kerumah mengucapkan salam bertemu dengan orang tua berjabat tangan dan mencium tangannya.
Kalau itu bisa terlaksana hati akan tentram seperti di surga yang damai menyenangkan. Ditambah penataan sekolah yang semakin apik , hijau dedaunan pohon, kicauan burung jalaknya mas Pur dan suara derkuku, warna warni mekar bunga yang semerbak mewangi sepanjang hari, gemercik air yang memancar di kolam bundar di utara Masjid membuat anak anak dan seluruh warga sekolah menjadi rindu belajar dan rindu sekolah.
Itulah makanya sekolah bisa disebut sebagai madarosatun jannati, bukanya madarosatun naari. Semoga.
Takeran, 30 September 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar