Senin, 04 April 2022

Belajar dari Burung

sumber Ilustrasi:
https://t-2.tstatic.net/tribunmanadotravel/foto/bank/images/burung-manyar.jpg

Sejak manusia diturunkan ke dunia,  burung  burung itu  sudah ada. Bahkan manusia belajar  dari Burung.  Apa iya. Coba mari kita simak tulisan ini. 

Kisah Qobil dan Habil. Kedua anak nabi Adam ini disuruh berkurban. Apa penyebabnya,  karena  Qobil ngotot nggak mau dijodohkan dengan adiknya yang bernama Labuda. Karena Labuda berparas jelek tidak seperti  Iklima. Dia ingin memperistri  kembarannya yang bernama Iklima,  gadis cantik pertama di dunia ini. 

Qobil lahir kembar dengan Iklima,  sedangkan Habil lahir kembar dengan Labuda. 
Qobil  pandai bertani sedang Habil pandai berternak. 

Keduanya  disuruh berkurban dengan meletakkan korbannya di atas bukit. Qobil berkurban gandum jelek,  sedangkan Habil  berkurban  kambing ternaknya yang terbaik. 

Tidak lama kemudian  ada kobaran api  yang menjilat njilat,  kambing Habil habis di makan api.  Artinya qurban Habil diterima. Sedang kurban Qobil masih utuh,  tidak tersentuh  api sama sekali. 

Maka Qobil  membenci Habil ,  Iblis membujuk Qobil dengan bisikan yang buruk.  Hingga suatu saat ketika  Habil  menggembala Kambing  maka dibunuh  oleh Qobil.  Maka Dia bingung apa yang dilakukan dan nanti kalau dimarahi ayahnya  bagaimana,  Dia menangis. 

Kemudian Allah mengutus burung gagak. Burung gagak  bertarung  hingga  salah satunya meninggal. Kemudian  yang menang menggali tanah dengan paruhnya.
Setelah selesai menggali, temannya yang mati tadi diseret ke lubang  dengan paruhnya. Kemudian  ditimbunkan tanah. 

Qobil memperhatikan  apa yang dilakukan kedua burung itu.  Dan akhirnya  meniru  apa yang dilakukan burung  itu bagaimana cara memakamkan  saudaranya yang dibunuh tadi.

Istri saya rindu dengan anaknya  yang sekarang  sedang  menimba ilmu di Surabaya. 

Saya katakan,  "tugas orang tua itu melahirkan,  mendidik, membesarkan, menikahkan,  setelah itu  dia menjadi pribadi yang merdeka."

Merdeka menentukan masa depannya  sendiri,  Dia mampu  mengatasi masalahnya  sendiri, mampu memenuhi kebutuhan hidupnya  sendiri. 

Seperti burung  itu, Dia bertelur, mengerami  selama 21 hari, kemudian menetas,  mencarikan makan,  menyuapi,  setelah dua minggu  mereka  terbang  meninggalkan  "susuhannya". Selama satu bulan  masih dikawal,  mencari makan,  mengajari cara terbang,  melindungi  dari serangan predator. 

Setelah  kuat terbang , bisa mencari makan   malah tidak boleh bersama induknya.  Saat itulah  Dia harus berjuang sendiri,  terbang menentukan masa depannya  sendiri. 

Nah manusia juga begitu,  kita tidak mungkin hidup bersama  terus dengan orang-orang  yang kita cintai,  suatu saat akan berpisah,  suka atau tidak suka.

Bagi pasangan muda, lihatlah burung  itu, bisa membuat  rumah sendiri.  Dengan mengumpulkan  bahan bahannya,  sedikit  demi sedikit,  ditata dengan teliti  dan telaten  akhirnya  terbentuklah  rumah indah tempat  bernaung  keluarga  burung  itu.

Kalau burung  saja mampu membuat  rumah,  maka kalian harus bisa membuat  rumah sendiri,  dan saya yakin akan   lebih indah pada waktunya. 

Yah, kita bisa belajar  dari siapa saja, dimana  saja, kapan saja. Termasuk  belajar dari Burung.

Magetan,  5 April 2022

3 komentar:

  1. Balasan
    1. Alhamdulillah ..Pak Suparno.. tulisan yang menginspirasi.. bagus.. memang kita manusia harus rajin belajar dan belajar... termasuk belajar dari burung 🐦...👍🙏

      Hapus