Belum sampai berkeringat si kecil berlari lari kegirangan karena hasil percobaannya membuat puding buah berhasil.
"Mi.., aku berhasil membuat puding buah", teriaknya sambil berjingkrak kegirangan.
Untuk menyenangkan hatinya kami menghampiri dan melihatnya dari dekat. Ternyata luar biasa, sebuah puding cantik telah tertata apik dipiring.
Hindun adalah siswa kelas 12 SMASA yang menyelesaikan salah satu tugas akhirnya, ujian praktek membuat puding buah.
Untuk kegiatan ini harus merogoh kocek 150.000. Uang itu digunakan beli piring untuk menata puding, kemudian sendok dan garpu kecil , buah buahan , ager ager dan lain-lain.
Dia ingin mempersembahkan maksimal kemampuannya untuk mengerjakan ujian praktek ini.
"Ndun kalau ujian praktek itu kerjakan yang maksimal, biaya mahal tak jadi apa, jangan asal asalan", kata Ibunya yang juga sering menilai hasil ujian praktek siswanya ini.
Kadang-kadang anak-anak itu mencari yang gampang saja, tidak mau mengeluarkan biaya, tidak mau yang susah susah.
Untuk mendidik kreativitas anak itu memang kadang perlu biaya, walaupun tidak semuanya. Menurut saya disinilah kadang orang tua membantu memfasilitasi dengan iklas. Agar anak bebas berkreasi dan bebas mengeksplorasi kemampuannya.
Agar kelak ketika dia dewasa terbiasa mengeksplorasi kemampuannya untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam hidupnya yang tidak sesederhana hidup kita.
Beberapa hari yang lalu minta dibelikan buku seharga 237.000. Buku SBMPTN setebal 5 cm. Kalau dibaca dan dipelajari tidak masalah. Karena itu pertanda dia suka membaca buku, suka ilmu pengetahuan.
Saya perhatikan juga sibaca dan dipelajari, bahkan seringkali menemani dalam mimpi tidurnya.
Semoga mimpinya menjadi kenyataan linier dengan perjuangan dalam mewujudkannya.
Dan juga pembaca semuanya akan terwujud semua mimpi-mimpi indahnya.
Magetan, 14 Maret 2021
Alhamdulillah
BalasHapusAnak Jaman Now sungguh berbeda dgn jaman kita. Dulu kita serba terbatas. Walau maaf bapak dan ibu saya seorang pendidik yg juga berkecimpung dlm dunia pendidikan / tumbuh kembang anak. Namun tdk seperti anak sekrang. Ibaratnya belum sampai si anak mau minta sdh tersedia utk difasilitaskan. Itulah perkembangan jaman. Walau ada istilah wolak walik e jaman. Kita tetap berpegang tegung dlm Agama Kita tetap dlm keImanan itulah yg harus dijaga. Dlm aspek segalanya. Klau iman kita kuat Insya Allah kita terhindar dr hal-2 yg tdk kita inginkan.
BalasHapusTerima kasih sahabat mohon maaf Komen blog agak terlambat utk merespon nya. Tetap semangat sehat terus dan good luck. Salam utk keluarga. Semoga kita tetap dlm Iman Islam.
Terima kasih mbak Niken yang baik hati. Aamiin
BalasHapus