Senin, 06 Juni 2022

Bedah Literasi bersama Okky Madasari

Hari ini  saya tidak ke kantor  , karena harus menghadiri  undangan  Bapak Kadin di Ruang Rapat Dinas Dikpora.  Intinya adalah koordinasi mengenai penataan tenaga guru  di Kab. Magetan. 

Ini luar biasa sangat bermanfaat  bagi kami. Dengan ini sekolah terbantukan untuk  mengurai  benang ruwet mengenai  ketenagaan. Yang kurang akan mendapatkan  bantuan, yang kelebihan  akan di mutasi ke sekolah lain sehingga  bisa sertifikasi. 

Rapat dipimpin  bu Sekdin hingga sekitar pukul 10. Kemudian  harus selesai dan menuju  Pendopo  Surya  Graha. Disini Bapak Bupati menghadirkan  penulis-penulis hebat dan guru  pembina  penulis berprestasi. 

Kehadiran beliau -beliau  ini disetting dalam. Acara bedah literasi  oleh mbak Okky Madasari. Seorang  penulis  hebat asal Magetan yang kini  mendapatkan  beasiswa  doktor  di Singapura. 

Dalam sambutannya  Bapak Bupati  menyampaikan  kehebatan  beliau,  S1 di UGM , S2 di UI dan S3 di Universitas Nasional Singapura,  termasuk  sekolah  Top  di sana.  

Okky Puspa Madasari yang lebih dikenal sebagai Okky Madasari adalah seorang pengarang Indonesia pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012 untuk novel ketiganya, Maryam di usia 28 tahun dan menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut. 

Kelahiran: 30 Oktober 1984 (usia 37 tahun), berasal dari Kabupaten  Magetan. 
Aliran sastra: 2000-an 
Genre: novel, novel anak, cerpen, esai
Hasil karyanya; Entrok, Pasung Jiwa, Maryam, Mata di tanah Melus, Kerumunan terakhir,  dll.

Novel "Entrok" bercerita tentang kehidupan seorang perempuan yang hidup dalam kemiskinan. Namun, hidup dalam kemiskinan tidak membuatnya putus asa dan menyerah pada keadaan. Justru, kemiskinan membuatnya memiliki semangat juang yang tinggi agar mampu memiliki kehidupan yang lebih baik. Saya ingat ibu saya, karena beliau dulu memakai ini. 

Waktunya mbak Okky  menyampaikan  presentasi  mengenai  literasi  akan  berdampak  pada kemajuan ekonomi.  

Gaya bertuturnya cepat,  teteh, lancar , tampak kecerdasannya linier dengan kemampuan  berbicaranya. Didukung paras wajahnya yang cantik dan beliau mengenakan busana batik Magetan  tapi didesain seperti  pakaian  yang dikenakan  anak-anak  muda.  Tampak beliau  sebagai seniman yang "nyentrik".

Saya mengikuti  acara dari belakang,  bersama  KS yang lain.  Jauh  dari mbak  Okky berdiri menyampaikan orasi.
Novel "Entrok" bercerita tentang kehidupan seorang perempuan yang hidup dalam kemiskinan. Namun, hidup dalam kemiskinan tidak membuatnya putus asa dan menyerah pada keadaan. Justru, kemiskinan membuatnya memiliki semangat juang yang tinggi agar mampu memiliki kehidupan yang lebih baik.

Setelah sampai  diforum  diskusi,  Bapak Bupati  menyebut  nama saya untuk  memandu  acara.  Setengah  tidak siap,   saya maju  mohon ijin  memandu  acara diskusi. 
Benar  kata  Bapak  Bupati  bahwa  orang-orang  Magetan  itu  secara  umum  inferior, mungkin termasuk saya. 

Bapak Bupati  dengan cara menulis ingin mengubah  inferior menjadi superior. 

Dari jauh  saya merasakan  dengan tulisan  Bapak Bupati, kami merasa  tercerahkan,  tercerdaskan,  dan memberikan  pembelajaran  pada kita semua.  

Dengan Bapak  Bupati  menulis,  kami mengetahui   pemikiran-pemikiran  beliau  untuk  kemajuan  Magetan,  untuk  merubah Magetan menjadi terdepan.  Untuk merubah perekonomian Magetan  di masa depan menjadi lebih baik. 
Kami tahu pemikiran  beliau tentang anak yatim, janda-janda yang sudah tidak punya siapa-siapa, dan lain.

Apa saja yang dituliskan  beliau terkesan benar , jelas , mengalir  enak dibaca sampai di hati pembacanya.

Dari tulisan  beliau saya juga mengetahuinya  betapa beliau  itu suka membaca, banyak literatur yang dibaca, sehingga terkesan penulis  itu tau apa saja, atau tahu tentang banyak hal. 

Itulah bisa dikatakan tulisan  itu  memiliki  kekuatan  yang luar  biasa  yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. 

Dalam forum  diskusi dan tanya jawab,  ditanyanyakan  oleh peserta  antara lain yang mewakili  adalah Dio dari SMA 1 Magetan,  Bu Mamik dari SMP1  Magetan,  pak Sarno dari SMA 1 Maospati,  bu Suwarni dari MAN Panekan,  pak Setiawan dari Ponorogo,  pak Jarwa dari SMP 2 Karangrejo, bu Anik Rofaida dari SMP 2 Maospati , pak Seno dari SMP 2 Parang dll. 

Sebenarnya  masih banyak penanya yang rindu ingin bertanya, tetapi karena terbatasnya  waktu, maka harus menyimpannya. 

Isi pertanyaan  secara umum adalah bagaimana  memumbuhkan  minat baca dan minat menulis?.  Bagaimana  menjadi penulis  yang hebat?,  bagaimana  kita bisa konsisten menulis?. Bagaimana  literasi di Magetan  terus menggema seantero jagad raya? 
Bagaimana  hubungannya  menulis dengan ekonomi?

Semua pertanyaan  dijawab dengan baik oleh mbak Okky sebagai  narasumber  pada acara hari ini. 

Salah satu penanya  dari SMA 1 Maospati menyebut  anak saya yang bernama Hindun menulis Novel "Hallo." Beliau mengapresiasi  baik,  mulai dari pemilihan kata  (diksi) dan lompatan  gaya bercerita dan sebagainya. Beliau juga mengajak  menghargai  hasil karya anak-anak  Magetan  yang luar biasa.

Hindun tidak bisa ikut berkarir  dalam hal menulis di Magetan,  karena melanjutkan  perjalanan kuliah di Kedokteran  Gigi Unair.  Tetapi passion  menulisnya tetap berlanjut walau di Surabaya.  Ketika  habis Ospek lalu,  Dia memenangkan lomba menulis sain di tingkat Universitas. 

Akhirnya  ditunjuk Universitas mewakili  lomba menulis  ilmiah  di tingkat  Nasional,  tinggal pengumuman,  semoga beruntung. Kalau beruntung  , Dia dibebaskan dari kewajiban menyusun skripsi di S1 FKG Unair. 

Kembali pada diskusi literasi,  mbak Oky yang asli dari Sukomoro  ini memiliki  pengalaman yang luar biasa  dalam menulis.  Beliau menulis lebih dari 15 tahun. 

Menulis itu  perlu kesabaran, telaten untuk  tangannya  menari- nari di atas  tut  laptop  atau mungkin keypad  hp. Itu semua selesai,  dengan berakhir di tangan pembacanya. Terkesan di hati dan menimbulkan  perubahan menatap masa depan yang lebih baik.

Menulis  itu berarti mengorbankan waktu  "santai-nya".  Akan tetapi  memanfaatkan  waktunya dengan baik  sehingga  menghasilkan sebuah karya. Puas, bangga,  bahagia  itu bayarannya, yang tak terbilang  harganya.

Tak terasa  sudah sampai pukul 13.00 maka segera kami akhiri  dengan kesimpulan. 
1. Agar  Magetan  tetap sebagai kabupaten  literasi,  adalah menjadi tugas kita bersama  untuk terus menulis menghasilkan karya.
2. Agar gema literasi terus terdengar diluar daerah, maka menjadi tugas kita bersama  untuk mempublikasikan cerita baik tentang literasi di media sosial. 

3. Kita hargai hasil  karya anak Magetan,  apa dan bagaimanapun  kualitas  tulisannya.  

4. Untuk  meningkatkan  kualitas tulisan kita adalah dengan membaca hasil karya  penulis-penulis hebat. Karena penulis yang hebat adalah pembaca terbaik.

Dan yang terakhir,  acara seperti ini bisa diadakan setidaknya  3 bulan sekali. Senang sekali saya bisa mengikuti  acara seperti ini,  bertemu  dengan para penulis dan orang-orang pejuang  literasi.

Demikian catatan refleksi saya, ada salah dan kurangnya mohon dimaafkan dan jangan diceritakan. Ada baiknya mari dipublikasikan.


Magetan,  7 Juni 2022









17 komentar:

  1. Mantab dan luar biasa ulasannya Kanda. Memang menulis itu mencerdaskan, sebagai pembaca juga tercerdaskan. Saya juga teringang, tertegun dengan istilah bapak Bupati bahwa menulis itu memonopoli kebenaran. Mari kita buat narasi untuk Magetan dengan gema literasi bersama agar kabupaten Magetan benar2 sebagai kabupaten literasi

    BalasHapus
  2. Terima kasih Dimas Sukadi, sudah berkenan mampir di sini

    BalasHapus
  3. Semoga Magetan bisa mewujudkan
    Mimpi untuk menjadi kota literasi. Horass semangat...

    BalasHapus
  4. Keren pak. Saya harus banyak belajar dari Bapak. Perkenalkan saya Mispalah dari Lombok Timur, peserta BM gel.25

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu Mispalah, perkenalan diterima dengan baik, saudaraku sebangsa setanah air.

      Hapus
  5. Keren pak. . Semoga bisa menular kepintaran mba Okky dalam menulis ke saya. .. 😁😁

    BalasHapus
  6. Inspiratif untuk anak-anak Magetan

    BalasHapus
  7. hebat banget bapak, pengalaman berharga sekali

    BalasHapus
  8. Mantap tulisannya Pak, enak dibaca dan mudah dipahami

    BalasHapus