Kamis, 20 April 2023

"Nyekar mbahe" sebuah tradisi masyarakat Jawa.

Aroma hari raya sudah dekat. Banyak pemudik yang sudah berdatangan.  Mereka bajunya bagus-bagus, pake mobil bagus juga. 

Saya ikut bersyukur berarti kesejahteraan  mereka sudah bagus. Perekonomian masyarakat  meningkat. Mereka pasti membawa  uang dan membelanjakan uangnya di Magetan  sahingga  perputaran  perekonomian membawa keberkahan bagi masyarakat  Magetan.  Menurut  analisis  Bapak Bupati  Suprawoto  yang mudik tahun ini meningkat  40%. Sehingga  Magetan  tambahan penduduk  separuh lebih  dari  jumlah  penduduk  yang ada. 

Biasanya  air PDAM telat. Beruntung  bagi keluarga  yang punya  tandon air.  Yang tidak, harus siap  siap. 

Untuk  menyambut  kedatangan anaknya  yang merantau, Kang Salam sudah menyiapkan dua ekor ayam besar.  Akan disembelih  pada saat hari raya. 
Kang Salam  adalah tetangga saya. Anaknya  2 orang.  Yang satu  tinggal di desa  yang satu bekerja di Bandung. 

Salah satu agenda  menjelang  hari raya adalah  "nyekar simbahe

Semua anak dan cucunya  diajak ke makam, diperkenalkan  pada mereka, bahwa beliau adalah nenek moyangnya  yang rajin beribadah , rajin  bekerja  dan punya pola hidup yang hemat sehingga  tanahnya luas  dan diwariskan  ke anak cucunya.  

Kita yang sekarang tinggal enaknya maka dari itu jangan melupakan  beliau, lupa nyekar, tidak mendoakan dsb.

"Lihat itu  ada sebuah makam yang tidak terawat, kotor banyak rumput ilalang,  tidak ada yang nyekar.  Seperti  itu  anak cucunya  tidak peduli, melupakannya". Kata Kang Salam pada anaknya.  "Makam seperti itu lama  lama bisa dipake  oleh orang lain. Kasihan  tidak?" Lanjut Kang Salam mencoba bertanya pada anaknya. 

Yang ditanya mengangukkan kepala sambil menghayati dan merasakan. 

Budaya nyekar  itu tidak hanya sekedar mendoakan nenek  moyang  yang sudah tiada, tapi juga  mengenang kehidupan masa  lalu  orang-orang  segaris keturunan  kita.

Betapa mereka  mencintai keluarganya  hingga  kerja keras banting tulang hidup  "setiti"  agar anak-anaknya  bisa hidup "mukti".

Oleh karena itu Kang Salam juga berpesan pada anak-anaknya,  "kalau besuk sudah tiada  kamu nyekar  ke makamku ajaklah  keluargamu, doakan aku agar Tuhan tidak menyiksaku dan memasukkan  aku ke Surga-Nya."

Semoga kita semua menjadi orang baik  yang selalu ingat pada orang tua kita, pada nenek moyang kita yang kadang tidak sedikit mewariskan hartanya untuk  anak-anaknya.

Selamat  hati raya idul fitri  1444 H. Mohon maaf lahir batin. 

Magetan, 20 April 2023











3 komentar:

  1. Semakin jarang di jaman sekarang budaya nyekar ini.Waktu yg merubah keadaan .Semoga anak cucu kita tidak melupakan para leluhur kita Pak no.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggih Pakde aamiin. Dek wingi nggih nyekar dateng mbah Samingun

      Hapus