Pendidikan Guru Penggerak merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Seleksi program ini telah dilakukan mulai dari tahap administrasi, tahap 1 yaitu simulasi mengajar, dan sekarang sudah memasuki tahap 2 yaitu wawancara.
Apa saja soal yang ditanyakan pada tahap wawancara seleksi pendidikan guru penggerak?
Sesuai dengan nama program ini, tentunya program guru peggerak bertujuan untuk melatih guru sebagai pemeimpin pmbelajaran yang mendorong tumbuh kembang siswa di kelas guna menajdi profil pelajar Pancasila. Mengacu pada tujuan ini, maka rumusan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan wawancara seleksi guru penggerak dapat dirangkum sebagai berikut.
Apa yang memotivasi Anda menjadi guru penggerak?
Alternative
jawaban: saya ingin mengemabgkan potensi
diri dan menajdi bagian dari perubahan ke arah lebih baik guna
mewujudkan tujuan pendidikan. Dengan menjadi guru penggerak menjadi awal
langkah bagi saya meningkatkan kompetensi diri, mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam hal pendidikan.
Jadi intinya ; 1. Meningkat kompetensi saya, 2 menjadi bagian dari perubahan ke arah lebih baik untuk mewujudkan tujuan pendidikan .
Pengembangan diri apakah yang pernah Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik?
Alternative
jawaban:
1. Melanjutkan pendidikan formal, dulu saya D3 lulus 89 kemudian melanjutkan S1 lulus 96, kemudian melanjutkan S2 lulus tahun 2008.
2. Membaca buku dan menulis buku. Saya terinspirasi dari Prof. HAMKA, pendidikannya hanya sampai MTS, tapi dengan membaca dan menulis akhirnya memiliki kompetensi selevel Doktor, akhirnya mendapat gelar Doktor honoris causa dan menjadi Profesor. Mengajar di Jepang.
3. Mengikuti diklat, workshop, seminar, webinar. Dll.
4. Mengikuti program guru penggerak ini.
Apa yang menjadi kendala Anda selama mengajar di kelas?
Alternative
jawaban:
Tingkat motivasi belajar yang rendah.
Kebanyakan diantara murid saya berasal dari keluarga broken, kalau tidak begitu, mereka ikut nenek, orang tua kerja di kota atau di luar negeri sebagai TKW arau TKI, mereka sering bolos. Motivasi belajarnya rendah.
ada juga yang anaknya pinter tetapi dia tidak mampu, kemudian saya hubungkan dengan teman saya yang menjadi guru SMK, kemudian nanti melanjutkan ke sana dan dicarikan koneksi pekerjaan.
justru itulah menjadi tantangan bagi saya untuk saya home visit , konseling, memberikan motivasi, membangun mimpi , membangun rasa percaya diri sehingga Dia bisa semangat untuk mencapai cita-citanya ke depan. atau minimal Dia bisa lulus SMP
Adakah dukungan dari pihak lain agar Anda mengikuti seleksi guru penggerak?
Alternative
jawaban:
Dari keluarga, terutama istri, karena beliau juga guru dan beliau juga saya ajak ikut daftar sebagai guru penggerak juga. Anak-anak sudah besar sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Dari lingkungan kerja pak Kepala Dinas juga memberikan dukungan untuk mensukseskan program Kemendikbud Guru Penggerak ini.
Dari sekolah, saya kebetulan mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah, guru guru saya, saya arahkan untuk daftar sebagai guru penggerak. Yang lolos seleksi guru pengajar praktek ini ada 2 orang.
Dari teman teman KS ketika saya lolos seleksi tahap pertama memberikan ucapan selamat, dan berharap bisa lolos untuk tahap berikutnya untuk turut serta membawa lilin perubahan yang lebih pencapaian tujuan pendidikan.
Apakah Anda pernah memotivasi guru lain untuk ikut bergerak memajukan pendidikan?
Alternatif
jawaban:
Iya. Saya pernah sebagai ketua MGBK, saya memberikan motivasi dan materi kepada guru untuk lebih peduli kepada siswa. Untuk tidak menjudg siswa. Karena mereka memiliki potensi yang berbeda, tugas kita membantu siswa menemukan, mengembangkan dan memfasilitasi potensi itu sehingga bisa berkembang optimal.
Tahun 2016 saya jadi KS , kemudian saya berpikir potensi apa yang ada di sekolah itu kemudiaan saya kembangkan dan difasilitasi.
Saya menemukan sekolah ini memiliki potensi sebagai sekolah adiwiyata. Saya motivasi dan saya gerakan Anak-anak dan Guru dan semua warga sekolah untuk ikut ambil bagian dari program ini. Alhamdulilah tahun 2017 lolos sebagai sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten.
Sekarang 2021 di sekolah yang berbeda saya juga memotivasi dan menggerakkan guru untuk ambil bagian dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata. Sekarang masuk sekolah Adiwiyata provinsi.
Yang ketiga, saya mempunyai potensi menulis, guru-guru saya motivasi dan saya gerakan untuk menulis sebagai upaya meningkatkan kegiatan literasi sekolah. Saya tunjuk satu koordinator GLS, gerakan literasi sekolah.
Di lintas sektor saya menjadi nara sumber menulis buku di GWA menulis yang didirikan Omjay dari APKS PGRI Jakarta.
Sekarang sudah angkatan 19. Dan ini akan terus berlangsung hingga akhir dunia ini. Insya Allah.
Di Karesidenan Madiun saya juga bergabung sebagai narasumber menulis buku. Diklatnya diberi nama AMB, ayo menulis buku, sekarang sampai pada angkatan ke 10.
Di keluarga juga saya gerakan menulis buku, anak saya , istri saya juga menulis buku.
Ini hasil karya keluarga saya.
Anak-anak jug saya gerakan untuk menulis, kemudian dijadikan buku dan di publikasikan.
Tahun 2016 sd 2018 saya bergabung sebagai nara sumber guru pembelajar. Guru guru saya gerakan untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dengan belajar terus baik daring maupun luring.
Pernahkah Anda tidak didukung melakukan inovasi pembelajaran di kelas? Apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya?
Tidak pernah
Tapi saya pernah punya ide menulis buku pembelajaran tidak diijinkan oleh Kepala sekolah. Tapi saya tetap menulis hanya saja tidak dipublikasikan, setelah ganti KS ternyata diijinkan. Waktu itu bukunya adalah Panduan Belajar excel
Apa pengalaman terbaik yang pernah Anda lakukan selama menjadi guru?
Alternative
jawaban:
1. saya pernah membimbing murid saya menjadi juara 2 tingkat Kabupaten dalam lomba IT, satu kebanggan karena saat itu saya mengajar di sekolah kecil, yang siswanya rata-rata anak tidak mampu. ternyata dengan pembimbingan yang intensif siswa dari sekolah kecilpun bisa menjadi juara. saat itu dengan pemenang juara satu selisih 0,5.
2. saya mendapatkan nilai UKG yang tinggi pada tahun 2015, nilai saya 91,2 akhirnya terpanggil sebagai Nara sumber nasional guru pembelajar pada tahun 2016.
versi lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar