Di grup alumni SPG saya mempengaruhi teman-teman untuk bercerita pengalamannya selepas SPG , mereka berada di pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan sebagian besar di tanah Jawa.
Cerita itu dituliskan di grup, kemudian saya salin di blog dengan sedikit pembenahan diksi kata katanya.
Kisah itu saya tuliskan kembali, insyaallah nanti jadi buku.
Rata rata mereka orang yang mau membaca, apalagi membaca kisah perjuangan teman temannya yang dulu pernah bersama duduk di bangku SPG.
Kebanyakan di antara mereka adalah anak orang tidak mampu atau paling baik, sedang secara ekonomi. Justru dalam kondisi ketidak mampuan ekonomi itu yang menjadikan cambuk bagi mereka untuk kerja keras, belajar keras dan rajin ibadah.
Mereka bisa bereksplorasi ditengah sulitnya hidup di pedalaman Kalimantan.
Mereka adalah anak-anak yang hebat. Walaupun tidak terbaik dikelasnya, tapi mampu terbaik di medan kerjanya.
Saat itu untuk bisa masuk SPG memang sulit, artinya dengan saringan tes yang ketat. Jadi yang bisa diterima di SPG adalah anak-anak cerdas dari desa.
Sejak diterima sebagai pelajar SPG, teman-teman di desanya memanggilnya "ru", artinya guru. Entah itu sebagai ejekan, cacian atau sebuah penghormatan saya tidak tahu isi hatinya.
Bagi kami yang jelas panggilan itu kurang nyaman. Iya kalau nanti bisa jadi guru beneran, artinya setelah tamat SPG diangkat jadi guru. Kalau tidak, apakah tidak malah menjadi beban dalam hidup kami.
Karena tidak semua kami, diangkat menjadi guru, ada yang bekerja di pabrik, ada yang jadi Tentara, Polisi, Dosen, wiraswasta dan lain-lain. Sudah barang tentu sebagain besar diantara kami menjadi guru. Karena sekolahnya sekolah guru. SPG.
Demikian tulisan saya hari ini, hanya untuk pengingat saja, hari ini adalah hari ke 14 isolasi mandiri saya, saya alhamdulillah tambah sehat, makan sudah banyak, sudah tidak ada keluhan, olahraga ringan saya lakukan setiap hari dengan dipandu Instruktur hebat, bu Parno.
Magetan 14 Februarai 2021
Mengenang kisah perjuangan itu menggembirakan. Bisa meningkatkan imun. Semoga semakin sehat Pak KS.
BalasHapusAlhamdulillah mas Doktor Naim, kesehatan saya bertambah saja baiknya. Penjenengan jaga kesehatan lho mas, saya telah lengah, semoga tidak terulang kenbali.
BalasHapusSemoga cepat sembuh pak
BalasHapusAlhamdulilah senasib sekah Guru dan hari kita tetap semangat bahagia walau sama2 isolasi mandiri. Sy hari ke 6. Tetap jaga Imun makan bergizi dan berjemur antara jam 9-10 pagi. Smg kita sgr terlepas covid-19. Aamiin YRA
BalasHapusalhamdulillah cak, saya sudah harinke 14, sabar ikriar, tawakal insyaallah lulus cak
BalasHapusTetap semangat bapak dan semoga segera pulih kembali
BalasHapusTerima kasih Bu, sudah berkenan mampir
BalasHapusAlhamdulillah sdh tambah sehat...ya?
BalasHapusTerus meningkatkan kwalitas kesehatan. Patuhi advice dokter terus semangat...
Sahabatku...
Mantan Muridnya bapak ku...
Semoga selalu dlm Rahmat dan HidayahNya.
Terima kasih mbak Niken yang baik hati
BalasHapus