Hati kita sedih, menyesal kenapa tadi lupa menaruhnya, kenapa tidak hati-hati dan sebagainya.
Tapi ada yang lebih besar dari itu, adalah kehilangan orang-orang yang kita cintai. Mereka satu persatu meninggalkan kita, atau kita yang meninggalkan mereka. Kita berpisah , untuk selamanya, kecuali kita menjadi orang-orang yang beruntung yang suatu saat dipertemukan Allah di SurgaNya.
Kita akan bahagia sekali, berpelukan mungkin sampai menangis saking bahagianya.
Karena dulu pernah bersama dalam suka dan duka. Bersama sama membesarkan anak-anak, mendidik anak-anak, bekerja bersama, makan bersama dll. Walaupun terasa sebentar.
Ya itulah realita, harus kita terima. Berani hidup harus berani mati, takut mati jangan hidup. Berani hidup berani menghadapi masalah, berani sedih, berani sengsara, berani berpayah -payah.
Kalau sebaliknya tak usah bertanya, siapa saja pasti berani.
Kemarin, 30 Januari 2022, pakde Suliyo meninggal. Beliau saudara sepupu ibu saya. Semasa hidupnya juga dekat dengan saya. Banyak keteladanan hidup yang bisa diambil hikmahnya. Beliau orang baik yang tekun. Anaknya 4 orang, sarjana semua, jadi ASN semua. Bisa naik haji bersama istrinya dengan biaya sendiri. Itu suatu capaian luar biasa bagi orang desa.
Anak-anaknya kehilangan, untuk selamanya.
Saya mewakili keluarga memberikan sambutan keluarga dalam acara pemberangkatan jenazah. Lazimnya dalam sambutan itu hemat saya harus mengandung unsur unsur sebagai berikut;
1. Mengucapkan terimakasih atas kehadirannya.
2. Memintakan maaf atas kesalahan almarhum.
3. Memintakam kesaksian almarhum beragama apa.
4. Meminta kesaksian almarhum termasuk orang baik.
5. Kalau ada permasalahan hutang piutang bisa diselesaikan dengan ahli waris.
Semoga beliau, diampuni dosanya , diterima amalnya, diterima haji mabrurnya, dan ditempatkan di surgaNya.
Selamat jalan pakde, kami semua mendoakanmu, semoga surga tempat kembalimu.
Magetan, 31 Januari 2022
Alhamdulillah
BalasHapus