Anaknya 3 orang , yang pertama nantinya yang akan menggantikannya menjual kerupuk.
Sedang yang kedua dan ketiga menjadi tentara. Suatu prestasi yang luar biasa di desa.
Kebanggaan orang desa bila anaknya bisa menjadi tentara, atau setidaknya menjadi pegawai negeri. Kalau menjadi tentara cari jodoh gampang. Kalau wiraswasta agak sulit cari jodoh. Tetapi semua itu sebenarnya ada di tangan Tuhan.
"Siji pati, loro jodo, telu wahyu , padat pangkat, lima donya, iku muhung ono ngersane Gusti", ini yang dikatakan Anom Suroto, dalang kondangan dari Surakarta.
Kembali pada mbah Yah, Dia hatinya baik tidak pernah bertengkar dengan tetangga dan sanak saudara. Karena Dia yakin bertengkar itu cara yang buruk dalam menyelesaikan masalah.
Dia memiliki hati andap asor, bukan karena diajarkan orang tua, tetapi memang sudah pembawaannya. Mengalah dalam setiap urusan, tidak menangnya sendiri. Itu bagian dari akhlaq karimahnya.
Dia dekat dengan pak Martani, seorang guru tidak tetap yang lama mengabdi dan belum juga diangkat, yang saya ceritakan beberapa bulan yang lalu. Karena ketiga anaknya masih kecil dulu yang mengajarkan ngaji adalah beliau., pak Martani.
Orangnya sabar, tlaten dan dekat dengan anak anak. Diwaktu subuh dia sering mengumandangkan adzan, suaranya merdu, enak didengarkan dan diresapi dihati, terutama orang orang seperti mbah Sa'diyah.
"Kalo mbok, Kang Mar wis adzan", kata Narti pada simboknya kalau membangunkan mbah Yah diwaktu subuh.
"Iyo Nduk, turuku angler bengi mau, iki wis subuh to". Jawabnya pada Narti.
Mbah Yah pernah terkena stroke, sebuah penyakit yang menakutkan. Entah beban berat apa yang digendongnya sehingga Dia harus kalah.
Tapi dengan kesabarannya menanggung derita ini, dan kebaikan orang-orang di sekitarnya akhirnya sembuh. Bisa menggoreng kerupuk lagi.
Kalau mendengarkan suara orang mengaji hatinya tentram, lebih lebih yang mengaji pak Martani, suaranya enak diresapi dihati, menentramkan, katanya. Tetapi kalau mendengarkan suara keras lainya hatinya nratab.
Sebenarnya Dia ingin belajar mengaji, tapi sudah tua, mau datang ke Masjid sudah tidak kuat lagi. Dia belajar pada cucunya, sebisanya, semampunya. Semoga niat baiknya dicatat sebagai amal sholih.
Magetan, 2 April 2021
Pesan moral
Kadang-kadang kita perlu belajar dari orang kecil, orang-orang sederhana yang banyak masalah tapi tidak pernah mengeluh, karena sudah terbiasa menggendong beratnya beban masalah.
Aamiin. Semoga Allah menyayangi Mbah Yah
BalasHapusaamiin ya robbal alamin, terima kasih pak Supadilah
Hapus"Siji pati, loro jodo, telu wahyu , padat pangkat, lima donya, iku muhung ono ngersane Gusti" ini artinya apa Pak?
BalasHapusSama ini "turuku angler bengi mau"
😁
1. Ajal
Hapus2. Jodoh
3. Keberuntungan
4. Derajat dan pangkat
5. Harta
Itu semua sudah diputuskan Allah
Terima kasih Pak. Tulisannya sangat menginspirasi 👍🏻
HapusMenginspirasi
BalasHapusterima kasih Fitra
BalasHapus