Kemudian jam 06.00 mau pergi cari sarapan di desa kami. Ketika bermaksud mengambil sepeda motor, teringat. Motornya di Bawa Diar, anak saya yang pertama, digunakan untuk kerja, yang hari itu dapat job sound sistem di Tawangrejo, Takeran.
Kemudian meminta saya untuk diantar pake mobil sambil jalan jalan menikmati indahnya suasana pagi di sepanjang jalan Magetan.
Yang di tuju di desa Tamanan, di pasar kecil yang dikenal dengan pasar Ngranget. Ternyata bakulnya tidak jualan, karena tetangganya mantu.
"Di Magetan saja pah (panggilan mesra untuk saya) di dekatnya almarhum pak Joko, sambil jalan jalan."
Sesampainya di sana ternyata tidak buka, hanya kusaksikan banyak deretan mobil di sepanjang jalan Kawi itu.
Nggak papa mungkin tidak jodoh, kemudian kami melaju hingga depan perpustakaan Magetan. Di sana kulihat banyak ibu- ibu berkurumun membeli nasi.
"Lihat itu ada penjual nasi". Istriku tidak tahu. Menoleh kekiri baru tahu.
Istriku membuka pintu mobil, dan menghampiri sebuah mobil elsa tahun lama, yang dimodif seperti sebuah warung kecil. Catnya berwarna hijau. Makanya diberi nama "Warong Ijo."
Kreatif bener ini pemiliknya.
"Sudah lama jualan di sini mbak?" tanyaku menemani Istriku yang sedang pesan nasi pecel.
"Satu tahun pak." Jawabnya singkat tapi sambil tersenyum. Dalam forum itu tidak ada tegur sapa kecuali sekadar menyampaikan beli apa, berapa dan jawaban atas pertanyaan itu.
"Namanya siapa mbak?"
"Saya Eka Pak."
"Dalemipun pundi?" Saya menyangka ini orang jauh.
"KPR Kandang ayam pak"
"Oo, asli Magetan berarti". Kandang ayam itu sebuah perumahan yang tidak jauh dari terminal Magetan, tepatnya sebelah selatan terminal.
Bagi saya nasi pecelnya mbak Eka pas. Pas di rasa, juga pas dikantong. Bayangkan di Kota dengan Rp. 4000, anda sudah dapat nasi pecel lauknya tempe goreng.
Sudah kenyang, porsinya juga pas, nasinya empuk, sambalnya tidak terlalu asin. Yang aku tidak suka asin.
Warung ini bisa menginspirasi anak muda yang belum punya pekerjaan, dengan modal yang tidak terlalu banyak , tapi bisa digunakan untuk mencari sandang pangan .
Saya melihat ada yang menggoreng tempe , namanya mas Adit, seorang anak muda yang tidak gengsi dengan pekerjaannya. Yang penting halal, Dia membantu mbak Eka dalam operasional Warung ijo.
"Ini bu sudah selesai".
"Berapa mbak?"
"42.000."
"Terimakasih mbak Eka."
Istriku pulang dengan membawa 6 bungkus nasi ditambah aneka gorengan. Satu kresek penuh , hanya dengan Rp.42.000.
Kalau di restoran itu hanya untuk 1 orang. Tapi di warung ijo mbak Eka, cukup membuat kenyang 6 orang keluargaku.
Magetan, 24 Juli 2022
Inspiratif
BalasHapusTerimakasih Mas
BalasHapusKeren jiwa wirausaha dan pebisnis
BalasHapusKreatif
Terima kasih Ovi
BalasHapusKreatifitas bisa mendatangkan rezeki
BalasHapusBetul bu Cahyati
BalasHapusMenginspirasi say untuk menulis.
BalasHapusTerima kasih Pak Udin
Hapus