Sampai desa Mantren hatiku menjerit, nafasku terhenti, mataku membelalak karena menyaksikan sebuah pemandangan yang membuat miris.
Seorang Ibu Guru menyebrang jalan dengan sepeda motornya. Ketika dapat 3/4 jalan tiba-tiba motornya berhenti, saya lihat dari jauh ternya belanjaan sayurnya jatuh. Ya Allah.
Sementara dari arah selatan ada Bus Sumber Kencono dengan kecepatan tinggi.
Untung Ibu itu segera terkontrol kesadarannya dan kembali memutar gas, dan motornya segera lari ke pinggir. Selamatlah , alhamdulillah.
Setelah aman kembali Ibu itu mengambil sayurnya yang jatuh itu. Jadi ingat istriku kalau nggak bisa masak , beli sayur kemudian dicantolkan di sepeda motornya.
Ya Itulah emak-emak pahlawan keluarga, demi cintanya pada keluarga, demi sayur yang jatuh hampir saja nyawa terenggut.
Saya tidak tahu bagaimana tangisan anaknya kalau si Ibu tadi terlanggar Bus.
Saya menuliskan ini karena ingat terus peristiwa ini, 2 minggu yang lalu saya bersama Guru SMP 2 Karangrejo menolong kecelakaan yang terjadi di depan sekolahku.
Bukan murid atau teman guru, tetapi pengendara lain, pegawai kantor kecamatan yang tertabrak sepeda motor. Keduanya kami pinggirkan sebelum keduanya dilarikan ke puskesmas terdekat.
Pesan dari tulisan ini , berhati-hatilah berkendaraan di jalan , kadang kita mengejar yang sedikit tetapi kehilangan banyak , resikonya maut.
Kita cari wah, pujian orang lain, bahkan kadang umpatan yang didapatkan karena tidak sopan di jalan.
Mari sopan di jalan karena itu menjadi parameter akhlak dan peradaban suatu bangsa.
Semoga kita berumur panjang, tidak mati sia-sia karena ulah yang tidak genah di jalan raya.
Magetan, 11 Oktober 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar