Dalam waktu 15 menit kami betul-betul sudah di atas awan tinggi nan biru. Seolah- olah pesawat ini diam tak melaju. Tapi sebenarnya melesat kencang 3 atau 4 kali lebih cepat dari kereta api.
Itu dengarkan, pramugari mengumumkan cuaca sedang tidak baik. Para penumpang duduk tenang tak satupun yang bersuara, mereka semua berdoa pasrah kepada Tuhan agar kami semua ditolong diselamatkan dalam perjalanan ini. Mulut kami terus berkomat-kamit membaca mantra doa atau dzikir apapun yang kami bisa.
Alhamdulillah 1.5 jam Sudah berlalu pesawat mendarat dengan mulus, kami semua bersyukur lega.
Kami menunggu koper kami ditempat penurunan bagasi. Sambil beristirahat di Bandara Labuhan Bajo. Ada spot foto , lihat itu ada Foto Pak Jokowi. Aku ikut mengabadikan momen ini. "Nuwun sewu Pak Jokowi, nderek nurut bonceng", ucapku sambil naik sepeda Pak Jokowi, demikian juga teman-temanku.
Saya bisa menyapa penduduk Flores. Yang kebanyakan suku Lio, suku suku Riung, suku Ende, suku Manggarai dan suku Sikkai. Mereka hidup rukun tidak pernah terjadi masalah.
Di sini serba mahal lebih lebih rental mobil sekedar perbandingan kalau di Bali 8 jam 250.000 di Flores bisa mencapai 800.000.
Saya tinggal di hotel The Jayakarta Suites Komodo Flores. Hotel terbaik di sini yang terletak di pinggir pantai , Jl. Pantai Pede KM 5 Labuhan Bajo. Dari Bandara Labuhan Bajo kurang lebih perjalanan 10 menit naik kendaraan.
Saya senang acara ini diselenggarakan di Flores biar perputaran ekonomi juga menyentuh saudara kita yang ada di Flores, jauh dari Jakarta. Kami bisa menyapa saudara kita di Flores. Mereka menyambut baik kedatangan kami.
Di Bandara sopir taxi dengan santun menawarkan jasa tumpangan. Kami tentu tidak bisa memenuhi permintaan mereka semua, kami memilih Pak Rudi Hartono namanya. Mobilnya bagus , Toyota ribon seperti milik temanku.
Menurut Pak Hartono Bandara Labuhan Bajo diresmikan tahun 2016. Sejak itu penerbangan jalur internasional di buka. Sejak itu juga pariwisata menggurita. Eksotik keindahan alam mempesona, orang sana bilang seperempatnya surga.
Tentu itu sebagai branding saja , tapi jujur saya katakan indah, lalulintas kendaraan tidak padat atau lebih tepat dibilang sepi.
Di sini pohon kelapa tumbuh subur. Hijau gunung gunung menghiasi pulau ini.
Gunung gunung kecil itu dipisahkan oleh air laut yang jernih. Ombaknya kecil, tenang sehingga menggoda para wisatawan untuk mencebur menikmati percikan ombak pantai.
Kebetulan hotel kami di pinggiran pantai, sebelum acara dimulai kami bisa jalan jalan disini sambil berkenalan dengan Pengajar Praktik dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dari Jatim sendiri kami bersama pak Mawan, Pak Hamid, Pak Bundi Cahyono, bu Endang dan Bu Lulut Wilujeng . Masing-masing dari Malang, Sidoarjo, Ponorogo, Pasuruan, Tulungagung dan saya sendiri dari Magetan.
Kami ke sini dalam rangka memenuhi undangan Dirjen GTK Kemendikbud Ristek. Dulu Direktur nya Dr. Sumarna Surya Pranata. Sekarang Dr Iwan Syahril.
Diantara temanku mengatakan healing, tidak. Kami ada tugas evaluasi dan refleksi pelaksanaan PGP angkatan 4 yang baru saja usai 2 minggu yang lalu.
Sampai di sini dulu, kami mengikuti acara seremonial pembukaan dulu. Nanti disambung lagi dalam judul tulisan yang berbeda.
Flores, 14 Desember 2022
Selamat bertugas, semoga kegiatan lancar dan pulang kembali dengan membawa "oleh-oleh" ilmu yg baik bagi kita semua.... 🙏
BalasHapusTerima kasih Mas
HapusAlhamdulillah
BalasHapusSelamat menjalankan tugas semoga kegiatannya berjalan lancar sesuai harapan. Tetap semangat jangan lupa jaga sehat.
BalasHapusTerima kasih bu Erna
HapusTerima kasih Mas Mawan, sahabatku satu kamar di Hotel Jakarta
BalasHapus