gambar ilustrasi: dokumen pribadi
Tahun pelajaran baru, dimulai 13 Juli 2020, sejak Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 agar seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun kampus perguruan tinggi menggunakan metoda daring.Hal ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Coronavirus disease (Covid-19).
SMPN 1 Takeran sebagai sekolah berbasis IT dalam melaksanakan pembelajaran moda daring memakai program moodle. Program ini free, sehingga menghemat keuangan sekolah.
Keunggulan program ini, Kepala Sekolah bisa mengakses aktivitas guru dan siswa. KS bisa mengetahui siapa yang tidak hadir dalam pembelajaran itu, seluruhnya, baik guru maupun siswa.
Kemudahan bagi guru
Guru bisa mengupload materi sebelum pembelajaran, sesuai dengan silabus. Kemudian tugasnya juga sudah diupload dalam program itu, nanti kalau siswa sudah selesai mempelajari materi kemudian mengerjakan tugas, tugas langsung bisa dikoreksi oleh guru, dan langsung bisa diberi nilai. Guru juga bisa memberikan komentar, pada kolom komentar.
Tampilannya seperti gambar berikut:
Materi matematika kelas 7.
Kemudian tugasnya seperti pada tampilan berikut:
dari tugas yang dikerjakan siswa langsung bisa dikoreksi dan dinilai oleh guru
Gambar tersebut bisa diketahui dari 32 siswa dalam 1 kelas yang aktif ada 26 siswa dan yang tidak aktif ada 6 siswa. Untuk memberikan komentar atau umpan balik bisa klik view all submissions.
Kendala bagi guru
Belum semua guru paham dengan program ini, ada siswa yang tidak aktif tadi, masalahnya bisa bermacam macam.
Mungkin bangun kesiangan, mungkin tidak punya paketan, tidak punya HP, mungkin tidak ada sinyal atau ada anak inklusi. Mungkin juga lupa pasword.
Kendala bagi siswa
Lupa user dan pasword, bangun kesiangan. tidak tinggal bersama orang tua,tidak punya HP atau paketan ,tidak ada sinyal ,jenuh, malas, motivasi belajar rendah.
Solusi terhadap permasalahan
Setiap guru memiliki group WA kelas yang diampu. Setiap hari mengingatkan siswa untuk segera absen. Contoh Ibu Endah. Setiap hari mengabsen siswanya, mengingatkan "ayo siapa yang belum mengerjakan tugas". Maka siswa terus mengerjakan tugas. Diliat 75% mengerjakan.
Untuk anak yang bangun kesiangan, minta tolong keluarganya untuk setiap hari membangunkan. Untuk yang tidak punya HP bisa bergabung dengan teman dekatnya, bisa pinjam milik keluarganya yang lain.
Untuk anak inklusi dikunjungi ke rumahnya, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, anak inklusi ini kadang membaca saja belum bisa, menulis satu kata, kata tertentu .
Yang tidak ada sinyal bisa ditunggu 24 jam. Yang tidak semangat, motivasi belajar rendah bisa disemangati, guru BK sebagai motivator, bisa memberikan materi motivasi belajar.
Hitungan ekonomi
Dalam satu bulan rata rata anak-anak menghabiskan pulsa Rp. 60.000. Sedangkan kalau masuk sekolah dengan asumsi uang saku Rp. 5000 per anak, maka dalam satu bulan harus mengeluarkan uang 5000x25 = 125.000. Kemudian ditambah transportasi sepeda motor dengan bahan bakar Rp. 3000, maka Hitungan nya menjadi 3000x25=75.000. Sehingga jumlah total Rp. 200.000.
Maka dengan moda daring ini sebenarnya tiap bulan bisa menghemat uang Rp. 140.000.
Sehingga kalau "jujur" alasan daring menghabiskan pulsa banyak, itu tidak benar. Yang penting, kita bersama menjalani ini semua dengan iklas, dengan semangat, dengan doa semoga pandemi segera berlalu. Saya yakin tak selamanya langit itu kelabu.
Takeran, 15 September 2020.
Betul. Saya hitung lebih murah dring daripada luring hehehe
BalasHapusBanyak fitur disajikan. Tentunya kita berupaya untuk memilih secara bijak mana yg representatif sesuai dg kebutuhan dan karakter sekolah masing-masing. Moodle adalah salah satu alternatif dari beberapa alternatif seperti google class room, quiper dll. Selamat pak parno semoga sukses dan daringnya lancar.
