Melihat foto ini saya terharu, ketulusan ,cinta, kasih sayang ada di sana. Ketiga anak ini masih bersaudara. Anak laki laki yang paling besar namanya Dilliar, yang dipangku itu namanya Hindun, adiknya. Yang meliling namanya Duta, keponakan saya. Mereka duduk diatas kasur kapuk randu yang sederhana.
Foto itu diambil tahun 2003, rumahku belum jadi, lantainya masih batu merah. Dindingnya belum di cat. Plavonnya tidak ada.
Tapi perasaanku betul betul bahagia, dengan hadirnya anak- anak lucu disekitarku.
Kalau pergi ke rumah neneknya anak-anak itu saya angkut pake sepeda motor Shogun , kendaraan roda dua yang lumayan baik saat itu.
Sebelumnya saya punya sepeda motor Honda supercup , yang jelek, tapi sangat irit bahan bakarnya. Sepeda motor ini yang menemaniku kemana saja pergi berdinas setiap hari.
Begitu rumahku berdiri tahun 1999. Kami betul-betul mandiri, makan seadanya olahan istri , tapi rasanya nikmat sekali. Saya merasakan masakan mahal hanya kalau sedang penataran di hotel berbintang.
Kebetulan saya seorang guru yang banyak dipanggil penataran sejak dulu sampai sekarang.
Kembali kepada cerita 3 anak di atas. Dilliar sangat menyayangi adiknya, hingga pernah suatu ketika kami tinggal dibrumah neneknya untuk suatu keperluan, adiknya menangis, kemudian diajak pulang dengan mengitari desa Bulu. Adiknya diboncengkan sepeda kecil, dituntun jalan kaki sekitar 4 KM.
Setiap orang memandangi dua anak kecil ini, dengan perasaan terharu. Begitupun aku ketika mendengar cerita dari teranggaku. Akhirnya atas tanggung jawab ini Dia saya beri hadiah sepeda seharga Rp. 500.000.
Ketiga anak ini tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan cantik. Dilliar punya usaha intertainmen, Hindun masih kuliah di Kedokteran Gigi, Duta sebentar lagi akan berangkat ke Jepang.
gambar: Dilliar jadi manten, dan Hindun baju hijau toska.
Saya berharap semuanya bisa mencapai cita-cita nya masing dan yang lebih penting lagi tetap bersaudara, cinta, kasih sayang, tulus, seperti ketika mereka masih kecil seperti yang ada di foto tersebut.
Alhamdulillah
BalasHapusAamiin...semoga apa yang menjadi harapan bapak bisa terwujud.
BalasHapusTerima kasih bu Mujiatun
Hapus