Pahalanya sangat besar
"Sholat yang didirikan setelah bersiwak lebih baik nilainya 75 kali lipat daripada sholat yang dilakukan tanpa diawali dengan bersiwak." (HR Abu Dawud dan Al Hakim)
Lebih-lebih sholat di Masjid Nabawi yang pahalanya dilipatkan 1000 kali. Lebih banyak lagi sholat di masjidil haram pahalanya dilipatkan 100.000 kali.
Siwak saya ketinggalan di rumah akhirnya di hari kedua di Madinah saya harus beli 5 real. Sekitar 20.000.
Demikian juga serban. Memang serbanku sudah agak jelek. Sudah bertahan tahun saya pake. Hadiah dari teman-teman yang naik haji. Saya beli surban agak mahal. 20 real. Sekitar 80 ribu. Tapi mahalnya serban dibandingkan dengan pahala yang didapat tidak berarti apa-apa.
Menggunakan sorban juga menunjukkan ketaatan seseorang pada ajaran Islam. Dengan melakukan hal ini, seseorang bisa mendapatkan pahala berupa keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya memberi penghormatan kepada para pemakai sorban pada hari Jumat.” (HR. Thabrani). Begitu juga, “Dua rakaat dengan bersorban adalah lebih baik dibandingkan tujuh puluh rakaat tanpa bersorban.” (HR. Dailami). Berdasar dua hadits ini, memakai sorban adalah sunah.
Inilah kelebihan orang berilmu dan kurang berilmu tampaknya sholatnya sama tapi nilainya berbeda.
Alhamdulillah ini yang saya selalu pakai ketika sholat di Madinah dan di Makkah. Sahingga insyaallah menambah liputan pahalanya.
Orang orang berjuang untuk mendapatkan pahala sebanyak banyaknya. Sehingga mereka rela duduk dimasjid 2 jam sebelum adzan sholat dikumandangkan.
Lelah, ngantuk itu iya tapi kecintaan melakukan ibadah mengalahkan itu semua. Ada sih yang ngajak pulang ke tanah air, tapi itu tidak banyak.
Di Madinah kegiatan kami kalau diperas ada dua. Yaitu ibadah dan isoma. Kalau diperas lagi ya ibadah. Karena isoma dalam rangka menguatkan fisik untuk ibadah.
Saya bersyukur hamba Allah seperti saya banyak dosa, orang desa, tidak pandai agama, tapi dipanggil Allah untuk bersimpuh sujud di Masjid kekasih Allah, Rosululloh Masjid Nabawi.
Alhamdulillah kami bisa melaksanakan sholat arbain. Sholat berjamaah selama 8 hari tanpa terputus. Manfaatnya dibebaskan dari sifat munafik. Saya takut kalau termasuk golongan orang munafik. Untuk itu berjuang keras agar bisa sholat arbain.
Hari ke 5 saya sakit flu. Tapi tetap ke Masjid.
Saya menangis takut kalau meninggal di sini. Saya menangis memohon kesembuhan dari Allah.
Saya diobati petugas kesehatan Alhamdulillah sembuh.
Mungkin kalian pernah dicritain orang-orang yang naik haji. Ketika sholat di Masjid nabawi bisa menangis. Seperti tangisan anak kecil yang bercucuran air mata.
Saya rindu sekali dengan kanjeng nabi.
Ketika saya sholat sunah ada suara bergemuruh seperti ada bahaya Masjid mau roboh. Saya batalkan sholat saya. Kemudian saya lari bersama orang-orang yang lari, ternya pintu masjid roudoh dibuka.
Itu yang saya menangis paling menguras air mata.
Saya curahkan seluruh isi hati saya , saya minta maaf pada Kanjeng Nabi kalau ada salah saya dalam ceramah agama. Saya malu sekali ketika saya berharap safaat pada beliau tapi ada yang salah dari apa yang saya ketahui.
Lebih-lebih kepada Allah saya malu sekali dengan banyaknya dosa yang saya pikul saat menghadapnya.
Ke roudoh sendiri saya sekali. Saya sholat 6 rokaat ditempat yang barbeda semakin mendekat dengan mimbar Rosululloh.
Istri saya malah berkali-kali ke roudoh. Dia betul-betul wanita mandiri yang memimpin teman temannya untuk sampai ke sana. Saya sendiri sebagai ketua rombongan ( Karom) Juga sibuk mengurus masalah jamaah yang berjumlah 45 orang.
Berlanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar