Ojo sok gampang
janji wong manis
yen to amung lamis
Becik aluwung prasojo nimas
ora agawe cuwo
Tansah ngugemi
tresnamu wingi
jebul amung lamis
koyo ngenteni thukuling jamur
ing mongso ketigo
Aku iki prasasat
loro tan antuk jampi
mbok ojo amung lamis
kang uwis dadine banjur didis
Akeh tulodo kang demen cidro
Uripe rekoso
milih sawiji ngendi kang suci
tanggung biso mukti
Saya mendengarkan lagu ini sejak kecil, atau tepatnya sejak bisa memahami indahnya sebuah tembang Jawa. Hal ini wajar karena pencipta lagunya adalah Ki Narto Sabdho. Seorang dalang Kondang dari Semarang yang terkenal "ontowecono"nya.
Ontowecono itu adalah kepiawian sang dalang dalam bercerita, sehingga seolah-olah tokoh wayang betul-betul hidup. Kalau saya mengatakan "koyo tenan- tenano".
Saya belum pernah melihat sang dalang manggung, karena saat itu masih kecil.
Pernah di daerah Sugihwaras Maospati dikabarkan ada pertunjukan sang dalang kondangan ini, tapi saya juga tidak melihat, karena jauh.
Kembali pada tembang ojo lamis yang dipopulerkan oleh Waljinah , seorang sinden kondang di jamannya Ki Narto Sabdho. Tidak itu saja tembang ini juga dipopulerkan oleh "mbarang siter", seorang seniman jalanan dari kampung ke kampung mendendangkan tembang ini.
Kami anak-anak kecil biasanya mengikutinya di belakangnya berombongan, sampai belok ke rumah orang yang nanggab. Diantara kami ada yang pakai celana saja, tanpa kaos, atau baju, ada yang pake sandal jepit bahkan banyak diantara kami sering dengan kaki telanjang.
Tembang ini samapai sekarang masih enak didengarkan dan lirik lagunya mengandung pesan bahwa kita jangan suka laku lamis atau manis di bibir.
Kalau bisa apa yang kita lakukan itu sesuai dengan apa yang kita katakan.
Jika kita mencintai seorang gadis jangan hanya menyampaikan janji-janji manis, tapi harus bisa membuktikan apa yang pernah dikatakan kepada kekasih kita. Hal ini tidak saja berlaku untuk seorang pria, tetapi juga seorang wanita.
Saya merasa iri dan kagum pada pasangan kekasih yang membina hubungan pernikahan sampai tua, sampai detik terakhir hembusan nafas. Bahkan tidak itu saja, diantara pasangan itu tidak menikah lagi hingga ajal menjemputnya. Ketika meninggal akhirnya disandingkan dengan suami atau istrinya dalam pemakamannya.
Tembang ini juga mengandung nilai sastra yang tinggi terutama di bait, aku iki prasasat lara tan antuk jampi, artinya sakit yang tidak mendapatkan obat, akhirnya mati.
Jadi cinta yang dibodohin dengan janji-janji akan terasa sakit di hati yang sakitnya sampai dibawa mati.
Kemudiaan ada bait, koyo ngenteni thukule jamur ing mangsa ketiga artinya akibat janji lamis itu hanya menanti tumbuhnya jamur di musim kemarau. Adalah sesuatu yang tidak mungkin. Karena jamur itu hanya tumbuh di musim penghujan.
Terakhir, sebagai penutup lagu ini berupa sebuah ancaman, atau jangan ancaman kok saru tapi pemut atau pepeling atau pengingat bahwa akeh tuludho kang demen cidro uripe rekoso. Artinya siapa yang suka menipu hidupnya sengsara.
Milih sawiji ngendi kang suci tanggung bisa mukti. Yang ini berupa nasihat atau petunjuk, agar kita memilih jalan yang benar.
Kalau itu bisa kita lakukan maka dijamin kita bisa hidup mulia. Artinya makur, berkecukupan dalam keberkahan.
Semoga cinta kita tetap indah dalam jalannya, dan hidup kita dalam keberkahan.
Semoga pandemi segera berlalu. Kita bisa hidup merdeka mewujudkan mimpi yang belum sampai.
Magetan, 9 Mei 2021
Aja lamis wih janganlah menyakitkan hati krn janji palsu. Bahasa gaul adalah "PHP" pemberi harapan palsu. Dlm agama bisa dikatakan berdusta. Dosa lah
BalasHapusSeperti syair diatas kaya ngenteni thukule jamur ing mangsa ketiga. Artinya tdk mungkin akan tumbuh jamur jrn hamur akan tumbuh dusaat hujan atau udara lembab. Dlm agama diterangkan dpm ayat yg artinya " Nunggu Sampai Ada Unta masuk lubang jarum " artinya tangeh lamun atau sesuatu hal yg tidak mungkin terjadi.
Terimakasih sahabat. Lantunan syair mengingatkan saya sama alm.bapak yg suka gending Jawa. Setiap habis ngajar di SPG Magetan saat itu. Pulang-2 beli kaset pita. Saat itu saya belum menikmati krn kurang suka.Maklum belum bgt paham dgn kehidupan. Bgt berjalannya waktu dan tahu krn belajar jadi mengerti d paham.
Semoga kita tergolong orang yg Istiqomah dlm kebaikkan dan kebenaran serta selalu dlm lindunganNya.
terima kasih Jeng Niken, jadi melengkapi artikel ini
BalasHapus