Kamis, 03 Juni 2021

Literasi digital mengubah harapan masa depan

Catatan saya hari ini adalah jika dua orang  bertemu  dan sama-sama  memiliki  pengetahuan maka pengetahuan  itu  bisa menyebar  ke dua orang. Jika banyak  orang bertemu  dan berpengetahuan  maka pengetahuan  itu  akan menyebar  ke banyak  orang. Intinya  seperti  itu yang disampaikan  Bapak Bupati  Magetan  dalam acara webinar  literasi  digital hari ini.

Menurut  Kang Woto, panggilan  akrab  beliau  kita harus cakap  dalam  literasi  digital. Konten  yang kita tulis di fb atau medsos lain  itu  sifatnya  abadi sampai  hari  Qiamat. Sehingga  kalau seseorang  menulis tentang  orang  lain, sedangkan  tulisan  itu berupa  tuduhan yang tidak benar,  maka hal itu berarti  suatu  tindakan  kejam.

Saya sendiri  mengalami  hal itu  , ditulis  dengan berita  yang tidak benar,  berita  ini bisa dibaca  orang  sampai  hari Qiyamat. Saya tidak  protes,  atau mengingatkan. Karena  kalau  diingatkan   nanti tambah  ramai,  ya biarkan  saja. Itu perbuatan  dosa jariah  sampai  hari Qiyamat. 

Karena  itu  Pak Bupati  menyampaikan  kalau  akan  menguploud foto, atau  tulisan  harus berfikir  sejuta  kali. Karena  di dunia  maya  itu  sifatnya  abadi.

Buatlah  konten yang baik,  yang memberi  manfaat  pada orang lain,  jangan  berdiri  diatas  penderitaan  orang lain , apalagi  menari-nari diatas  penderitaan  orang lain.  

Di era digital  nanti  banyak  profesi  yang sekarang  ada , mungkin  10 tahun lagi  tidak ada. Oleh  karena itu  satu pertanyaan  yang biasanya  kita  tanyakan  pada anak-anak , besok  kalau sudah besar  ingin jadi apa? Pertanyaan  ini  kita rubah menjadi  , "besok  kalau  sudah  besar  mau buat  apa?"

Saya pernah  mengajukan  pertanyaan  ini  pada murid murid  saya. Jawabnya  ternyata  mencengangkan.  

Anak pertama menjawab,  "saya ingin  punya  sekolahan". Berarti  dia akan menggaji guru, Dia membangun  sekolah, Dia yang punya  sekolahan. Berarti juga menyerap  lapangan  kerja  yang banyak.

Anak kedua saya ingin membangun rumah sakit,  agar ibuk saya kalau sakit  tidak usah bayar,  dan orang-orang  yang tidak mampu  tidak usah  bayar. Ini juga cita-cita  besar,  yang nanti menciptakan  lapangan pekerjaan  yang luas.

Anak ke tiga menjawab  "saya ingin membangun  Bandara." Luar biasa  lagi, mungkin  Dia pernah  naik pesawat,  dan melihat  betapa  megahnya  Bandara. 

Tidak  hanya  3 anak itu  yang saya  tanya,  tapi seluruh  kelas saya tanya  , semua  anak-anak  Jawabnya  luar  biasa,  semoga mereka  bisa mencapai  cita-citanya.  

Apa yang disampaikan  anak-anak  ini jangan  dinentahkan,  jangan dicemooh,  jangan dihina,  tetapi  ikut  merawat  dan mengantarkan  ke depan pintu  cita-cita  itu.  

Kalau  kita cemooh  namanya  membunuh  karakter  siswa. Ada di kelas  itu  anak  yang tidak berani  bertanya pada gurunya. Ini disebabkan  karena semangat  bertanya nya  sudah  dibunuh  oleh gurunya  atau  oleh orang tuanya  sendiri.

Karena  itu  ketika  anak  masih kecil,  dia suka  bertanya,  maka kita dengarkan  baik-baik,  dan kita jawab  dengan baik.  Penting  atau tidak penting bagi kita,  akan tetapi  itu  penting  bagi anak.

Demikian  semoga  kita  semua  bisa  memfasilitasi  dan mengantarkan  cita-cita  anak-anak  kita untuk  membuat  sesuatu  yang  dibutuhkan  pada kehidupan di jamannya.

Magetan,  3 Juni 2021

3 komentar:

  1. Aamiin. Semoga kita bisa mengantarkan anaka anak kita mewujudkan cita citanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Omjay yang baik hati. Aamiin ya Robbal alamiin

      Hapus