Untuk menjawab kedua kebingungan ini mungkin uraian berikut ini bisa membantu.
1. Anda bisa memulai dari apa yang anda ketahui. Hal ini bisa diperoleh karena melihat, membaca atau mengalaminya sendiri. Untuk penulis pemula tidak usah berbicara masalah mutu tulisan. Menulis saja terus setiap hari nanti mutu dan rezeki akan mengikuti. Kalau Omjay mengatakan menulislah setiap hari dan buktikan apa yang akan terjadi. Ini dikatakan sebagai mantra Omjay. Terbukti, gara gara menulis beliau sudah pergi keluar negeri naik pesawat gratis.
2. Tulislah apa yang anda kuasai. Kalau anda menguasai mengenai permasalahan tertentu, apa yang akan anda tuliskan akan mengalir deras seperti air sungai. Anda sudah tidak perlu berfikir untuk menuliskannya, yang anda perlukan adalah HP dan pantat saja. Dimanapun anda bisa menulis, apabila anda mempraktekkan hal ini, rasanya tidak ada waktu terbuang sia sia.
Ada 2 kegiatan gila seorang penulis. Gila membaca dan gila menulis. Penulis adalah orang yang paling gila dalam hal ini karena itu dia juga gila membeli buku. Mereka adalah orang yang paling gila membeli buku. Di rumahnya ada rak buku untuk mendokumentasikan buku-bukunya, baik buku hasil karyanya maupun buku hasil membeli, atau buku hadiah dari sesama penulis.
3. Tulislah apa yang anda impikan. Artinya anda menuliskan sesuatu yang akan Anda raih. Dengan menuliskannya anda memiliki semangat yang besar sahingga memiliki kekuatan besar untuk mencapainya. Akhirnya semangatnya menggebu gebu.
4. Tulislah apa yang anda hayalkan. Dalam dunia menulis ini termasuk tulisan fiksi. Apabila kecerdasan ini berkembang maka Anda akan bisa menjadi penulis novel. Untuk yang ke 4 ini menurut saya lebih sulit dibandingkan yang nomor 1, 2 dan 3.
Untuk mengembangkan ketrampilan ini maka perlu membaca hasil karya tulisan fiksi milik orang lain.
Tulisan seseorang menggambarkan seberapa tinggi pengetahuannya, seberapa dalam ilmunya dan seberapa luas wawasannya. Oleh karena itu penulis harus senantiasa menambah ketinggian pengetahuannya, kedalaman ilmunya dan keluasan wawasannya. Bagaimana caranya? Banyak cara yang bisa ditempuh dan banyak jalan yang bisa dilalui antara lain dengan melanjutkan sekolah, membaca buku, mengikuti webinar, bergaul dengan orang orang berilmu dan menuliskan ilmunya.
Semakin kesemuanya bertambah akan semakin mudah untuk menuliskannya.
5. Milikilah keberanian. Artinya seorang penulis, jangan takut salah, takut dikritik, takut tidak dibaca orang, takut tidak bermutu dan sebagainya. Bagi seorang penulis dikritik itu biasa, kurang tanda baca, banyak typo. Tuliskan saja apa yang anda inginkan, yang penting tidak mengandung unsur sara, menyinggung perasaan orang lain, menyalin tulisan orang lain dan sebagainya.
Bagi penulis sejati, tidak akan pernah memberikan kritik, mereka lebih suka memberikan masukkan, itupun kalau diminta. Mereka lebih suka memotivasi tidak takut tersaingi. Mereka menyebarkan virus gila. Gila membaca, gila menulis dan gila membeli buku.
Misinya membuat orang gila juga. Gila membaca, gila menulis dan gila membeli buku. Sebab menurutnya itulah awal kemajuan peradaban manusia.
6. Menulislah dengan tujuan yang jelas dan baik. Tujuan itu akan memberikan arah tulisan anda. Baik itu akan membuat tulisan anda bermanfaat. Keduanya akan mempresentasikan performance Anda, akan mencerminkan akhlaq Anda dan akan menggambarkan image penulisnya.
7. Letakkan "cangkir pengetahuan" Anda di bawah, agar orang lain bisa menuangkan "teko pengetahuannya" kepada diri Anda. Artinya penulis jangan bersifat sombong kemudian duduk di singgasana kesombongan, seolah paling pintar diseluruh dunia. Kita harus menyadari bahwa diatas awan ada langit diatas langit ada bintang diatas bintang ada yang menciptakan bintang. Dan pencipta bintang tidak suka pada orang yang duduk disinggasana kesombongan.
8. Berbahagialah menjadi penulis, karena karena suara Anda akan didengarkan sejauh penjuru dunia, nama Anda akan dikenang sepanjang masa, karena menulis itu pekerjaan keabadian yang mengabadikan ilmu dan peradaban.
9. Berdoalah Robbi habli hukma wa alhikni bisholihin. Ini doanya Nabi ibrahim agar diberikan anugrah hikmah. Hikmah itu adalah ilmu. Nabi Sulamin pernah disuruh memilih antara ilmu dan kerajaan. Kemudiaan Nabi Sulaiman memilih ilmu akhirnya keduanya didapatkan, ilmu dan kerajaan.
Demikian semoga ada sari yang bisa dipetik, ada hikmah yang barokah , ada ilmu yang bermutu dari hasil karya kita untuk kemajuan bersama.
Magetan, 18 Juni 2021
Selalu berbagi dalam kebaikan
BalasHapusMenginspirasi setiap yg membaca , walau sy belum mampu menulis ,tetapi selalu ada hikmah yg sy dpat , tks pak Suparno yg selalu bijak dan humble
Terima kasih, kalau boleh tahu nama siapa ya. Saya lihat profil nya belum tampak
HapusArtikel yang benar2 menambah wawasan. Mantap Pak.
BalasHapusTerima kasih bu May
HapusTerimakasih pak suportnya, maaf baru sempat buka blognya. Firus literasi yang luar biasa, semoga Alloh selalu melindungi klg Bapak sehat selalu , Aamiin
BalasHapusTerima kasih bu Mulyoharti yabg baik hati
HapusSiiiip....
BalasHapus