Rabu, 09 Desember 2020

Guru Sugestif ala Afif Hidayatullah

Masih muda,  ganteng, cerdas, kreatif,  banyak  pengalaman,  itulah  sekilas  profil  Afif  Hidayatullah,  seorang dosen  di AKSI.

Malam ini  memberikan  materi tentang guru  sugestif  yang sudah ditulisnya  menjadi  buku. 

Menurut Afif ada 3 tipe guru di new normal


1. Guru santai
Guru tipe ini tidak mencintai profesinya, tidak mencintai anak didiknya, senangnya kalau bekerja dari rumah (WFH). Jadi kondisi  pandemi  seperti ini dianggap  berkah baginya.

2. Guru tugas
Pokok ngasih tugas selesai
Pokonya siswa  punya nilai selesai
Tidak mencintai anak didiknya dengan sepenuh  hati.

3. Guru motivator
Guru tipe ini mampu menginspirasi anak didiknya  di era new normal, baik di awal pembelajaran,  ditengah , dan di akhir pembelajarannya. 
Guru motivator mampu membangkitkan anak didiknya untuk tetap semangat dalam situasi  apapun.


Selain itu   Afif  juga menjelaskan,  6 hal yang dilakukan  guru sugestif di era pandemi  ini;
1. Membangun mental sinergis.  Jadi mentalnya  siswa dan orang  tua dibangun  yang baik,  sehingga  bisa bersama sama mencapai  sukses.  Sukses sendiri  itu  biasa  tetapi sukses  bersama  itu  luar  biasa.

2. Memiliki  mental proses.  Guru  hebat  lebih menyukai  proses  dari pada hasil.  Allah  tidak melihat  hasil  akan tetapi  melihat  proses kita  mencapai sesuatu. 

3. Mental kreatif.  Selama  kita menjadi  gelas kosong untuk  diisi  maka kita termasuk  guru  Sugestif.

4. Menciptakan peluang.  Di era pandemi  ini  kita bisa punya  akun youtube,   kita punya  vidio  pembelajaran, itu  semua  memberikan  peluang  kita bisa memberikan  pelayanan  kepada  siswa  yang terbaik,  sehingga  siswa  semangat  dalam belajar .

5. Menguasai  building raport.  Kita menjalin hubungan  keakraban,  berusaha  dekat  dengan anak didik, dengan guru,  berusaha  mengetahui  ulang  tahunnya.
Dalam hal  mengajar  guru  sugestif  selalu  mengawali  dengan  motivasi,  di tengah  memotivasi  dan mengakiri  dengan motivasi. 

6. Mampu mengarahkan gelombang  pikiran  siswa, orang tua dan guru.  Maka selanjutnya  membentuk  trust atau  rasa kepercayaan.  Sayangnya pada siswa  tidak hanya  di lisan  tetapi  di hati.
Guru  hebat  menjadikan  siswanya  sebagai sumber pahala.

Ada   cerita batu ponari. Batu  dicelupkan  pad air dalam gelas, lantas airnya  diminum,  maka orang  yang sakit  jadi  sembuh.  Apa  yang membuat  pasien  sembuh?,  apakah  batunya?,  apakah Ponarinya ?,  apakah  sugestinya?. Jawabnya  karena sugestinya. Maka memberikan  sugesti  pada siswa  itu  sangat  penting  sekali. 

Ada  kalimat  ini ;
"Wahai Allah  siswaku sukar  dinasihati." Maka  rubahlah kalimat  ini  menjadi, "Wahai siswaku  kita punya  Allah." 

Menjadi  guru  yang  menghipnotis harus disertai  dengan;
1. Niat.  Jika salah tulis alamat maka akan salah  tempat.  
Guru  BK itu  guru  yang paling sedih,  kalau  melihat  siswanya  dikeluarkan.

2. Repetiti.  Membuat  kalimat mengulang  keberhasilan  masa lalu.  Contoh  dulu  kamu  rajin belajar,  prestasi  belajarmu bagus   kamu dusukai  guru  dan orang tuamu. 

3. Bentuk  mental proses.  Maka kita harus mampu  membuat  siswa  bangga  dengan proses.  Bukan bangga dengan hasilnya.  Lebih baik mencoba lalu  gagal dari pada gagal dalam  mencoba. 

Afif  menjelaskan  guru  itu  ada 3 golongan. 
a. Guru  nyasar.  Guru  yang  sekolah  guru nya  itu  terpaksa,  karena  sudah  jadi  PNS.  Guru ini  tidak bisa mengajar  dengan baik. 
b. Guru  Bayar. Dia mengajar  karena dibayar. Mengajarnya  tidak semangat,  tidak ada kreatifitas  dalam pembelajarnya. Guru  ini hanya  sekadar menggugurkan  kewajiban  Mengajarnya. 

c. Guru  Sadar. Ini  yang guru hebat,  mereka  semangat  Dalam mengajar,  selalu  menciptakan  variasi  pembelajaran,  selalu  menginspirasi  di awal , di tengah  dan di akhir  pembelajarannya.  

4. Emosi yang intens. Guru ini  tidak lelah dan bosan memberikan  nasihat pada  siswanya,  nasihatnya tidak keluar  dari lisan  tetapi  dari  hati.

Ada  permainan  burung kakak  tua 
123 341 114 221
Kalu  1 tangan keatas, kalau  2  tangan ke pundak,  kalau  3 Tangan ke samping , kalau 4 tangan ke depan. 
Ini  bisa dijadikan ice breaking. 

Teknik framing  dalam mendidik  siswa di era New normal. 
Framing  itu  bingkai  pikiran.  Membuat kalimat  seperti  ini. Ada nggak orang yang hafal al Qur'an  tetapi tidak pernah membaca  al Qur'an? Jawabnya tidak ada,  berarti  kalau  ingin hafal al Qur'an  harus rajin membacanya.

Back stret  frame. Membuat  statemen  masa lalu  yang  berhasil.  Contoh.  "Dulu kamu  rajin belajar,  nilaimu bagus, guru dan orang tuamu  senang." ,  "Dulu  kamu  rajin sholat,  hatimu tenang, dan tentram."

Agreemen  frame.  Orientasinya pada  kesepakatan  beberapa  pihak.  Contoh,  "Kata kata  orang  sukses,  semuanya  rajin belajar." 

Dalam menghadapi  masalah,  Afif  menjelaskan , "Jatuh itu  biasa, bangkit  itu  luar biasa."
Guru  Tangguh  adalah guru yang tak kenal lelah  menasihati  siswanya.  
Sukses  sendiri  itu  biasa,  sukses  bersama  itu luar biasa. 

Afif  juga menyampaikan,  kalau  kita  akan  berangkat  itu  berdoa,  libatkan  Allah dalam pembelajaran agar  pembelajarnya  ada keberkahan. 
Berkah  itu  pasti  banyak,  tetapi  banyak  itu  belum  tentu  barokah.  

Mari  kita  tanaman pada diri  kita  menjadi guru  yang punya  nilai,  guru  yang berharga,  guru  yang bermanfaat.  

Menjadi  guru  yang menganggap dirinya  seperti  gelas kosong,  yang selalu  mengisi baik  secara  gratis maupun  berbayar. 

Dan jangan lupa  siswa kita  adalah  sumber  pahala.  Artinya  dengan mengajar  yang baik,  kita akan mendulang  pahala yang akan kita  petik  kelak  dihari  qiamat.

Apa yang disampaikan  di atas bisa  dilihat  ditautan  berikut ini. Selamat  menjadi  gelas kosong,  dan mengisinya  tak kenal  lelah. 


Magetan,  9 Desember  2020.














6. 

4 komentar:

  1. terima kasih banyak pak kyai, tinggal ditambahkan videonya akan smakin lengkap, di https://youtu.be/lHLKWK0MLAo

    BalasHapus
  2. Niat untuk mengisi nurani/jiwa para siswa untuk selalu semangat dalam kondisi apapun itu bentuk motivasi guru yang tidak akan lelah untuk menjadikan siswanya sukses dunianya maupun akhiratnya

    BalasHapus