"Dengan mata kepala saya sendiri saya menyaksikan, orang orang sukses itu, orang orang kaya itu, yang saya temui , dalam pekerjaan saya rata-rata sopannya luar biasa, tidak sombong. Mari kita buang sifat sombong tetap bekerja keras tapibtetap menghargai orang lain, siapapun Dia."
Kutipan tersebut ada di Reel Helmi Yahya. Hati nurani saya 100% menyetujui dan ingin menyesuaikan dan belajar dengan akhlak itu.
Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk tidak sombong. Menghargai orang lain. Bahkan mengecam orang yang sombong. Jika dihati seseorang ada sifat sombong walapun seberat biji sawi maka akan dimasukkan ke neraka.
Menakutkan bukan. Jadi sombong itu tak ada manfaatnya sama sekali. Bahkan rugi bagi pelakunya.
Orang yang doanya tidak dikabulkan
1. Makan barang haram
2. Seneng ngrasani, membicarakan orang lain.
3. Orang yang punya hati dengki, kemethak.
Sombong itu termasuk juga kemethak itu. Tapi tahukah anda devinisi sombong itu?
Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.
Kembali pada yang disampaikan Helmi Yahya kecuali tidak sombong salah satu tabiat orang sukses itu sopannya luar biasa.
Sekarang ini saya bertugas di sekolah yang berslogan SIP, Santun Inovatif Peduli. Ada dua nilai karakter yang diidolakan disini yaitu santun dan peduli.
Santun itu menghargai orang lain dalam berkata, dan bertingkahlaku, malah menempatkan satu level di bawah orang lain. Intinya memuliakan orang lain.
Peduli juga begitu memperhatikan orang lain. Sekarang sikap peduli itu juga mahal. Coba kalau kita perhatikan orang orang yang sedang duduk bersama, mereka tenggelam dalam gadgednya masing-masing. Mereka sedang tenggelam dalam diskusi dengan dunia maya yang menembus batas.
Oleh karena itu perlu kita hidupkan kembali sikap peduli ini demi kebersamaan dan kerukunan antar umat manusia.
Jangan lupa kita semua adalah bersaudara, sama-sama keturunan Nabi Nuh, sama-sama keturunan Nabi Adam.
Semoga kita bisa.
Magetan, 6 Juli 2022
Termasuk dalam suasana
Alhamdulillah
BalasHapusSiip
BalasHapus