Sumber : www.kompas.com
Geger Korona
Geger kok sepi…
Jalan jalan lengang.
Pohon-pohon berdiri kaku membisu.
Angin tak bertiup.
Anak kecil menangis kelaparan.
Burung burung tak berkicau.
Bintang bintang setahun tak bersinar.
Rembulan tak berhias.
Hujan angin merobohkan tanaman tebu.
Pohon tebu tak berbunga.
Nikmat Tuhan terlupakan.
Jangan………
Sepi kok geger…
Resepsi tak berijin.
Penganten tak berbulan madu.
Keramaian tak berbentuk.
Masjid - masjid tak terjamah
Idul fitri tak bertakbir
Jamaah haji gigit jari.
Akhirnya frustasi.
Jangan……
Kok sepi, geger.
Ombak lautan menggulung tinggi
Air pindah kedaratan
Memporak porandakan bangunan reot tak berotot
Musnah tempat mbok bakul mengais rejeki.
Sepi….pembeli nasi di pagi hari.
Ekonomi menepi.
Janji tak ditepati.
Jangan……
Kok geger, sepi….
Sepi menciptakan introspeksi
Sepi,mengenal jati diri.
Sepi, membuat memahami diri.
Sepi, menyebabkan mengarahkan diri
Sepi mengajarkan tatanan baru.
Sepi, ada harapan baru,
walau sekecil debu,
tak mengapa asal aq dekat dengan-Mu.
Takeran, Juni 2020,
Suparno
Rindu denganmu
Biasanya….,
Pagi buta kau mendahuluiku.
Setor catatan gurumu
Dengan sepeda hadiah ayahmu
Menuju masjid tempat sujudmu.
Membaca Al Qur’an menembus pintu langit
Menyanyikan Indonesia Raya,
Menggugah darah nasionalismu.
Biasanya…,
Menatap kapur menari bersama tanganku,
Memandangku dengan seribu makna,
Mendengarkan ceritaku dengan seksama.
Membelah sepi
Melempar bisu
Merenggut kaku
Biasanya..,
Berebut jajan di kantin
Memecahkan gelas
menumpahkan makanan
dimarahi mbok Kantin
diam…., menahan malu
tapi kau masih berbagi
Biasanya…,
Berlari berebut juara
Menuju pintu gerbang.
Sekarang hilang
Melayang terbang ke awan jingga
Biasanya ….,
Tak lama kau kan kembali
Kujemput dengan berlari
Kupasang permadani sepanjang jalanmu
Kuhias singgasana belajarmu
Hingga tercapai cita-citamu.
Takeran, 10 Juni 2020
Suparno
Ayahku kuat, hebat dahsyat
Ayaku kuat,
Punggungmu lurus
Pundakmu rata
Badanmu membentuk segitiga
Ototmu kekar padat berisi
Tulangmu keras tercipta dari besi
Ayahku hebat,
Kau ajari aku ke sawah di pagi buta
Memikul bajak menyibak petang
Menggiring sapi berkalung klonthong
Tak kenal sarapan
Tak kenal nasi
Ayahku dahsyat,
Kau ajari aku mencangkul
Kalau ingin kenyang
Cangkul yang dalam
Luruskan gulutmu
Tancapkan harapanmu
Rawatlah cita-citamau
Ayahku iklas,
Kau didik aku kerja.
Kau buat aku usaha.
Kau ajari aku karya.
Semua hasil untuk mama.
Tak berharap.
Tak kembali.
Tak bersisa.
Tak berbekas.
Pojoksari,11 Juni 2020
Suparno
Rugi kalau malas
Rugi kalau malas,
Orang kerja dapat uang
Untuk makan
Untuk buat rumah
Untuk biaya sekolah
Rugi kalau malas,
Malas belajar akan bodoh
Malas kerja akan miskin
Malas ibadah akan disiksa
Rugi kalau malas,
Malas usaha tak berubah
Malas berkarya tak berdaya
Malas menanam tak menuai
Malas bertanya sesat di jalan
Rugi kalau malas.
Orang malas tak dibutuhkan.
Takeran,11 Juni 2020
Suparno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar