Jumat, 08 April 2022

Ujian Sekolah Moda Berubah

Suasana tenang damai itu terjadi di sekolah kami.  Anak  anak mengerjakan  soal  soal ujian dengan smart phon mereka.  Tak ada yang gaptek,  mereka cepat mengerjakannya.
Hanya diberi kartu ujian , kemudian diberi penjelasan  cara masuk aplikasi,  anak anak bisa mengerjakan  dengan baik.

Model ujian seperti  ini bisa efisiensi anggaran triliunan rupiah dari kas Negara,   dari sisi kertas, percetakan, penghapus, pensil, kepanitiaan dan lain-lain. 

Ini benar-benar  terbukti  dari janji mas Menteri  Nadiem Makariem 3 tahun lalu. Bahwa tidak ada Ujian Nasional , cukup ujian sekolah.  

Saat ini Ujian sekolah  dilaksanakan  menjelang puasa, yaitu tanggal 5 sd 11 April 2022,  lapar  dan haus tidak menjadi masalah bagi anak-anak,  bahkan  bisa menumbuhkan konsentrasi bagi mereka. 
Suasana  kelas hening, tidak ada yang bertanya  pada temannya.  Satu kelas terdiri dari 16 anak saja. Untuk  SMP 2 Karangrejo  ada 9 ruang.  

Sayangnya  situasi pandemi belajar  anak-anak sebelumnya  tidak bisa maksimal  , karena masih PTM terbatas.  Yaitu 50% masuk sekolah  yang separuhnya BDR belajar dari rumah. 

Tadi saya menemui  Verlita Anggia  Salsabila.  Menurut  Periangkat 2 KSN ini ,Dia merasa bisa mengerjakan  US ini dengan baik,  Dia Yakin  akan mendapatkan  nilai  yang baik. Dia ingin nanti melanjutkan  ke Smanti. Menurut  dia hambatan adalah khawatir  kalau  baterainya habis.

Tidak jauh beda  Zakwan Faiz, peringkat  4 KSN ini juga enjoy  mengerjakan  soal dengan HP, lebih enak  , enjoy  dalam mengerjakan.  

Lebih lebih jaman milinial sekarang ini  kalau tes masuk perguruan  tinggi  atau melamar  pekerjaan  pakai moda online.  Dengan kegiatan  US semi Online  ini melatih anak-anak  untuk  familiar  dengan  kecanggihan  teknologi. 

Kalau menurut  Tri Rahayu Ramadhani kelas 9c, agak beda, yang dikhawatirkan  adalah  tentang sinyal,  dia lebih suka dengan paper,  karena  nggak usah beli paketan dan tidak khawatir  kendala sinyal.

Anak-anak  SMP 2 Karangrejo  mendapatkan  bantuan 100.000 dari PIP untuk  beli paketan.  Ada 98 anak, adapun yang tidak punya HP atau tidak punya  paketan  bisa mengikuti  ujian di ruang TIK.  

Dari realita yang ada hanya 6 anak yang ikut  di ruang TIK. Padahal  kemampuannya  ada 60 komputer  yang siap digunakan.  

Kesimpulan,  di era milinial  anak suka ujian dengan moda online , ada tantangan,  asyik dalam mengerjakan. Untuk  itu kita semua  harus siap dengan perubahan  ini, atau perubahan-perubahan  masa depan.  Karena tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Yang abadi adalah perubahan  itu sendiri. 

Magetan, 9 April  2022







1 komentar: