Dalam satu hari itu , 1 Juli 2020, ada dua kejadian yang dialami keluarga besar SMPN1 Takeran, yang satu menyenangkan yang satu lagi menyedihkan.
Yang menyenangkan kami telah mengantar bu Anik untuk sertijab di SMPN 2 Bendo, yang menyedihkan kami juga kehilangan guru terbaik.
Ibu Sumiati telah dipanggil menghadap Allah. Sehari sebelumnya masih masuk sekolah, piket. Itulah rahasia Allah. Mengenai waktu ajal tiba tak ada yang tahu.
Ibu Sumiati guru yang baik, tapi memang kesehatannya agak terganggu. Seiring bertambahnya usia.
Pada bulan Mei lalu saya menandatangani berkas usulan pensiun. Pegawai yang mengajukan berkas usulan pensiun biasanya berusìa 59 tahun, karena tahun depan tepat usia 60 tahun sudah pensiun. Demikian halnya bu Sumiati.
Saya ketemu terakhir satu minggu yang lalu juga dalam acara masuk piket. Saya menyapa, "Sehat bu Sum?".
"Alhamdulillah sehat Pak, salam ya pak untuk Ibu Cantik". Jawab bu Guru IPS golongan IV/c ini dengan senyum.
Yang dimaksud Ibu cantik adalah istri saya, Bu Parno. Ibu ini memang suka memuji teman temannya, nggak ada temannya yang disakiti yang saya tahu.
Salam itu belum saya sampaikan kepada bu Parno karena kami sama sama sibuknya, atau belum ada timing yang tepat hingga kemarin. Setelah kami mendengar berita beliau meninggal, akhirnya baru kusampaikan kepada alamat yang dituju.
Ya Allah ternyata itu percakapan kami yang terakhir.
Selamat jalan bu Sumiati yang baik hati semoga Allah mengampuni dosa penjenengan, menerima amal sholih penjenengan, dan menempatkan penjenengan di sisiNya.
Aamiin ya Robbal alamin.
Aamiin.. allahumma aamiin..
BalasHapusAamiin yaa Rabbal alamiin..
BalasHapus