Apa kemuliaannya membaca? Orang yang banyak membaca akan banyak tahu tentang cakrawala luasnya jagad raya. Akan mengetahui hakikat tingginya "gunung ilmu" himalaya. Akan banyak tahu dalamnya "samudera ilmu" Hindia.
Manfaat membaca buku dapat melatih otak untuk dapat berfikir lebih kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang kita baca. Kita seperti mendapatkan akses atau jalan untuk dapat masuk ke dalam alur cerita dan membantu dalam penyelesaian cerita tersebut
Biasanya bangsa yang memiliki kemampuan membaca yang baik adalah bangsa yang maju. Kalau benang merah ini saya tarik ke sekolah, akhirnya dapat saya katakan warga sekolah yang memiliki kemampuan membaca yang baik adalah sekolah yang maju.
Warga sekolah itu terdiri dari KS, Guru, staf TU, dan siswa. Sehingga ke empat unsur inilah yang penting dipantik untuk melejitnya kemampuan membaca.
Wahyu pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad adalah perintah membaca . Iqro bismirobbikalladzi kholaq . Kholaqol insaana min alaq. Iqro warobbukal akrom. Aladzi allama bil qolam. Allamal insaana maa lam ya'lam.
Artinya bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahunya. Surat Al Alaq ayat 1 sd. 5.
Apa keutamaan menulis?
Menulis itu pekerjaan keabadian. Banyak tokoh hebat yang cerdas, tapi karena tidak menulis maka namanya akan ditelan zaman. Orang pada jaman prasejarah untuk mengabadikan suatu peristiwa, ia menulislah dibatu, di dinding dinding gua. Di pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas, dan tulang belikat unta.
Wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah perintah membaca, yakni bacalah dari hafalanmu. Jika tidak ada, maka dari tulisanmu. Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala menjelaskan bagaimana caranya kita merawat penyakit ini, yaitu penyakit lupa. Cara mengobati penyakit lupa adalah dengan menulis.
Tulisan adalah salah satu bahan utama agar ibadah membaca bisa dilakukan. Maka, menjadikan tulisan sebagai bahan untuk membaca juga merupakan amal saleh.
Maka orang zaman sekarang menuliskan di kertas, di buku, di dunia maya. Sekarang hampir setiap orang bisa menulis, tapi tulisannya ada yang terstruktur hingga jadi cerita menarik, atau berita menarik yang layak diabadikan.
Tapi yang lebih banyak lagi adalah yang tidak terstruktur , misalnya tulisan di Fb, tulisan hoax, tulisan di watshap. Atau media sosial yang lain. Kebanyakan untuk golongan yang kedua ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip ilmiah, adat kesopanan, kehalusan budi dan keutamaan akal. Sehingga dalam waktu yang tidak lama akan dihapus oleh penulisnya sendiri atau orang yang membacanya.
Oleh karena itu para hukama, tidak menulis kecuali yang memberi kemanfaatan untuk dirinya dan orang lain. Agar kehidupan ini bertambah baik, bertambah keberkahan yang akan mensejahterakan kehidupan orang banyak. Sebab beliau berpikir sebaik baik manusia adalah yang memberi kemanfaatan kepada orang lain, sehingga cocok dengan apa yang disabdakan Nabi Muhammad, khoirunnas anfa uhum linnas, sebaik baik manusia adalah yang memberi kemanfaatan diantara manusia.
Ajaran Sokrates kalau tidak ditulis oleh muridnya yang bernama Plato, maka nyaris terkubur bersama jazadnya. Kemudian ajaran Plato dilanjutkan oleh muridnya yang bernama Aristoteles, berpanjang terus sampai pada Iskandar Macedonia yang berperang menaklukkan negeri Mesir.
Mereka semua adalah orang orang hebat. Orang hebat itu biasanya gurunya hebat. Sehingga para hukama berkata, "tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah murid yang belum menemukan guru yang hebat".
Oleh karena itu guru hebat akan senantiasa dicari. Agar menjadi guru hebat, terus membaca dan menulislah.
Magetan, 11 Agustus 2020
Sumber bacaan:
Https://bandungkab.go.id, 11 Agustus 2020;22.41
Minanews.net; 11 Agustus 2020; 22.59
Terimakasih, mantap tulisannya.
BalasHapusmakasih bu
HapusSetuju. Tifak ada murid yg bodoh. Mereka hanya blm menemukan guru yg tepat.
BalasHapus