Kamis, 23 Januari 2025

Armusna, Perjuangan panjang ibadah haji

Hari itu kami bersama rombongan jamaah haji diturunkan di suatu tempat yang saya belum pernah kenal, kira kira menjelang sebelum sholat dzuhur, jangan bertanya panas atau tidak. Jawabannya pasti panas. Sekitar 45 derajat celcius. 

Tak tahu arah bahkan masuk di maktab yang mana tidak ada gambaran. Masuk di maktab pertama salah, disuruh pergi oleh yang berhak akhirnya diarahkan di maktab yang disediakan untuk kami. 
Alhamdulillah walaupun berdesakan tapi bisa dapat bad tempat tidur seperti yang disediakan untuk anak pondok pesantren. 

Kemudian malamnya kami harus pindah ke musdalifah, sebuah padang luas sejauh mata memandang. Bercahaya kan lampu indah, kami bermalam sejenak, mengambil batu yang digunakan untuk membalang jamarot. 

Di sini disediakan karpet untuk istirahat atau tiduran sejenak. Tak tahu hatiku diarahkan untuk bergerak ke arah timur menurut yakin ku, menuju tempat untuk naik. Bus menuju Mina. 
Disinilah perjuangan kami diuji kesabaran, karakter dan akhlak. Kami antri panjang untuk sampai naik bus. Disini ada yang sampai masuk angin  badannya lemas, harapannya rapuh, hanya ditolong orang-orang terdekat dengan pengobatan seadanya. 

Saya sering disalip orang, bahkan saya berikan tempat pada orang-orang yang kesulitan. Istri saya lebih melaju didepan, dia berteriak memanggilku untuk segera melaju. Aku bersabar menunggu arus yang normal. Saya yakin nanti akan bertemu di ujung sana. 
Alhamdulillah sebelum subuh dapat naik bus. 

Kami sholat diatas kendaraan dan fajar kami sudah sampai di Mina. Alhamdulillah mendapatkan maktab yang longgar. Tapi ada diantara kami yang jam 13.00 baru mendapatkan angkutan, padahal panasnya sekitar 50 derajat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar