Aku tertarik menulis tentang mas Gibran yang baru dilantik langsung blusukan mengunjungi pasar Gede, bertemu dengan para pedagang pasar dan beliau mendapatkan hadiah payung cantik dari warganya.
Maka aku menulis tentang semangat para pemimpin baru ( lihat di tulisan saya sebelumnya).
Jadi dengan membaca aku bisa mendapatkan ide baru. Bagi saya membaca adalah nafasku, baik membaca buku, koran , Qur'an maupun membaca tulisan kawan kawan guru blogger yang aku bergabung di dalam grup menulis.
Sedang menulis adalah jantungku. Jantungku bisa bergerak karena dipasok oksigin dari hasil bernafasku. Jantungku memompa darah yang berisi makanan untuk didistribusikan ke seluruh tubuhku.
Maka aku sehat.
Demikian juga menulis adalah mendistribusikan pemikiran dan pengetahuan kita, yang akan mencerahkan orang lain , akan menambah wawasan orang lain. Akan meningkatkan pengetahuan orang lain. Maka inilah pentingnya literasi dibudayakan dalam kehidupan masyarakat.
Kalau Omjay ( Wijaya Kusumah ) mengatakan, membaca adalah makananku dan menulis adalah minumanku. Beliau begitu sukanya membaca dan menulis,
Aktivitas membaca dan menulis selalu di lakukan setiap hari. Semoga itu dilakukan juga buat anda yang mengaku sebagai masyarakat berpengetahuan.
sehingga kalau tidak, maka akan merasa lapar dan haus. Kalau nggak ada makanan dan minuman beliau jalan-jalan maka ide menulis itu pasti dijumpai.
Tulisan tersebut menggambarkan pentingnya membaca dan menulis.
Kalau Dr. Ngainun Naim , menulis itu seperti jarum jam yang tidak pernah berhenti selama 24 jam, akhirnya bisa menunjukkan waktu.
Jam dinding menurut mas Doktor ( panggilan akrab saya) memiliki filosofi kesetiaan, selama 24 jam jarumnya terus berputar, dilihat atau tidak dilihat orang.
Jadi menulis itu sebaiknya dilakukan secara terus menerus baik dibaca maupun tidak dibaca orang , entah diapresiasi atau tidak. Pokoknya menulis terus. Apresiasi akan diberikan karena kita terus menulis. (Naim, 2021,82)
Jadi menulis yang baik adalah setiap hari, maka kualitas tulisan kita akan berkembang menjadi lebih bermutu. Karena menulis itu bukan bakat akan tetapi adalah ketrampilan.
Semakin sering menulis maka akan semakin berbobot tulisan kita. Akan tetapi semakin lama tidak menulis akan semakin merosot kualitasnya.
Sumber bacaan:
http://belajarmenulisbersamaomjay.blogspot.com/2021/02/membaca-adalah-makananku-dan-menulis.html
Ngainun Naim, Menulis itu mudah, 40 jurus jitu mewujudkan karya, Lamongan: Kamila Press, 2021
Alhamdulillah
BalasHapus