Sebuah pemandangan yang indah melihat benda besar terbuat dari besi ini mengapung di laut.
Betapa tidak, dia mengangkut puluhan bus, ratusan manusia.
Segera duduk , ambillah posisi ditengah kapal untuk menghindari gerakan oleng kapal kalau ada ombak. Lebih-lebih kalau Anda gampang mabuk.
Mari kita berdoa dulu ya;
"Bismillahi maj'reha wamursaha , inna Robbi laghofururrohim".
Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini, berlayar dan berlabuh , sesungguhnya Tuhanki Maha pemanfaatan lagi maha pengasih.
Doa bepergian naik kendaraan laut ini diucapkan sebelum mesin kapal atau perahu menyala.
Panjang selat Bali 5 km seimbang dengan selat Madura yang sudah berhasil dibuat jembatan Suramadu.
Ide membuat jembatan yang menghubungkan antara pulau Bali dan Pulau Jawa sudah ada sejak tahun 1960. Oleh seorang Profesor di ITB yang bernama Sedyatmo.
Ketika penyebrangan kemarin saya juga berfikir, jika dihubungkan dengan jembatan maka dapat peron masuk. Dapat uang banyak sekali. Saya yakin anda juga berfikir begitu.
Tapi tak sesederhana itu. Ternyata mendapat penolakan dari orang Bali. Orang bali tidak mau pembangunan gedung atau apa saja yang tingginya melebihi tempat ibadah.
Yang kedua terus mau dikemanakan kapal kapal ferry yang ratusan ini. Satu kapal Ferry ini menyerap tenaga kerja puluhan manusia.
Lihat ke bawah ada puluhan anak muda berenang dipinggiran geladak kapal. Mereka sambil berteriak minta "disawer". Mereka dengan enaknya berenang tanpa rasa takut.
Memang ombaknya tenang.
Kapal mulai berjalan, pelan tapi pasti. Kami tidak merasakan, tapi kalau anda beranjak dari tempat duduk melihat diluar, jalannya kapal dapat dirasakan dan terlihat jelas.
Pada pandangan jauh sana banyak juga kapal yang sedang berlayar menuju dermaga berlabuh merapat ke Dermaga.
Hei rasakan ombaknya di tengah besar kami rasakan kapal mendongak keatas ke bawah.
Kami berada di bagian depan.
Saya lihat penumpang yang lain mulutnya kumat-kamit berdoa agar diberi keselamatan.
Alhamdulillah tidak berselang lama kapal tenang.
Saya rasakan Kapal tidak berjalan hanya berhenti tetapi sebenarnya Kapal ini berjalan dengan kecepatan 5 knot.
Sebentar lagi sudah sampai alhamdulillah perjalanan kami selamat.
Lihat itu didepan kita sudah tampak dermaga pelabuhan Ketapang.
Tanah Jawa di depan mata.
Mari kita segera masuk ke Bus untuk turun dari kapal.
Lihat itu didepan bus kita ada rumah makan Sunoto, namanya seperti saudara saya pakde Sunoto hehe.
Sekarang kami menuju restouran Grafika, makan lagi, makan seadanya walaupun direstoran tetap rindu masakan istri sendiri atau bu Yani penjual nasi pecel Pojoksari.
Banyuwangi, 9 Oktober 2022
Alhamdulillah
BalasHapus