Kamis, 03 Februari 2022

Ikon sekolah (2)

SMPN  2 Karangrejo  sebagai sekolah adiwiyata yang maju ditingkat  provinsi memiliki  ikon tanaman juga, yaitu pohon kelor.  Kelor (  Moringa oleifera)   dipercaya menyembuhkan berbagai  macam penyakit. 

Antara  lain, menurunkan kadar  gula, sakit jantung, kolesterol  dll. Daun kelor juga memiliki sifat antijamur, antivirus, antidepresan, dan anti-inflamasi.

DI SMP 2 banyak tanaman  obat di sekitar  pohon kelor  itu antara lain, ada jahe merah, kencur,  puyang, temulawak, kunir,  bidara , Kayu putih, daun salam, suruh, pandan, sambiloto, sereh dan lain-lain. 
Ada juga tanaman porang,  tanaman ini membuat  masyarakat  Madiun meningkat  taraf perekonomiannya,  bahkan banyak diantara  mereka  menjadi jutawan.

Saya ingin menambahkan juga tanaman anggur  menghiasi  dan "memaniskan" SMP2 Karangrejo. Siapa saja mulai dari anak-anak  hingga orang dewasa  menyukai tanaman ini. 

Mengandung vitamin C yang menyegarkan tubuh  kita. Vitamin C juga menjaga stamina tubuh kita agar tak mudah terserang  penyakit.  

Berbagai macam tanaman ini bisa menjadi tempat  studi anak-anak  mengenai tanaman  obat. Pengalaman  demikian ini seringkali  membantu  anak-anak  ketika kelak dewasa.  

Saya punya pengalaman  pribadi,  ketika  anak saya sakit  panas,  saya parutkan kunir  , diambil  airnya  dan dikasih madu asli.  Alhamdulillah  panasnya sembuh.

Jadi dalam kehidupan  keluarga  ketika mengalami sakit ringan bisa diatasi sendiri.  Tidak perlu sedikit- sedikit  di bawa ke dokter.  Tidak perlu ke apotik,  karena di sekitar rumah sudah ada  apotik  hidup.

Di Esperoka, kelor dibuat teh.  1,5  sendok  teh daun kelor  dikonsumsi selama 3 bulan dipercaya dapat  menurunkan kadar  gula darah.

Kecuali  itu daun kelor  juga dapat menyembuhkan  gangguan ginjal. Tentang  hebatnya  tanaman ini  sudah tidak diragukan lagi,  akhirnya  dijadikan obat herbal.

Tgl 27 Januari 2022  kemarin kami ikut  pameran  Gebyar  literasi duta baca Indonesia, sekolah kami menyajikan  minuman teh daun kelor  dan teh daun bidara. Sudah diracik dalam satu termos habis dalam sehari.

Dalam suatu  pameran  memang perlu disajikan sesuatu  yang gratis , bisa dinikmati  langsung  dan bermanfaat. 

Kami juga menyaksikan anak  anak ketika melihat  pentas seni,  juga ikut minum  teh kelor  dan teh bidara  ini.
Kalau anak-anak  milinial saja mau, kenapa tidak kita kembangkan  jenis minuman ini untuk melengkapi sajian dalam keluarga  kita?

Hal ini juga untuk menahan banyaknya minuman instan  yang mengandung bahan pengawet yang sekarang ini  banyak dijual di kantin, atau di toko toko sekitar kita. 

Demi kesehatan  kita masa kini dan masa depan, saya pikir  perlu dan penting kita kembali  kepada makanan dan minuman sehat yang disediakan oleh alam.

Jangan sampai alam bosan melihat tingkah kita   karena kita tidak peduli  kepada mereka. Kita rawat mereka dan mereka akan memberi balasan baik  menyehatkan  untuk  kita.

Magetan,  4 Januari  2022













1 komentar: