Kebetulan ada tukang pijat langgananku liwat, orangnya masih muda, rosa, seperti mbah Marijan.
"Lik mampir," teriakku.
Yang diteriaki paham apa yang saya kehendaki.
" Ini lho lik tanganku sebelah kanan ini kok kemeng rasane ", jelasku sambil menunjukkan bagian tubuhku yang sakit
"Sudah cuci tangan Lik?
"Belum ", jawabnya jujur.
"Cuci tangan dulu ya lik, itu didepan ada washtafel. Jangan lupa pake sabun." Jelasku.
Sejak Maret lalu ada pandemi covid-19, didepan rumah sebelah barat saya pasang washtafel, dari batu alam, saya datangkan dari Tulungagung harganya murah cuma Rp.150.000. Dengan maksud kalau ada tamu bisa cuci tangan di situ. Di sekolahku juga saya pasang washtafel 20 unit depan tiap kelas jauh sebelum corona ada. Karena saya ingin sekolahku menjadi sekolah sehat.
"Pakai masker ya lik, ini maskernya." Pintaku sambil menyerahkan masker 5000-an yang saya beli disebelah timur sekolahku.
Kemudian dimulailah pemijitan, diurus urut, diplirit plirit seluruh tubuhku, terutama bagian yang sakit. Sekitar satu jam pemijitan ini.
Habis itu selesai, saya tidak langsung mandi, karena banyak dengar cerita orang yang yang habis pijat langsung mandi bisa masuk angin, bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan kematian. Ini boleh percaya boleh tidak. Tapi saya termasuk yang tidak mau ambil resiko alias percaya.
Setelah istirahat sebentar terkumandang adzan magrib, kemudian kami sholat berjamaah di rumah bersama keluarga.
Abis sholat saya baru mandi kemudian makan bersama, masih habis satu piring, walaupun makan seadanya.
Setelah istirahat sejenak tak lama kemudian terdengar adzan isak. Saya bergegas ke masjid yang jaraknya sekitar 100 meter itu. Al Firdaus namanya, saya yang memberi nama masjid itu, sudah barang tentu diputuskan dalam rapat takmir masjid dan semua jamaah. Harapannya semoga besuk seluruh jamaah masjid itu kalau sudah meninggal masuk surga Firdaus, surga tertinggi di alam akherat sana. Aamiin.
Sepulang dari masjid tanganku semakin tidak nyaman, nyeri sekali, digunakan ngetik tidak bisa.
"Digunakan tidur saja mas, besuk pagi saya antar ke dokter," hibur istriku. Saya manut saja dan istirahat di kamar
tidur.
Digunakan untuk tidur dalam posisi bagaimanapun tidak enak, nyeri, kemeng tidak nyaman pokoknyà.
Saya sambil baca istighfar. Kata pak Kyai kalau kita membaca istighfar akan diberi jalan keluar oleh Allah dari masalahnya.
Tik tik..tik.... suara jam dinding menunjukkan pukul 11.30. Saya bilang ke istriku.
"Mi aku gak kuat kalau harus menunggu sampai besuk pagi , antarkan aku ke dokter sekarang." Aku masih bisa berpikir tegas, barangkali ini jalan keluar yang ditunjukkan Allah atas masalahku.
Tak lama kemudian kami sudah berada dalam satu mobil Phanter lawas buatan pabrik tahun 2002 ini. Diar ( anakku yang pertama) sebagai driver. Hindun (sikecil juga ikut serta).
Tiga puluh menit kemudian sampai di RS Griya Husada , saya masuk UGD , diterima dengan standar protokoler yang ketat. Saya ditanya berbagai pertanyaan, dahiku ditermogan, suhunya 36.8.
Kemudian saya didiagnosis.
"Bapak apa ada kecenderungan tensi tinggi?" "Iya dok." Jawàbku singkat. Memang selama 3 bulan terakhir ini saya tidak disiplin mengkonsumsi obat dan kontrol dokter, karena alasannya pandemi covid-19 ini.