HapusTerima kasih Mbak Ega sukses juga untuk penjenengan
HapusKeren Pak parno titip salam ke pak guru ketrampilan kerajinan di SMPNI Takeran adik kelas sy IKIP Negeti SBY. Dan istrinya tetangga saya Bu yulaikah Kedungpring Lamongan
BalasHapusKeren Pak parno titip salam ke pak guru ketrampilan kerajinan di SMPNI Takeran adik kelas sy IKIP Negeti SBY. Dan istrinya tetangga saya Bu yulaikah Kedungpring Lamongan
BalasHapusnggak ada cak, yang ada pak cipto
HapusSiswa dapat bantuan pulsa ..kan lebih hemat lagi pak
BalasHapusiya dah nggak mengeluarkan apa apa
HapusSiswa dapat bantuan pulsa ..kan lebih hemat lagi pak
BalasHapusterima kasih bu Noirlanyati
HapusMantap pak,benar sekali,hitung- hitungan yang teliti.
BalasHapusterima kasih bu
HapusBetul sekali Bapak, sebenarnya murah daring, tetapi faktanya untuk guru-guru yang menjelang purna (usia 55-60) merasa kesulitan menggunakan berbagai cara virtual semacam google classroom, zoom,dsb. Maksimal mereka daring melalui WA, sehingga hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan, jauh panggang dari api. Akhirnya terpaksa dikombinasi dengan luring, dalam hal ini home visit.
BalasHapusiya ini termasuk hambatan yang harus dicarikan solusi
HapusSip Mas Untuk Biaya/pengeluaran bisa minimal, namun Untuk perkembangan potensi yang dimiliki siswa serta karakter siswa tidak bisa berkembang secara optimal
BalasHapusmemang kondisi pandemi ya harus sabar, semiga lekas berlalu
HapusBetul sekali Bapak, lebih murah daring, tetapi faktanya untuk guru-guru yang menjelang purna tugas (usia 55-60 th) banyak yang mengalami kesulitan menggunakan cara virtual semacam google classroom, zoom, dsb. meskipun sudah diberi pelatihan. Maksimal mereka daring menggunakan WA, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, 'jauh panggang dari api', Akhirnya mereka terpaksa dikombinasikan dengan cara luring, yakni 'home visit'
BalasHapusUntuk yang sudah tua semampunya saja
HapusSiipp...lebih irit buat daring di masa pandemi..trs maju mas parno kita jg tetap semangat...
BalasHapussiap terima kasih
HapusSatu hal kelemahan daring yg belum tuntas diatasi, yaitu siswa yg abai terhadap pelajaran sulit diingatkan karena tidak kontak darat.solusi jitu perlu kita temukan.
HapusSangat baik pak parno... Amat cocok dimasa pandemi covid -19. Semangat maju terus Bpk.. .Sukses unt dunia pendidikan.
BalasHapussiap terima kasih
HapusFaktual, Bapak. Tulisan ini sangat sesuai keadaan. Semangat yg terbaik, Bapak. Bravo!!!
BalasHapussiap terima kasih
HapusTetap semangat bapak ibu dan siswa siswi melalui program tersebut proses belajar mengajar tetap sama hanya sistem online
BalasHapusterima kasih mas Ribie
HapusMantap, semoga dunia pendidikan semakin maju di negara kita tercinta ini. Semoga sekolah ini menjadi sekolah percontohan dalam pelaksanaan pembelajaran yg berbasis ITE yg akhirnya bisa diimbaskan ke sekolah lain.
BalasHapusterima kasih mas Harto, siap
HapusSemoga covid-19 cepat berlalu daya tahan kita bisa meningkat dan kita bisa beraktifitas normal seperti biasa Aamiin
BalasHapusSemangat maju terus Bpk.. .Sukses unt dunia pendidikan,
HapusSukses untuk SMP NEGERI 1 TAKERAN
terima kasih mas Aming
HapusSemangat Pak. Semoga bapak selalu diberi kesehatan. Amiin...
BalasHapussiap doa yang sama untuk penjenengan nggih
HapusSemangat, tetap tangguh di masa covid-19 untuk meraih cita-cita gemilang 👍
BalasHapusterima kasih sehat dan semangat selalu
HapusJer basuki mawa bea. Mmg untuk kegiatan daring karena menggunakan jasa provider maka memerlukan biaya Ektra. Dan baik orang tua atau siswa hrs bisa memilih layanan yg ekonomis tp jangkauan sinyalnya bagus
BalasHapussiap terima kasih Masno
HapusDi masa pandemi covid..kita tetap semangat..dan semoga bapak dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT
BalasHapusaamiin matur nuwun
BalasHapusInggih bisa jadi contoh untuk SMP2 di Magetan yang lain....tetap semangat
BalasHapusterima kasih
HapusKebetulan saya mengajar di SD kelas rendah, yg hampir seluruh siswa belum punya hp sendiri, hp milik orang tua, dan pada jam2 pembelajaran hp dibawa ortu bekerja. Kadang ortu plg kerja malam hr, siswa sdh tidur.
