Ada yang melihat WA, menjawab, atau berkomentar di group. Ada yang membaca koran, ada yang bercakap cakap, ada yang diam, ada yang berzikir, ada yang mengantuk dan sebagainya.
Memang butuh kesabaran untuk menunggu antrian, kita harus tèrtib sesuai urutan, sebab itu juga budaya yang baik. Jangan menyerobot antrian, karena mereka juga ingin mendapatkan pelayanan cepat.
Mereka juga punya kesibukan yang padat untuk dilakukan. Oleh karena itu tertib antri itu budaya yang terpuji.
Saya memilih menulis dan membaca. Kenapa saya mulai menulis, karena saya menyadari kegiatan menulis itu kalau tidak segera dimulai maka tidak akan ada progres.
Banyak godaan menulis itu, seperti kesibukan, diajak ngobrol teman, membalas WA, malas, kurang percaya diri, tidak mendapatkan apresiasi walaupun sekedar "like dan comen".
Ubahlah tujuan menulis jangan like and comen, tetapi menjadi media untuk membentuk olah pikir anda yang sistematis, maka ada "like atau tidak" menjadi tidak menyurutkan keistiqomahan anda dalam menulis.
Saat ini saya berpendapat bahwa mengisi waktu antri dengan menulis merupakan aktivitas yang paling tinggi "grade"nya.
Pagi ini saya mengantarkan nyonya berobat di RSAU dr. Efram Harsana, Lanud Iswahyudi Ternyata sekarang pintu masuknya berubah dari arah barat. Hal ini memudahkan custumer untuk menuju RSAU.
Saya memasuki Rumah sakit ini pertama kali tahun 1980. Waktu itu saya di SMP1 Maospati. Harus mengetahui golongan darahnya. Maka saya bersama teman-teman cek up di sini.
Kembali pada topik menulis, akhir akhir ini produktivitas menulis menurun tidak seperti setahun yang lalu, yang mana diberbagai tempat diadakan diklat menulis, seminar menulis atau workshop menulis.
Semuanya rontok bagaikan daun berguguran dimusim kemarau, kecuali orang yang benar-benar memiliki passion menulis. Mereka tetap tumbuh bersemi walaupun tak ada hujan.
Mereka tidak sepenuhnya yakin bahwa menulis dan membaca merupakan aktivitas intelektual yang banyak manfaatnya.
Oleh karena itu para pegiat literasi harus mulai bergerak lagi, menggerakkan orang-orang yang tidak punya program, untuk menulis lagi.
Karena orang itu kalau tidak punya program pasti diprogram orang lain. Kalau programnya baik tidak masalah, tetapi kalau jelek maka kita semua akan rugi.
Sehingga mari kita program diri kita untuk menulis, karena dengan menulis kita bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan pada orang lain.
Magetan, 27 September 2022
Alhamdulillah
BalasHapusInformasi seperti ini agak mengejutkan juga Pak Suparno.....
BalasHapusHhhhh,tapi di akhir paparan pikiran berubah dikit dikit.
Semoga yg ku pikirkan tidak ada kenyataan... hanyag negatif.
Hhhh,semoga Bulik Nur sehat sehat saja meskipun di antar ke Dokter.semoga dokter katakan.
"Ah,biasa saja,gak apa apa,kok....
Trus ngomong tentang literasi,dan tulis menulis ,sangat aku rasakan.Benar kata pak No.ada karena sibuk,males,capek,dll sak dmbrek untuk alasan.
Semoga di usia yg masih muda ini,terus lanjutkan kreasi dan aktivitas menulis pak No.
Maaf ini hanya goresan dikit,maaf salah kata tentu ada.
Iya mas, terima kasih sudah berkenan membaca. Iya usia diatas 50 tahun harus hati-hati jaga kesehatan.
BalasHapus