Kemudian saya diberi obat dan boleh pulang.
Di Madiun diberlakukan jam malam yang ketat, tidak sembarang jalan diijinkan dilewati kendaraan . Akhirnya kami lewat jalur ringrut.
Kemudian sampai Jiwan.
Setelah tiba di rumah obat saya minum , kemudian tidur. Alhamdulillah bisa tidur nyenyak hingga tak terdengar adzan subuh. Akhirnya pukul 05.00 kami sholat subuh berjamaah di rumah . Alhamdulillah rasa nyeri itu sudah berkurang.
Hari itu saya gunakan untuk istirahat total, agar cepat pulih kembali . Ingat nasihat senior saya Abah Haji Syaikur KS SMP1 Kawedanan yang bulan depan sudah pensiun dalam keadaan sehat ini, untuk berdoa dikasih panjang umur. Allohuma towil umurona dan seterusnya lengkapnya ini;
اَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالۤاخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ
Allahumma thowwil umuurona, wa shohhih ajsaadana, wa nawwir quluubana, wa sabbit imaananna wa ahsin a'maalanaa, wa wassi' arzaqonaa, wa ilal khoiri qorribnaa wa 'anisy-syarri ab'idnaa, waqdhi khawaa-ijana fiddiini waddunyaa wal aakhirati innaka 'alaa kulli syai-in qodiirun.
Ya Allah! Panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Alhamdulillah Allah masih memberiku umur panjang, masih diberi kesempatan untuk menambah amal sholih, semoga saudaraku semua juga begitu diberi umur panjang, di sehatkan jasadnya, diterangi hatinya, ditetapkan imannya, dibaikkan amalannya , diluaskan rezekinya, didekatkan pada kebaikan dan dijauhkan dari kejahatan, juga dikabulkanlah segala kebutuhannya dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Aamiin.
Pojoksari, 20 September 2020.
Alhamdulullahh, masih diberi anugerah sehat, hingga hari ini.
BalasHapusMemang ibarat smakin tambah usia, ada saja tambah keluhan badan yg neko neko. Ada tensi tinggi kokesterol, asam urat dan sak ambrek, rasa sakit.
Masih bersyukur, ada penyakit mesti ada obatnya. Obat harus dicari.
Berdoa, tentunya jgn ditinggalkan.
Gerakan apa saja memang perlu kehati hatian pak Parno.
Kata orang sekarang banyak penyakit karena disebabkan faktor U.... artinya usia.
Tetep bersyukur, sehat sehat amin
Inggih pakde matur nuwun, mugi penjenengan tansah pinaringan sehat
HapusAlhamdulilah smg kita semua sht sll bebas corona
BalasHapusmatur nuwun Cak inin
BalasHapusAlhamdulillah masih diparingi sehat. Salam kenal dan salam sehat pak Suprno ....
BalasHapusterima kasih Bunda Ratu, salam kenal juga
HapusTerkadang manusia lupa akan nikmat yg sangat berharga bahkan lalai utk mensyukuri dua hal ini yaitu :
BalasHapus1. Nikman Iman Islam
2. Nikmat kesehatan.
Allah tidak memberikan sesuatu kepada hambaNya yg diinginkan. Akan tetapi Allah " mencukupkan " apa yg jadi kebutuhan hambaNya. Terus sehat ya sahabatku kita ketemu media sosial yg sdh tidak belia lagi. Bahkan sdh usia Ke Rosulan....usia yg matang dan mapan dlm semua aspek kehidupan
Tetap berkarya ide-2 nya terus kudukung...good luck
Terima kasih mbak niken nambahin semangat
HapusSemoga cepat sembuh sehat seperti sedia kala...
BalasHapusterima kasih Teh Lilis sahabatku yang baik hati
BalasHapus