BalasHapusIni salah satu kendala kami...
diadakan parenting
HapusTerima kasih...
BalasHapusthank you
HapusMoodle memang aplikasi yang dirasa bisa mènjawab banyak masalah, dari sisi siswa pun mudah, aksesnya ringan sehingga hemat kuota. Semoga SMPN Takeran semakin jaya...
BalasHapusterima kasih Bos
HapusDi masa pandemi ini yg diharuskan untuk belajar daring , pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif agar peserta didik mampu memahami materi pelajaran.
BalasHapus🤯
HapusSangat baik pak parno. Amat cocok dimasa pandemi covid -19. Semangat maju terus bapak. Sukses untuk dunia pendidikan.
BalasHapusMatur nuwun
BalasHapusSemangat dan acungan jempol pak Suparno,
BalasHapusPada kenyataan di lapangan kondisi lingkungan anak, sebagian besar masih minim sekali.
Hingga anak tidak punya HP sendiri, ini kendala yg luar biasa sasarannya.
Bagi anak inklusi belajarnya,tinggal 50 pesren mungkin gak terpenuhi.
Guru berbagai versi di sekolahnya. Asa yg karena usia, dll, tidak menutup kemungkinan, menambah kasanah ruwetnya pelaksanaan belajar Daring ini.
Di suasana pandemi memang Pembelajaran menjadi sangat terganggu sekali, di berbagai lini siswa.
Nomor wahit yg dicari adalah usaha kita semua, untuk memutus mata rantai penyevaran Covid 19, yg selama ini mewabah tidak pandang siapa saja, korbannya.
Salam kompag sehat untuk menerobos ke arah lomba di gogle blog, untuk pak Suparno, maju terus pantang mundur.
Dari Pak De Soenoto, S. Pd.
K S SDN Pojoksari 2,Sukomoro,Magetan.
Terima kasih Pakde Noto, semoga pak de selalu sehat beserta keluarga, dan murid muridnya bisa belajar dari rumah dengan baik.
HapusTugas orang tua pada anak di masa Pandemi covid 19 dalam belajar anak di rumah adalah 3 M. Mendampingi, Memfasilitasi, Mengontrol. Untuk siswa SMP yg lbh utama tugas orang tua adalah memfasilitasi dan mengontrol. Termasuk jg tugas guru cenderung mengontrol melalui media online atas materi maupun tugas tugas yg telah dikirimkan pd siswa.
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan mampir
HapusSemoga pandemi setera berakhir..kita bisa tatsp muka dgn anak didik...
BalasHapusSukses terus..sehat selalu .Aamiin
terima kasih bu Yuli, sehat dan semangat selalu
HapusBelajar tidak mengenal tempat, belajar tidak mengenal waktu dan belajar tidak mengenal lelah. Mudah-mudahan siswa dan guru dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik baiknya
BalasHapusSelamat bapak SUPARNO, lanjutkan terus berkarya
terima kasih mas Arif, sehat dan semangat selalu
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemangat terus pak Parno .. Selama masa pandemi covid 19, sekolah sudah mengupayakan pembelajaran sedemikian rupa, memenuhi apa yg menjadi hak anak-anak. Kita semua mengetahui bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, antara sekolah, orangtua dan masyarakat, maka perlu kerjasama yang baik. Sekolah telah mengupayakan PJJ sedemikian rupa, maka orangtua juga harus mendukung dgn mengingatkan jika anaknya lupa, membangunkan jika anaknya tidur, mendampingi anak dalam belajar di rumah, demikian juga masyarakat mengingatkan jika ada anak usia usia sekolah yang berkeliaran di warung, di pasar atau di jalanan pada jam-jam belajar .. Sekolahan juga mengupayakan kunjungan rumah terhadap anak-anak yang sama sekali tidak mengikuti PJJ, semuanya dilakukan untuk keberhasilkan PJJ .. Semoga dengan adanya musibah pandemi covid 19 membuat masyarakat sadar akan pentingnya guru sebagai pendidik ( bukan sekedar transfer ilmu saja) yang tidak tergantikan oleh google .. Betapa berat tugas guru dalam mendidik anak anak bangsa .. Jika dalam mendidik perlu mencubit,menjewer atau memukul, itu bukan untuk melukai karena benci tetapi justru itu merupakan cubitan kasih sayang, jeweran cinta, pukulan mesra yang bertujuan mendidik ke arah kebenaran. Janganlah hal tersebut dijadikan suatu masalah besar yang harus berujung di kantor polisi, karena seorang guru tidak mungkin menghukum, tanpa suatu kesalahan. Meskipun secara matematis lebih untung pembelajaran daring daripada luring, tetapi sensasi mendidiknya lebih mengena pembelajaran secara luring ..Semoga pandemi covid 19 cepat berlalu dan memberikan hikmah yang mampu membuat perubahan pandangan dan sikap yang lebih baik .. Aamiin ya robbal'alamiin
BalasHapusterima kasih bu Retno, semoga pandemi eceran berlalu dan segera memulai tatap muka penuh.
