Pagi ini saya menghadiri undangan Dindik yang tempatnya di SMP 1 Magetan, yang diikuti semua KS dan pengawas SD, SMP.
Intinya koordinasi untuk pelaksanaan PTM mulai 4 Januari 2020. Supaya program itu lancar, anak- anak mendapatkan pembelajaran yang baik dan tak ada klaster baru terutama klaster pelajar.
Acara dimulai tepat pukul 07.00 oleh bapak Kepala Dinas, bapak Drs. SUWATA, M.Si.
Pak Kadin memberikan arahan berkaitan dengan tugas guru berkaitan dengan pelaksanaan PTM.
Untuk SD masih akan diadakan assesmen berkaitan dengan kesiapan PTM. Kalau SMP sudah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu.
Kalau hasil assesmen dinyatakan siap, maka kegiatan PTM bisa segera dimulai.
Pak Kadin juga menghimbau pada guru untuk serentak melakukan home visit, untuk memastikan selama kegiatan belajar anak-anak berada di rumah dan siap belajar. Jadi tidak bermain kemana-mana.
Setelah selesai itu, dilanjutkan dengan informasi dari Bunda Titik Sudarti Suprawoto, selaku KS pembina sekolah SSK dan juga menyampaikan materi internalisasi nilai-nilai Pancasila, yang harapan Kemendikbud nanti terbentuk pelajar Pancasila.
SSK Sekolah Siaga Kependudukan
adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan KB pada siswa. Jadi harapannya setiap anak Indonesia nanti siag kependudukan, menikah diusia 21 tahun untuk anak putri dan 25 tahun untuk anak laki-laki. Di usia itu calon ibu sudah matang untuk melakukan reproduksi, yang siap melahirkan generasi emas.
Di sekolah ada Pojok SSK yang berisi tentang perpustakaan kecil, peta sekolah, peta Kecamatan, peta Kabupaten, peta Propinsi dan peta Indonesia.
Dan juga ada poster-poster yang memberikan edukasi pada anak dan warga sekolah untuk siaga kependudukan.
Sumber: dokumen pribadi
Anak-anak bisa duduk-duduk di lantai ini untuk membaca buku tentang kependudukan dan sebagainya. Pojok SSK ini juga sebagai salah satu sumber belajar bagi para peserta didik dalam membentuk generasi keluarga berencana, serta dapat memahami isu kependudukan.
Pada saat ini Indonesia memasuki fenomena kependudukan bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif 15 sampai dengan 64 tahun proporsinya lebih dari 50 persen, dibandingkan dengan kelompok usia non produktif 0 sampai dengan14 tahun dan di atas 65 tahun.
Dalam memasuki era bonus demografi, dengan pendidikan kependudukan kepada generasi muda terutama kepada para pelajar, dapat menyadarkan generasi muda dan para pelajar tentang melimpahnya tenaga kerja pada era tersebut. Sehingga pelajar bisa menyiapkan diri mulai sekarang dengan belar giat dan meningkatkan kompetensinya.
Maksud dan tujuannya diadakannya pengintegrasian pendidikan kependudukan dan KB adalah supaya dapat menjadi generasi penerus yang berkualitas, serta memiliki pemahaman, sikap dan perilaku yang baik, serta pengetahuan dan wawasan tentang kependudukan dan KB, termasuk permukiman dan sanitasi, serta waktu atau usia menikah.
Semoga generasi kita khususnya Magetan menjadi generasi sehat, sejahtera , berkualitas SDM-nya dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Magetan, 28 Desember 2020.
Siap
BalasHapusSelamat mengabdi dan terus berkarya.
BalasHapusTerima kasih mas Doktor
HapusTerus berkarya ...idenya bisa jadi inspirasi siapa saja yg membaca. Sahabat terima kasih tetap senangat sehat senoga Allah limpahkan Rahmat dan HidayahNya kpd kita semua nya.
BalasHapusterima kasih mbak Niken sahabatku
BalasHapusTerima kasih mbak Niken yang baik hati
BalasHapus