Jumat, 26 September 2025

Di atas Gunung Wilis

Saya datang yang pertama di SMP 3 Maospati. Kesepakatan group touring hari ini akan ke sedudo nganjuk. Kalau lewat jalur biasa  mungkin tak banyak yang diceritakan, tapi kami lewat jalur Madiun Dungus, Gemarang kemudian Nganjuk. 

Kami melewati hutan, sungai-sungai dan gunung. Sebuah pemandangan indah banyak kami jumpai dalam perjalanan. Lagi lagi kalau mau menjumpai keindahan, sudah menjadi hukum alam harus melakukan perjalanan panjang. 

Hari ini saya bersama pak Rahmat Wahyudi, Seno, Suyono, Harum, Supardi, Joko, Karso, Suparman dan pak Sugeng Hariyadi. Pesertanya tidak sebanyak biasanya karena banyak KS yang berkepentingan lain. 

Oo iya keberuntungan nya di kawal oleh Ibu Ibu, ada bu Esti, bu Ninik, bu Nunik, bu Parti dan bu Asmini Santi. Ibu ibu naik mobil dengan driver mas Heri. 

Mari teman teman kita istirahat  dulu di warung itu sekedar ngopi sambil istirahat. 
ini benar-benar di atas Gunung Wilis, karena suasana musim kemarau suasana agak gersang. 
Kami capai di atas sana tanaman mangga, cengkeh, alpokat dan duren hingga ada desa namanya Durenan
Tiga puluh menit kemudian sampailah kami di tempat wisata Sedudo, air terjun yang tak pernah surut selalu ada air terjun walaupun dimusim kemarau. 
Konon dipercaya yang membasuh muka dengan air terjun ini akan awet muda. Semoga saja benar adanya, termasuk saya tadi juga membasuh muka. 

Di belakang tempat duduk kami inilah air terjun Sedudo. 
Kemudian kami ngopi bersama dengan tempe mendoan, bakpiah dan rengginang bawaan dari rumah. 

Ya Alloh waktu sudah menunjukkan pukul 12.10. Mari segera melanjutkan perjalanan pulang, kita belum sholat, belum makan dan sebagainya. 

Hei kawan kami terlalu asik bersepeda motor, hingga menyalip apapun yang bisa kami salip. Malah akhirnya kelewat jauh tempat pemberhentian untuk makan siang, sampai 24 km. Lantas kami kembali dengan harap harap cemas. Akhirnya ketemu juga dalam keadaan perut sudah lapar.  

Menikmati makan dengan lahap. Jadi makan itu kalau dalam keadaan lapar benar-benar bisa menikmati. Alhamdulillah ya Allah atas rizki yang Engkau berikan pada kami. 

Kami pulang lewat jalur Wilangan, jadi menerobos pertengahan hutan jati, sepanjang perjalanan kami sepi dari pengguna jalan. Jauh, berkelok-kelok dan pemandangan hutan kering dikiri dan kanan jalan. 

Sampai Saradan kami berhenti lagi sekedar minum, es degan. Hari sudah hampir sore Matahari hampir tenggelam. Agar kami bisa Magrib di rumah makan motor di gas, tak seperti biasanya sepedo meterku menunjukkan angka 105. 

Alhamdulillah kami sampai dirumah tepat adzan magrib, dalam keadaan selamat. Alhamdulillah ya Alloh, atas perlindungan kepada kami semua. 

Refleksi ku hari ini, bersyukur diusia 59 masih diberi sehat, kerja otot, pikiran, ketrampilan, kemampuan mata, alhamdulillah masih diberi baik. Sehingga masih bisa touring bersama teman-teman seperjuangan. 

Tunggu cerita perjalanan kami di bulan depan. 
Wassalam. 

Magetan, 27 September 2025





1 komentar: