Aku bisa sholat di Masjidil Harom Mekah dan Masjid Nabi di Madinah.
Kata orang kalau ke sana pasti menangis, karena haru, karena takjub, karena banyak dosa, karena akan diampuni dosa dosanya. Dilipatgandakan pahalanya, dijanjikan surga, dan lain-lain.
Bacaan talbiyah itu sudahku hafal sejak remaja. Aku membayangkan jutaan orang membaca kalimat sakti itu. Termasuk aku yang berada di pinggir sana, bersama istriku yang selalu memegang jari tanganku. Takut hilang, Takut berpisah atau biar mesra.
Dulu bersama Dia aku hanya punya sepeda motor Yamahan V.80. Sekarang Allah memberikan riski yang melimpah aku bisa sepeeti teman-temanku. Punya rumah, anak anak yang baik, punya mobil walaupun tidak terbaru.
Aku punya modal "ilmu" saat menikah. Dengan ilmu itulah yang membimbingku me jadi yang sekarang.
Nabi Sulaiman pernah ditawari, pilih ilmu atau tahta. Beliau memilih ilmu hingga, mendapatkan tahta dan harta.
Nabi Sulaiman menjadi Nabi terkaya dan Raja termasyur sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Nabi kita, ketika ditawari jadi Raja, tidak mau. Atau ditawari harta berupa emas sebesar gunung Uhud, tidak mau juga. Beliau malah memilih sehari bisa makan dan sehari tidak. Ketika bisa makan biar mensyukuri nikmat itu, ketika tidak biar bisa merasakan orang tidak punya itu seperti ini.
Nabi kita ketika melamar Khodijah dengan 20 ekor unta.
Sangat luar biasa dengan mahar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hsyam dalam kitabnya.
وأصْدَقَها رَسُولُ اللَّهِ عِشْرِينَ بَكْرَةً
Nabi SAW memberi mahar kepada Khadijah sebanyak 20 bakrah.
Yang maksud dengan bakrah adalah unta yang muda betina.
Sekedar gambaran, harga unta di Timur Tengah 33.000.000. per ekor. Kalau 20 ekor unta berarti Rp. 660.000.000.
Atau setara dengan mobil Panero terbaru.
Hebatnya pakai uang sendiri lagi. Artinya bukan pemberian orang tua.
Artinya Nabi Kita itu ketika menikah juga seorang pemuda yang kaya.
Saya ketika menikah dengan mahar seperangkat alat sholat dan uang sebesar 200.000, di tahun 1994. Gaji saya sebagai PNS golongan II/c 82.000. semuanya dengan uang sendiri, artinya tidak pemberian orang tua.
Ya lumayan.
Ohhh sampai di Kantor Kemenag. Sudah banyak yang hadir, menunggu , harap harap cemas. Semua pasrah dengan takdir Tuhan, termasuk saya.
Peserta CJH Kab Magetan diumumkan satu persatu. Magetan diberi kuota 160 orang.
Saya membaca istighfar terus. Nggak tahu jamaah lain membaca apa, suasana agak tegang.
Dan akhirnya aku belum masuk. Harus bersabar semoga bisa berangkat tahun depan, dalam sehat slamat dan mabrur.
Selamat yang dapat berangkat tahun ini, semoga selamat, sehat dan mabrur.
Magetan, 28 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar