Beberapa bulan lalu di desa- desa orang memakai masker, ke masjidpun pakai masker, jaga jarak iyaa. Tetapi akhir- akhir ini kesadaran masyarakat melemah. Yang saya katakan masyarakat adalah orang- orang desa. Mereka mengira yang kena itu hanya orang -orang kota. Karena orang desa, tidak kemana-mana. Mobilitasnya hanya rumah - sawah - masjid.
Kalau sedang mencangkul disawah seorang diri silahkan tidak memakai masker. Tapi kalau sedang bersama sama untuk jaga diri mari memakai masker.
Terutama kalau sedang ke Masjid, mari pakai masker, jangan sampai menunggu kena, baru menerapkan protokoler kesehatan. Seperti baleho yang dipasang Bapak Bupati diselatan pasar baru itu, "Jangan menunggu positif baru protokoler kesehatan."
Mari semuanya memberikan contoh pakai masker, kemana-mana pakai masker, berat memang tapi lebih berat lagi kalau kita terinveksi. Biayanya mahal resikonya meninggal.
Mari semuanya memakai masker, ini bagian dari dakwah. Suka tidak suka, mau tidak mau, mari memakai masker. Agar aman.
Saya kemarin mau berkunjung ke keponakanku yang melahirkan, di desa sebelah, ternyata di semua jalan di desa itu ditutup, lockdown, karena banyak warga yang terkena. Sehingga kami "balik kucing", akhirnya tidak jadi, dan pulang.
"Om kamu pake masker terus lho ya, dan selalu bawa hand sanitiser ", kata bu Parno pada om Umar , seorang penjual sayur langgananya di pagi hari.
Istriku sangat disiplin pake masker, hingga berani berdakwah mengajak orang-orang desa memakai masker.
Terinspirasi itu nanti di Masjid saya umumkan lagi pada seluruh jamaah untuk menggunakan masker.
Semoga pandemi segera berlalu, agar kita bisa beraktivitas apa saja agar roda ekonomi tetap berjalan maju.
Magetan, 18 Juni 2021
Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua nggih..
BalasHapusTulisan yang selalu enak dibaca.
BalasHapusTerima kasih bu May
BalasHapusAamiin, semoga kita selalu dalam lindunganNYA
BalasHapusterima kasih
Hapus