Hapusjos mas KS, lengkap sudah,ada permasalahan juga ada solusi,semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan,sukses selalu.
BalasHapusTerima kasih sehat dan semangat selalu
HapusPerlu banyak belajar ke pak Parno, terimakasih ilmunya 🙏🙏
BalasHapusterima kasih bu Nining sehat dan semangat selalu bu Guru
HapusSiiip,,sgt cocok diterapkan di masa pandemi covid 19.smangat terus pak parno,,,sukses selalu
BalasHapusterima kasih sehat dan semangat selalu
HapusBerhemat dimusim pandemi covid👍👍semoga tetap semangat dan semoga pandemi cepat berlalu
BalasHapusterima kasih sehat dan semangat selalu
HapusMantap Pak Parno...menambah wawasan aplikasi yang bisa kami pakai untuk kegiatan belajar mengajar dengan metoda daring di sekolah kami ��
BalasHapussiap bu Diana sehat dan sukses selalu
HapusMantap Pak Parno...menambah wawasan aplikasi yang bisa kami pakai untuk kegiatan belajar mengajar dengan metoda daring di sekolah kami 👍
BalasHapusterima kasih
HapusSiip Pak,mantab
HapusTerima kasih
HapusKasek yg perlu diteladani, pejuang saat pandemi, semangat bro...
BalasHapus👍
terima kasih saudaraku Trenggalek
BalasHapusHebbaat..... Mantab pak kepsek.... Ditunggu inovasi2 selanjutnya.
BalasHapusIyaa tunggu ya
HapusKalau dari hitungan ekonomi saya setuju pembelajaran daring lebih murah .
BalasHapusApalagi buat ortu yang anaknya kuliah seperti saya, nggak usah bayar kos....😁
iki mesti adikku Malang iki, thank you ya
HapusSalut atas terobosan yang sudah dilakukan oleh SMPN 1 Takeran. Pembelajaran daring memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Kelemahannya model pembelajaran ini kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Apalagi jika diterapkan pada anak PAUD dan anak SD. Karena mereka tetap membutuhkan sosok guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga anak-anak dapat belajar secara normal kembali. Aamiin...(Mariyati)
BalasHapusTerima kasih bu Maryati, pembelajaran tatap muka tetap taktergantikan, hanya saja karena pandemi maka tak ada pilihan lain
HapusDalam situasi pandemi guru harus bisa mwngembangkan kompetensi dalam pembelajaran agar pembelajaran menarik dan menyenangkan. Untuk itu kemampuan dalam IT harus tetap dikembangkan. Namun sosok guru tetap diharapkan kehadirannya di kelas sosok itu tak akan tergantikan oleh teknologi apapun karena selain mendidik guru juga sebagai pembimbing siswa
BalasHapussetuju terima kasih
HapusDalam pembelajaran di situasi pandemi ini memang daring sebagai pilihan yg tepat. Gurupun harus senantiasa menambah kompetensinya dalam penciptaan inovasi pembelajaran yang tentunya akan membuat situasi pembelajaran yang menarik. Banyak model pembelajaran yang berbasis IT namun tetap pembelajaran yang menghadirkan sosok guru di kelas yang paling dinanti. (Retno Haryani). Semangat pak ....
BalasHapusterima kasih bu Retno
BalasHapusBaik sekali bapak attikelnya, semoga bapak semakin sukses...
BalasHapusTerima kasih bu mentari
BalasHapusMohon maaf sebelumnya...
BalasHapusMata pelajaran eksak okelah pakai sistem Daring tapi Untuk yang yang arahnya pembentukan karakter dan budi pekerti luhur apakah cukup dengan daring saja.. Karena menurut hemat kami sistem belajar tatap muka adalah yang terbaik dibanding sistem yang lain.. Sekedar unek unek mawon mohon maaf sebelumnya.. Tetap semangat berkarya pak Suparno
Betul Om Beni, pembelajaran tatap muka tak kan tergantikan, semoga pandeminya segera berakhir ya Om, sehingga anak-anak bisa sekolah lagi.
BalasHapus