Meraih mimpi

sumber  ilustrasi: dokumen  pribadi

Alhamdulillah  kami sekeluarga  sehat, semoga pembaca semua juga begitu  selalu sehat,  diberi  rezeki yang melimpah  barokah dan terbebas dari Covid-19. 

Tadi pagi  saya ngantar  nyonya belanja di gang cepit.  Sebuah  gang sempit  di utara Pasar  Baru  Magetan. Sepi,  antara  pembeli  dengan penjualannya  banyak  penjualnya. 

"Sami sakit watuk niki lo pak," kata pak tukang  parkir  yang ada di situ.

Biasanya  padat  merayap  di sini,  karena barang  dagangan  yang enak dan harga  terjangkau. Ada sayur matang,  ada ayam , telur  kampung,  daging sapi,  buah-buahan pisang  dan lain-lain. 

Kami  ke sini  hanya  seminggu  sekali,  sekedar  refresing  untuk  menyapa   berganti suasana.  Dan terakhir  beli nasi sego pecelnya  bude yang murah meriah  itu. 

Tadi malam  tidur  kami agar  larut. Pukul 23.30 baru tidur,  sambil  nunggu  pengumuman  si kecil  ikut tes. 

SNMPTN  tidak lolos,  nangis  "sesengguakan", sambil memeluk  ibunya. Ibunya  mendekat erat  sambil  menenangkan  hatinya.  

Kemudian  ikut  lagi SBMPTN,  sebenarnya  diterima  tapi di jurusan yang tak diinginkannnya.

Kemudian ada UTUL mana-mana  diikuti semoga nyantol. Anak ini persiapanny luar  biasa,  buku-buku  yang  berkaitan  dengan utul pasti  beli dan dipelajari  dengan  baik.  Sejak  ujian  SMA itu sampai  sekarang  masih saja belajar. Teman temannya  sudah dapat  kampus  impiannya. 

Alhamdulillah  tadi malam  Dia lolos  di Kedokteran  Gigi  Unair. Sebenarnya  impiannya  Kedokteran  Gigi  Unej,  seperti  tulisannya  yang ditempelkan di tembok  belajarnya 

alhamdulillah  realisasi  melebihi  impiannya.  Kedokteran  Unair  termasuk tertua  di Indonesia  setelah UI dan UGM. Jadi sejak jamam Belanda sudah ada. 

Alhamdulillah  Allah  berbelas  kasihan  padanya mengabulkan  impiannya  walaupun  diraih  dengan sulit,  perjuangannya  yang  tidak tidak mudah.  Memang  tak  ada jalan yang rata  untuk  menuju  puncak.  Banyak  onak dan duri  harus  dilalui,  batu-batu melintang disingkirkan,  kerikil  tajam  harus dihindari.

"Tetap  hidup  sederhana  ya Nduk,  sholihah,  rendah  hati. Teruskan  amalan rutinnya,  tahajud, duha dan baca Al Qur'an." Nasihatku pada si Kecil  ini. Semoga  Allah  senantiasa  melindungi  dan merahmatimu di manampun kamu berada. Selamat  bergabung  dengan para pecinta ilmu,  "Satria Airlangga."

Nasihatku pada gadis penulis novel "Hallo" yang pernah  mendapat  hadiah dari Bapak Bupati  Magetan,  Bapak Dr. H. SUPRAWOTO,  SH,MSi. ini. 

Dulu ketika aku melewati  jalan depan kampus  ini  hanya melirik  saja,  sekarang  kamu  tidak saja  melihat  tapi  bisa masuk  mengikuti  kuliah  didalamnya. 

Semoga  Allah  memberikan  kemampuan  pada  kita  bersama mereka,  dan kelak jadi Dokter  yang sholihah. Aamiin.

Jangan minder  dalam pergaulan,  pemilik  ilmu  itu adalah Allah,  kalau kamu dekat  dengan Allah,  pasti  kamu akan diberikan  ilmu  itu. Kata Imam Syafii,  ilmu  itu  tidak bisa  diraih  dengan rasa gagah dan hidup  mewah,  untuk  itu  sekali  lagi rendah  hati  menjadi  kunci  dalam hal ini.  

Magetan,  4 Juli 2021