Untuk anda yang sedang dalam perjalanan Ponorogo Trenggalek, harus hati-hati, lebih-lebih di malam hari. Karena seperti kemarin ada batu yabg diameternya 50 cm terletak di tengah jalan, sebelum diamankan petugas.
Kami sampai di Trenggalek pukul 09.00 WIB. Cuaca agak mendung, sehingga sudah jam 09.00 matahari belum menghangatkan tubuhku.
Keluarga Bapak Martoyo menerima kedatangan kami dengan gupuh, suguh, aruh yang luar biasa. Baru datang sudah dipersilahkan makan. Tapi perut kami belum siap, karena abis makan pagi di Alun alun Ponorogo.
Seperti biasa karena dekat pantai maka berbagai menu ikan laut tersaji. Ikan laut adalah menu kesukaanku karena rendah kolesterol dan alami.
Bapak Martoyo adalah besanku yang tinggal di Ngadisuko Ndurenan Trenggalek. Dengan pantai Gemah sekitar 20 km.
Setelah makan siang, istirahat sejenak kami refresing di pantai Gemah. Pantai ini dibuka sekitar 5 tahun yang lalu. Pak Martoyo ikut berperan saat itu, karena beliau sebagai Mantri hutan di area itu.
Di pinggiran pantai ditanami pohon pinus, di bawah pohon pinus inilah para pengunjung beristirahat beralasan tikar.
Biasanya mereka membawa bekal dari rumah, kemudian makan bersama keluarga mereka sambil menikmati indahnya pemandangan pantai Gemah.
Sementara yang lain bermain motor ATV. Untuk naik kendaraan motor roda empat ini pengunjung harus merogoh kocek 40.000 hingga 80.000. Mereka bisa menaiki sepanjang pinggiran pantai sepuasnya hingga satu jam.
Ada juga flying foq. Meluncur dari ketinggian tebing hingga pantai sekitar 100 meter. Ini benar-benar uji nyali, untuk yang punya sakit jantung jangan coba coba ya. Bisa kambuh nanti. Karena adrenalin akan terpacu. Anak kecil usia 4 tabun hingga anak remaja cocok untuk mainan ini.
Dibagikan yang lain ditawarkan naik perahu. Anda tidak perlu takut, karena penumpang harus memakai pelampung sebagai pelindung kalau terjadi sesuatu.
Ombaknya kecil, sekitar ketinggian 30 cm. Sehingga banyak juga anak bermain bersenda gurau di pinggiran pantai.
Saya ingin suatu hari nanti bisa kesini lagi bersama teman-temanku, menikmati indahnya pantai Gemah yang mempesona.
Puas dengan suasana pantai kami pulang, tapi ingin mampir ke rumah Guru Literasi saya, Dr. Ngainun Naim. Beliau tinggal di Parakan Rt 11 Kec/Kota Trenggalek.
Kami diantarkan besan, Pak Martoyo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya, lebih-lebih sekarang ada Google Map. Sehingga dalam waktu singkat sudah ketemu. Ternyata Beliau menunggu di mulut gang.
Beliau mengenakan kemeja panjang, pakai sarung dan kopyah, sarat dengan kehidupan seseorang yang tinggal lama di pondok pesantren. Memang Beliau lama di Pondok Pesantren.
Kami berbicara ke sana kemari, sebagai tegur sapa ramah, seseorang yang memang baru pertama berjumpa. Tapi saya sudah mengenalnya 1 tahun yang lalu. Dari tulisan tulisan beliau yang renyah, mengalir sejuk setiap hari.
Anak beliau yang ganteng, berkulit putih bersih, ikut menyapa kehadiran kami. Berulang kali berjalan melewati kami dan sambil menggariskan jemari tangannya di pahaku dan istriku. Tampak lucu anak ini. Menggemaskan. Namanya Leis Asfat Tsaqif Naim.
Oleh mas Doktor Naim kami diberi hadiah 3 judul buku. 1. Literasi Diri, 2. Membangun Relasi, Peluang Riset dan Dakwah Ilmiah. 3. Quantum Belajar.
Untuk buku "Literasi Diri "baru saya baca samapai halaman 12. Buku ini berisi tulisan sahabat mas Doktor tentang dirinya. Satu lagi inspirasi literasi dari beliau.
Dengan silaturahmi ini sebenarnya saya menerapkan teori beliau tentang kunci sukses menulis, teori yang nomor 5 yaitu
"Dengan berjejaring. Bina jaringan yang ada dengan bersilaturahmi sesama penulis, dengan penerbit, kadang membuka inspirasi menulis, kadang muncul program dsb."
Sayang sekali waktu sudah beranjak sore, dan rumah kami jauh, perjalanan tiga jam. Maka kami pamit pulang. Dan si ganteng Leis, berkata,"besuk ke sini lagi ya."
Tampaknya dia senang dengan kehadiran kami, seperti kami juga senang.
Magetan, 13 April 2021
Alhamdulillah
BalasHapusBagus...
BalasHapusTerima kasih Mas Doktor
HapusAlhamdulilah sdh ketemu guru litearsi
BalasHapusSlmt
alhamdulillah cak tak kusangka, hehe
HapusAlhamdulillah BPK bs refresing dg kluarga..ttep SHT injih bapak...
BalasHapusnjih, matur nuwun
HapusTerima kasih rawuhnya Bapak KS dan keluarga. Mohon maaf jika gupuh, lungguh, dan suguhnya kurang sesuai harapan.
BalasHapustidak apa-apa mas Doktor, suguhnya sudah komplit di meja, cuman perut kami sudah penuh, hehe. Terima kasih waktunya sehingga bisa bertemu.
Hapus