Saya pernah mendengar hadist bahwa saat hujan deras itu doa doa dikabulkan. Semoga doa kita semua dikabulkan oleh Allah SWT.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi bulan romadhon ini. Pertama niat, kita luruskan niat puasa kita semata mata karna Allah. Demikian juga amalan amalan yang kita lakukan senantiasa mencari ridho Allah. Amalan amalan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu kita manfaatkan keberkahan bulan ini dengan melakukan amalan amalan sholih.
Sholat sunah, tadarus Al Qur'an, infaq, membantu orang lain, berderma, memberi buka orang yang berpuasa, membersihkan masjid, tempat wudu, kamar mandi masjid dan lain-lain.
Dalam sholat yang juga perlu dipersiapkan, wudhunya yang sempurna, pake pakaian yang baik, pake surban, pake siwak, pake wangi wangian dan lain.
Persiapan yang ke dua adalah ilmu mengenai puasa dan sekitarnya. Dengan mengetahui ilmu maka akan mengetahui harganya amal, kita luruskan niatnya, kita sempurnakan puasa kita dengan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Tidak menggunjing orang, tidak menipu orang, menyelesaikan urusan urusan dengan orang. Misalnya hutang yang belum terbayar.
Orang itu kalau mau hutang "munduk- munduk", giliran mengembalikan pura-pura lupa. Takutlah nanti di akhirat ada perhitungan yang maha teliti, kita disuruh mengembalikan hutang-hutang kita pada orang lain. Padahal saat itu tidak ada emas , dirham dan rupiah.
Tidak itu saja perilaku dholim yang pernah kita lakukan juga dituntut balas.
KH Uzairon pernah menerangkan, "dua ekor kambing yang satu punya tanduk, yang satunya tidak punya, yang punya tanduk digunakan menanduk kawannya yang tidak punya tanduk, maka besuk di hari Qiamah ganti disuruh nenanduk.
Demikian juga kita yang diciptakan gagah perkasa, kemudian memukul yang lemah, malaki, dan lain-lain, nanti juga dituntut balas.
Oleh karena itu tidak ada alasan sombong bagaimanapun keadaan kita , karena hakikatnya semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.
Alhamdulillah kita semua masih diberikan kesempatan bertemu dengan bulan romadhon yang semua amalan dilipatgandakan pahalanya.
Sementara teman-teman kita sudah menghadap Allah, saudara kita sudah dipanggil Allah lebih dahulu.
Pada jaman wabah, mungkin diantara kita pernah sakit, bahkan hampir mati tapi Allah masih menghendaki kita hidup di dunia. Kita syukuri dengan memperbaiki akhlaq budi pekerti, bergaul dengan sesama yang baik, jangan "adigang adigung adiguno". Ternyata masih banyak yang perlu kita perbaiki ya.
Ada di desa itu, sholatnya tertib, puasa lancar tapi "satru....," tidak usah satru, biarlah kalau ada perkara yang tidak adil nanti Allah yang menyelesaikan. Karena tidak ada yang merugikan. Justru yang merugikan adalah diri kita sendiri.
Persiapan yang ketiga adalah harta. Kita gunakan untuk bekal ibadah di bulan romadhon, kita keluarkan sebagian harta kita di jalan Allah , untuk berinfak, memberi buka orang yang berpuasa. Kalau tidak punya bisa menggunakan tenaga kita untuk bersih bersih masjid, karena kotoran dimasjid itu menjadi mahar bidadari di surga.
Atau bisa mengajari agama pada murid murid kita, membaca Al Qur'an dan lain-lain. Semuanya akan mendulang pahala.
Ini refleksi hari pertama di bulan Romadhon, semoga kita diberi sehat sekeluarga, diberi rezeki yang berkah dan puasa dan amalan kita diterima oleh Allah SWT.
Magetan, 3 April 2022
Alhamdulillah
BalasHapusAlhamdulillah....matursuwun mas Ks,semoga penjenengan sehat selalu agar tetep bisa mengingatkan pd kita2 melalui karya tulsnya.dan dijadikan pahala jariyah bagi penulis dan pembacanya.jgn lupa nanti klo penjenengan masuk surga tolong cari saya dan mintakan masuk surga bersama dulur2 GAS.
BalasHapusMasya Allah la quwwata illa billah, matur mbak Parti
BalasHapusPak Kepala Sekolah yang alim...
BalasHapusMantap..
Terima kasih Lely yang baik hati
BalasHapusAlhamdulillah ilmunya sangat bermanfaat bisa menjadi inspirasi buat yg membaca bpk Suparno matur suwun
BalasHapusTerima kasih bu Yuningsih
BalasHapus