Judul buku : SPIRIT LITERASI, Membaca, menulis dan transformasi diri
Pengarang: Ngainun Naim
Penerbit: Akademia Pustaka
Cetakan pertama, mei 2019
Tebal buku: 150 halaman
Harga:
Beberapa hari yang lalu saya dapat WA dari Bapak Dr. Naim, seorang penulis senior dari Tulungagung. isinya menanyakan alamat saya. Kemudian saya balas. Sambil penuh tanda tanya, "Apa beliau mau ke Magetan ya," pikir saya. Kalau ke Magetan senang sekali kalau beliau berkenan mampir ke gubug saya. Apalagi berkenan menginap, wah bakal terjadi dialog sepanjang malam deh.
Setiap hari beliau menulis. Saya selalu membaca postingan beliau di blog. Tak ada yang terlewatkan untuk tidak saya baca. Tulisanya luar biasa, tema-nya lebih banyak tentang menulis, menginsprirasi dan memotivasi kepada pembaca untuk menulis.
Pada hari Sabtu saya ke Solo, setelah pulang dari Solo ada paketan di meja yang sudah tua itu. , saya baca pengirimnya ternyata Dr. Ngainun Naim. Ya Allah saya dikirimi buku oleh Mas Doktor, panggilan akrab kepada Beliau kalau saya menulis di WA.
Judul bukunya "SPIRIT LITERASI".
Saya baca mulai dari Sekapur Sirih, Penulis memang menyukai dunia literasi, dunia membaca dan menulis.
Puluhan pelatihan literasi sudah dikunjungi, ada yang sebagai pembicara, ada yang memang beliau yang mengadakan acaranya.
Buku "SPIRIT LITERASI" pantas pas banget bila berada ditangan pembaca yang juga senang di dunia literasi, pemilihan diksinya luar biasa, saya melihat penulis yang juga Dosen IAIN TULUNGAGUNG ini dalam merangkai kata menyusun kalimat betul-betul jagonya. Setiap kata yang digunakan betul-betul bermakna.
Di bagian 1, Berteman penulis bisa dapat buku gratis. Semakin terkejut hatiku, merasa tersanjung saya ditempatkan sebagai temanya, karena saya termasuk yang mendapatkan hadiah buku.
Pada bagian ini penulis bercerita tentang manfaat berteman dengan sesama penulis, "pertemanan dengan sesama penulis memberikan banyak manfaat, khususnya dalam mengembangkan tradisi menulis." (Hal.1)
Manfaat lainnya adalah , bisa saling belajar, beliau menyadari sepenuhnya menulis itu tidak mudah, tetapi akan terus berusaha untuk menulis. Berteman dengan penulis membuatnya mendapat asupan pengetahuan yang sangat bermanfaat.
Berteman dengan penulis juga bisa mendapat buku secara gratis , itu yang beliau rasakan beberapa kali mendapatkan kiriman buku dari sesama penulis. Beliau juga melakukan hal yang sama yakni mengirimkan kembali karyanya kepada mereka yang juga mengirimi buku hasil karyanya. (Hal.3 bawah)
Buat pembaca yang belum menulis buku , ayo hasilkan buku, tapi jangan minta buku secara gratis kepada penulis . Kata Pak Much. Khoiri , "Hargailah penulis dengan membaca buku karyanya." Hal.4
Pada bagian 2, penulis menceritakan tentang aktivitas menulisnya di blog , fb yang bermanfaat menjaga semangat literasinya yang kadang menurun kadang naik seperti kebanyakan penulis.
Facebook sesungguhnya memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk menabung tulisan. Tulisan demi tulisan yang diunggah dikumpulkan , dipoles dan diolah , maka bisa jadi buku. (hal 7.)
Ini pengetahuan baru bagi pembaca ternyata walaupun status di Facebook juga bisa dikumpulkan menjadi buku yang diterbitkan, sudah barang tentu status yang panjang misalnya minimal 3 paragraf.
Pada bagian 3,
Penulis menginspirasi kepada pembaca bahwa menulis buku diary itu juga penting , dicontohkan seorang bernama bibi Grace rajin menulis buku diary walau dia terpuruk.
Untuk membantu keutuhan dunianya yang rapuh, bertekad melakukan 6 hal setiap harinya. (1) sesuatu untuk orang lain, (2) sesuatu untuk dirinya sendiri, (3) sesuatu yang tak ingin ia lakukan dan yang perlu dilakukan, (4) latihan fisik, (5) latihan mental, dan (6) sebuah doa asli yang selalu mencakup, menghitung anugrahNya.
Ada orang namanya Nardi, melakukan langkah langkah yang dilakukan Bibi Grace, dan terpecahkan masalahnya, baca hal. 11.
Pada tulisan selanjutnya penulis juga menceritakan beberapa orang yang dengan buku hariannya telah menginspirasi banyak orang seperti, Wahib, RA Kartini, Anne Frank, Soe Hok Gie, yang akhirnya banyak dibaca orang, cerita lengkapnya bisa anda baca pada hal.11 s.d 12.
Sampai halaman ini saya menemukan banyak kalimat-kalimat hebat yang menginspirasi kepada kita semua , seperti " Berkembanglah di mana kau ditanam."
Tulisan ini mencerminkan betapa penulis memiliki wawasan yang luas karena banyak membaca dan menuliskan kembali pengetahuannya.
Pada bagian 4, dituliskan pentingnya membaca dimana saja berada , sehingga buku merupakan teman perjalanan . Penulis bercerita dalam perjalanannya naik pesawat dari Juanda ke Lombok yang kebetulan bersebelahan dengan turis asing yang membaca buku ketika di pesawat. Mereka diam, senyap, khusuk, tanpa suara (hal.14).
Kemudian juga mengeluarkan buku untuk dibaca hingga melamun sampai pada Ajib Rosidi yang hidup tanpa Ijasah, dan diangkat menjadi profesor di Jepang. Silahkan dibaca hal 17.
Inilah lamunan seorang ilmuwan itu kalau ditulis juga menginspirasi bagi pembacanya, lamunananya menjadi cerita yang enak dinikmati hingga tak terasa saya membaca dan menulis sejak pagi hingga adzan duhur, istriku mengingatkanku untuk makan siang dan sholat duhur.
Bersambung......
Magetan, 31 Desember 2020
Luar biasa
BalasHapusterima kasih Om
Hapusterima kasih Cak
BalasHapus