Sumber ilustrasi :Inspirasipagi.id
Menulis itu betul betul mengikat ilmu agar tidak hilang, tidak lenyap begitu saja. Bayangkan pengajian pagi tadi temanya bagus. Saya ingin langsung menuliskannya tapi karena kesibukan yang seperti biasanya, akhirnya tak sempat menuliskannya. Sehingga lenyap deh.Berkaitan dengan ini sahabat Ali Bin Abi Tholieb mengatakan, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."
Bahasa tulis lebih abadi dari pada bahasa lisan. Kecuali direkam vidio kemudian di share. Itu cara mengabadikannya.
Oleh karena itu saya belajar menulis agar bisa memberikan kontribusi kepada budaya literasi. Atau setidaknya menjadi pengikat ilmu bagi saya sendiri.
Agar kemampuan menulis kita tajam, maka seringlah diptaktekkan menulis, tidak di angan angan, tidak dalam teori. Tapi dalam praktek nyata menggabungkan huruf demi huruf menjadi kata. Merangkai kata demi kata sehingga menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat sehingga menjadi paragraf, menjadi cerita dan menjadi buku.
Alangkah besarnya jasa buku bagi kemajuan umat manusia. Buku adalah benda mati yang memiliki nafas bicara. Dia akan terus hidup bersama pembacanya.
Buku merupakan satu di antara sumber pengetahuan yang bisa menambah wawasan. Dengan membaca buku, seseorang bisa mengetahui apa saja yang ada di penjuru dunia. Hal tersebut membuat buku sering disebut sebagai jendela dunia. Buku akan membuatmu lebih berwawasan dan memiliki pikiran yang terbuka, luas dan mendalam.
Membaca buku akan memberikan banyak manfaat bagi siapa pun, baik orang dewasa atau anak kecil sekalipun. Ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan dengan gemar membaca buku, seperti sebagai sarana hiburan, meningkatkan kemampuan seseorang, hingga menambah pengetahuan seseorang. Membaca buku menjadi salah satu kebiasaan yang positif dan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja.
Membaca buku adalah kebiasaan orang-orang cerdas.
Demikian juga menulis akan meningkatkan kecerdasan seseorang. Membaca dan menulis seperti dua sisi mata uang logam yang tak terpisahkan. Selalu bersambung berkaitan.
Kalau satu sisi nilainya 20.000 maka sisi yang lain juga 20.000. Kalau sisi yang satu angkanya tertulis 50.000, maka sisi yang lain juga tertulis 50.000 begitu seterusnya.
Artinya apa yang kita tuliskan itu linier dengan apa yang kita baca. Semakin banyak membaca semakin banyak yang kita tuliskan.
Sehingga saya kagum pada orang-orang yang telah berhasil menuliskan banyak buku , maka berarti dia telah banyak membaca buku.
Buku adalah warisan berharga pada generasi muda. Karena dengan buku ilmu pengetahuan diajarkan, dengan buku agama memiliki pedoman, dengan buku hukum ditegakkan , budaya diwariskan.
Oleh karena itu PR kita bersama adalah bagaimana generasi kita memiliki kecintaan terhadap buku. Mempelajari dan membacanya. Sebab orang yang tidak membaca , maka dia tidak bisa mengembangkan dirinya. Menurut Muhammad Makmun Rosyid,"Kebodohan dan ketertinggalan sebuah bangsa dikarenakan oleh lemahnya kemampuan membaca, dan kurangnya budaya membaca.
Bangsa bangsa maju , rakyatnya memiliki kebiasaan budaya membaca. Kita sakaikan turis-turis yang datang ke Indonesia, selalu membawa dan membaca buku.
Sehingga menjadi penting. Untuk memajukan bangsa adalah dengan meningkatkan kemampuan membaca rakyatnya.
Selamat hari buku sedunia.
Magetan, 24 April 2021
Mari Kampanyekan gerakan membaca buku. Baik buku cetak maupun buku digital.
BalasHapusTerima kasih Omjay, siap
HapusBetul mari iqrok bersama-sama dg mwmbaca meningkatkan kualitas pribadi dan bangsa lanjut menulis. Yuk gerakkan budaya Literasi
BalasHapussiap cak Inin
BalasHapus