Dalam pergaulan sehari-hari kadang karena kedudukan karena kekayaan dan status sosial membuat kurang respek dalam atending. Padahal kita ini sama di mata Allah. Semuanya tak lebih dari seorang hamba. Hamba yang paling mulia adalah hamba yang terpilih untuk menjadi kekasihnya. Kekasih Sang Maha Kuasa. Mereka adalah waliyulloh.
Jadi menurut saya janganlah merendahkan siapa saja. Kita akui kita ini rata. Jangan takut, jangan rendah diri jangan bersedih, jangan cemas. Yang penting kita produktif dalamg kebaikan
Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang mereka dalam keadaan beriman maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim terhadapnya dan tidak pula khawatir akan pengurangan haknya. (QS. Toha 112).
Jadi manusia itu tidak bisa dirugikan sedikit pun. Ruginya kalau kita berbuat kejahatan. Karena kita akan dibalas di hari akhir nanti.
Oleh karena itu di dunia ini penuh tipu daya syaiton yang nenyesatkan dari berbagai dimensi kehidupan. Yang kaya dibuat kikir, yang beramal dibuat riya' , yang bersih dibuat merasa suci hingga menghina orang orang kotor, yang kuat dibuat menganiaya, yang pintar dibuat sombong, yang miskin dibuat tidak sabar, yang sakit dibuat resah berkeluh kesah, sumpah serapah.
Kadang sesekali mari berfikir jauh menerobos batas kehidupan antara dunia dan akhirat, kalau kita sudah mati, kita tidak bisa melakukan apa apa, kita akan kemana?, mencari siapa?, kalau lapar bagaimana? Kalau panas berteduh dimana? Kalau dingin berselimut apa? Adakah disana pohon besar yang rimbun daunya, adakah buah-buahan yang bisa dipetik buahnya untuk dimakan? Adakah sungai yang bisa diminum airnya?
Kalau melanjutkan pemikiran seperti ini membuat gelisah tidak bisa tidur, tapi bisa memotivasi beribadah , menahan amarah, mengendalikan tingkah. Akhirnya menyesuaikan diri dengan kata hati untuk berbenah diri. Belajar ilmu agar selamat agar tak lapar dan haus, tak panas dingin berteman orang-orang baik, dan disayangi oleh Tuhan.
Kadang terlintas perilaku salah di masa lalu, astagfirullah, subhanalloh, untung hati kita diarahkan untuk dekat dengan orang- orang baik, orang yang selalu berada ditempat baik.
Mereka semua orang yang cerdas, yang selalu ingat mati, yang menyiapkan diri untuk kehidupan akhirat, agar tidak lapar dan haus, agar jadi orang kaya di sana. Agar bahagia yang sesungguhnya, selamanya.
Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Mereka mengatakan: ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah : 25). Wallahu a’lam.
Magetan, 28 Agustus 2021
Alhamdulillah
BalasHapusBetul, Pak. Kita jangan merasa lebih baik dari orang lain. Merendah lebih baik. hehe
BalasHapusSedang belajar kearah itu pak Supadilah
HapusSangat menginspirasi, Saya terkadang suka sedih ketika berada dilingkungan yg baru dimana saya belum begitu mengenal mereka. Apalagi kalau tatap matanya itu begitu merendahkan kita.
BalasHapusPadahal rata ya.... hehe, semangat tidak usah minder tapi tetap hormat pada siapa saja yang pantes di hormati dan di hargai
BalasHapusMenginspiras. Pada dasarya manusia sama dihadapan Allah SWT. Yg memnbedakan adalah taqwanya. Berbahagialah org yg bertakwa sll berbuat dan berbagi kebaikan dan slg mengingatkan dlm.kesabaran
BalasHapusTerima kasih Pak Haji
HapusTrima kasih.. matur nuwun motivasinya pak Parno, smg kita tergolong umatNYA yg sllu belajar dan terus belajar memperbaiki diri dalam beribadah kepadaNYA. Aamiin2 YRA
BalasHapusMjih sami sami
HapusKajian yang sangat menginspirasi.. Terima kasih
BalasHapusTerima kasih
HapusSANGAT MENGINSPIRASI DAN MEMOTIVASI. MAANTWB
BalasHapusTerima kasih ya
Hapus